Press Release Nomor: 830/ XII / HUM.6.1.1./ 2025/ Bidhumas — Selasa, 2 Desember 2025
Lampung Selatan, (Sumateranewstv. Com) — Upaya Polri dalam memperkuat ketahanan pangan nasional kembali menjadi sorotan publik setelah Wakapolri Komjen Pol. Dedi Prasetyo bersama Kapolda Lampung Irjen Pol. Helfi Assegaf mendampingi Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dalam agenda strategis Penanaman Jagung Menuju Swasembada Pangan di wilayah Lampung Selatan, Selasa (2/12/2025). Kegiatan ini menjadi bukti konkret bahwa Polri kini tidak hanya menjalankan fungsi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, tetapi juga terlibat langsung sebagai motor penggerak penguatan pangan nasional yang memiliki dampak luas bagi masyarakat.
Keterlibatan Wakapolri dalam agenda tersebut menunjukkan keseriusan Polri untuk mengambil peran aktif dalam program ketahanan pangan yang telah dicanangkan pemerintah. Di tengah ketidakpastian global, fluktuasi harga pangan dunia, serta ancaman krisis pangan, langkah ini dinilai sangat strategis dan relevan. Polri ikut memastikan bahwa Indonesia mampu menghadapi tantangan tersebut melalui penguatan produksi dalam negeri, khususnya komoditas jagung yang menjadi salah satu kebutuhan pokok sektor peternakan dan industri.
Apresiasi Menko Pangan atas Sinergi Polri
Dalam sambutannya, Menko Pangan Zulkifli Hasan memberikan apresiasi tinggi kepada Polri atas komitmen dan kontribusinya dalam mendukung percepatan produksi jagung nasional. Menurutnya, Lampung merupakan salah satu provinsi dengan potensi terbesar di sektor pertanian, khususnya jagung, sehingga perlu digarap secara lebih serius dan terintegrasi.
“Lampung memiliki potensi luar biasa. Penanaman jagung harus menjadi gerakan bersama agar Indonesia mencapai swasembada pangan. Polri telah memberi contoh bagaimana institusi negara dapat terlibat langsung dalam memperkuat produksi nasional,” ujar Menko Pangan.
Zulkifli Hasan menegaskan bahwa adanya dukungan langsung dari Polri mampu meningkatkan rasa optimisme bahwa program swasembada pangan dapat terwujud lebih cepat dari target yang telah ditetapkan pemerintah. Dengan kerja terkoordinasi antara petani, pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga institusi keamanan seperti Polri, sektor pangan nasional akan berada dalam kondisi yang jauh lebih kuat dan stabil.
Komitmen Wakapolri: Ketahanan Pangan Adalah Kerja Bersama
Wakapolri Komjen Pol. Dedi Prasetyo turut menegaskan kembali komitmen Polri dalam mendukung penuh kebijakan pemerintah, khususnya terkait penguatan pangan nasional. Menurutnya, Polri memahami bahwa persoalan pangan bukan hanya berkaitan dengan produksi, tetapi juga menyangkut stabilitas keamanan dan kelancaran distribusi komoditas di berbagai daerah.
“Polri siap mendukung seluruh kebijakan pemerintah, termasuk menjaga stabilitas keamanan agar proses produksi dan distribusi pangan berjalan lancar. Ketahanan pangan ini bukan hanya program, tetapi kerja bersama yang terus kami akselerasi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa program ketahanan pangan yang dijalankan Polri sejauh ini terbukti memberikan dampak signifikan, baik bagi petani maupun bagi ketersediaan stok pangan nasional. Dengan adanya dukungan dari aparat keamanan, kegiatan bertani dan distribusi pangan dapat berjalan tanpa hambatan.
Polri sebagai Pendorong Utama Produksi Jagung Nasional
Salah satu capaian terbesar Polri dalam program ketahanan pangan adalah kontribusinya terhadap peningkatan produksi jagung nasional. Berdasarkan data yang disampaikan Bidhumas, Polri telah berhasil memetakan potensi lahan untuk pengembangan jagung yang mencapai 1.378.608,67 hektare. Lahan ini terdiri dari dua kategori, yaitu:
- 881.743,02 hektare lahan produktif
- 496.865,65 hektare lahan baku sawah (LBS)
Data tersebut menunjukkan bahwa Polri tidak sekadar menjalankan program penanaman, tetapi juga melakukan pemetaan yang komprehensif terhadap potensi pertanian di berbagai wilayah Indonesia. Pemetaan ini penting untuk memastikan bahwa seluruh lahan dapat dimanfaatkan secara optimal dan terencana.
Dari total potensi tersebut, Polri kini telah menggarap dan menanami 633.945,06 hektare yang terdiri dari 518.994,39 hektare lahan produktif serta 114.950,67 hektare lahan baku sawah. Luasan ini mencakup berbagai wilayah di Indonesia, termasuk daerah terpencil dan rawan konflik, yang selama ini sulit dijangkau oleh program pemerintah.
Dalam menjalankan program tersebut, Polri tidak bekerja sendirian. Mereka menggandeng dan membina 30.548 kelompok tani yang melibatkan 602.208 petani. Keterlibatan masyarakat dalam jumlah besar ini menjadikan program ketahanan pangan bukan hanya program Polri, tetapi gerakan sosial yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menguatkan cadangan pangan nasional.
Capaian Panen Tinggi: Bukti Komitmen dan Akselerasi Program
Program Polri ini menghasilkan capaian signifikan sepanjang 2025. Pada Kuartal I hingga III, Polri mencatat hasil panen sebesar 2.835.173 ton jagung. Angka ini jauh di atas ekspektasi awal dan menunjukkan efektivitas program ketahanan pangan yang telah dijalankan.
Sementara itu, penanaman pada Kuartal IV yang tengah berlangsung di lahan seluas 412.898,32 hektare diproyeksikan menghasilkan panen 1,65 hingga 4,12 juta ton jagung. Jika proyeksi ini tercapai, maka kontribusi Polri terhadap cadangan pangan Indonesia akan semakin signifikan dan mampu menekan impor jagung secara drastis.
Keberhasilan panen ini memberikan dampak langsung bagi Bulog dan industri pakan nasional. Dengan meningkatnya pasokan jagung dalam negeri, harga komoditas menjadi lebih stabil, petani mendapatkan keuntungan yang lebih baik, dan ketergantungan pada pasokan luar negeri dapat ditekan.
Kontribusi Khusus Polri di Lampung Selatan
Provinsi Lampung menjadi salah satu wilayah yang mendapat perhatian khusus dalam program ketahanan pangan Polri. Pada Kuartal IV, penanaman jagung dilakukan di lahan seluas 1.054,10 hektare di 15 kabupaten/kota dengan estimasi hasil produksi mencapai 4.216,40 ton.
Khusus pada kegiatan hari ini, penanaman dilakukan pada lahan seluas 89 hektare yang berada di Desa Ruguk dan Desa Pisang, Kecamatan Penengahan. Dari lahan tersebut, estimasi panen mencapai 267 ton jagung. Angka tersebut cukup besar mengingat intensitas produksi di daerah tersebut terus ditingkatkan dengan dukungan penuh dari Polri, pemerintah setempat, serta kelompok tani.
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyampaikan bahwa kondisi harga jagung saat ini sangat menguntungkan petani. Dengan harga yang stabil dan daya serap pasar yang tinggi — khususnya dari industri pakan ternak ayam di Lampung — petani dapat memperoleh penghasilan hingga Rp5 juta per bulan.
“Petani tidak perlu khawatir, serapan jagung di Lampung kuat dan stabil,” ungkap Gubernur.
Panen Polri Perkuat Stok Bulog Nasional
Salah satu efek terbesar dari program Polri adalah meningkatnya stok jagung yang berhasil diserap oleh Perum Bulog. Hingga 1 Desember 2025, Bulog telah menyerap 99.185 ton jagung dari lahan binaan Polri, atau setara dengan 67,3% dari kapasitas total gudang nasional sebesar 147.483 ton.
Untuk Provinsi Lampung sendiri, penyerapan jagung mencapai 19.724 ton, atau 84,8% dari target 23.250 ton. Angka ini membuktikan bahwa produksi jagung Lampung memiliki daya serap tinggi dan sangat diperlukan oleh industri serta cadangan pangan nasional.
Polri turut mendukung upaya tersebut melalui pembangunan 18 gudang ketahanan pangan di 12 provinsi, masing-masing berkapasitas 1.000 ton. Di Lampung Selatan, gudang yang berada di Desa Purwotani, Kecamatan Jati Agung, dilengkapi dengan fasilitas mesin pipil jagung, vertical dryer, dan traktor tangan. Fasilitas ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses pascapanen seperti pengeringan dan penyimpanan dapat dilakukan secara optimal sebelum komoditas didistribusikan.
Polri Dorong Swasembada Pangan sebagai Gerakan Nasional
Keterlibatan Wakapolri dalam kegiatan penanaman jagung ini bukan sekadar seremonial. Polri telah menjadikan ketahanan pangan sebagai bagian dari misi besar nasional. Dengan pendekatan terstruktur mulai dari pemetaan lahan, penyediaan alat, pendampingan kelompok tani, hingga memastikan penyerapan hasil oleh Bulog, Polri membuktikan bahwa institusi kepolisian dapat mengambil peran besar di luar keamanan.
Program ini juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, tidak hanya dari sisi ketersediaan pangan, tetapi juga dari sisi ekonomi. Dengan meningkatnya produktivitas jagung, kebutuhan industri dan pasar domestik dapat terpenuhi tanpa harus bergantung pada impor. Hal ini berdampak pada stabilitas harga, kesejahteraan petani, dan ketahanan nasional.
Dengan komitmen yang terus diperkuat, Polri siap melanjutkan kontribusi strategisnya dalam memperkuat ketahanan pangan dan memastikan masyarakat Indonesia merasakan manfaat nyata dari program yang dijalankan. Program ini bukan hanya langkah jangka pendek, tetapi menjadi fondasi penting menuju kemandirian pangan Indonesia.
Laporan: Bidhumas Polri
Editor: Pariyo Saputra / Redaksi Sumateranewstv. Com

