Perayaan Natal Penuh Makna Bersama Warga Binaan Lapas Kelas IIA Kotabumi

KOTABUMI, Sumateranewstv. Com – Suasana penuh khidmat, haru, dan kebersamaan menyelimuti Aula Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kotabumi pada Rabu, 17 Desember 2025. Pada hari tersebut, Lapas Kelas IIA Kotabumi menggelar kegiatan Ibadah dan Perayaan Natal Bersama Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang beragama Kristen. Kegiatan rohani ini menjadi momentum penting dalam pembinaan spiritual warga binaan sekaligus wujud nyata pemenuhan hak beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Perayaan Natal yang berlangsung mulai pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB ini berjalan dengan tertib, lancar, dan penuh kekhusyukan. Warga binaan tampak mengikuti seluruh rangkaian ibadah dengan antusias dan penuh penghayatan. Lantunan puji-pujian, doa, serta firman Tuhan menggema di dalam aula, menghadirkan suasana damai dan penuh pengharapan di balik tembok pemasyarakatan.

Salam Pemasyarakatan dalam Semangat Natal

Kegiatan ini diawali dengan Salam Pemasyarakatan sebagai ciri khas setiap kegiatan resmi di lingkungan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan. Salam tersebut bukan sekadar ungkapan formal, melainkan simbol komitmen bersama untuk terus menjunjung tinggi nilai pembinaan, kemanusiaan, serta penghormatan terhadap hak asasi manusia, termasuk hak untuk menjalankan ibadah keagamaan.

Perayaan Natal bersama ini menjadi bukti bahwa Lapas Kelas IIA Kotabumi tidak hanya menjalankan fungsi penegakan hukum, tetapi juga mengedepankan aspek pembinaan kepribadian dan rohani warga binaan. Melalui kegiatan keagamaan seperti ini, diharapkan warga binaan mampu menemukan kembali makna hidup, menumbuhkan kesadaran diri, serta membangun tekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Dihadiri Tokoh Rohani dan Dipimpin Pendeta Berpengalaman

Ibadah Natal tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh rohani Kristen yang selama ini aktif mendampingi pembinaan spiritual warga binaan. Hadir sebagai tamu kehormatan, Pdt. Markus Sukamto selaku Ketua Rukun Sidang Majelis (RSM) Lampung Utara. Kehadiran beliau memberikan semangat tersendiri bagi warga binaan, karena menunjukkan perhatian dan kepedulian gereja serta masyarakat terhadap proses pembinaan di dalam lapas.

Sementara itu, ibadah dipimpin langsung oleh Pdt. Putut Riyadi dari Gereja Kristen Tritunggal Bandar Jaya yang bertindak sebagai pengkhotbah. Dengan gaya penyampaian yang hangat, sederhana, namun penuh makna, Pdt. Putut Riyadi mampu menyentuh hati para warga binaan. Firman Tuhan yang disampaikan tidak hanya bersifat teologis, tetapi juga aplikatif dan relevan dengan kehidupan warga binaan.

Antusiasme dan Kekhusyukan Warga Binaan

Seluruh rangkaian ibadah diikuti dengan penuh antusias oleh warga binaan pemasyarakatan yang beragama Kristen. Sejak awal hingga akhir kegiatan, mereka tampak khusyuk mengikuti setiap sesi, mulai dari puji-pujian, doa pembuka, pembacaan firman Tuhan, khotbah, hingga doa penutup.

Beberapa warga binaan bahkan terlihat menitikkan air mata saat lagu-lagu rohani dilantunkan. Momen tersebut mencerminkan betapa besar kerinduan mereka akan pengampunan, pemulihan, dan kesempatan untuk memperbaiki diri. Perayaan Natal ini menjadi ruang refleksi diri, tempat warga binaan merenungkan perjalanan hidup, kesalahan masa lalu, serta harapan akan masa depan yang lebih baik.

Tema Natal: Yesus Datang Untuk Memulihkan Keluarga

Tema yang diangkat dalam ibadah Natal kali ini adalah “Yesus Datang Untuk Memulihkan Keluarga”. Tema tersebut dipilih dengan pertimbangan mendalam, mengingat sebagian besar warga binaan memiliki latar belakang permasalahan keluarga, baik sebagai penyebab maupun dampak dari tindak pidana yang dilakukan.

Ayat firman Tuhan yang menjadi dasar renungan diambil dari Yohanes 10:10b yang berbunyi, “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Ayat ini menegaskan bahwa kehadiran Yesus membawa pengharapan, pemulihan, dan kehidupan yang baru, bahkan bagi mereka yang sedang berada dalam kondisi sulit.

Dalam khotbahnya, Pdt. Putut Riyadi menekankan bahwa Natal bukan sekadar perayaan seremonial, tetapi momentum untuk membuka hati menerima kasih Tuhan. Ia mengajak warga binaan untuk menjadikan Natal sebagai titik balik dalam hidup, dengan memperbaiki hubungan dengan Tuhan, keluarga, dan sesama.

Pesan Pemulihan dan Pengharapan

Melalui tema tersebut, warga binaan diajak untuk menyadari bahwa keluarga merupakan anugerah yang sangat berharga. Meski saat ini mereka terpisah oleh tembok lapas, namun pemulihan hubungan keluarga tetap dapat dimulai dari perubahan sikap dan pertobatan diri.

“Pemulihan keluarga dimulai dari pemulihan hati. Ketika hati dipulihkan oleh kasih Tuhan, maka hubungan dengan keluarga pun akan dipulihkan,” ungkap Pdt. Putut Riyadi dalam khotbahnya.

Pesan tersebut disambut dengan penuh penghayatan oleh warga binaan. Banyak di antara mereka yang berharap dapat kembali diterima oleh keluarga setelah menyelesaikan masa pidana. Melalui ibadah Natal ini, mereka memperoleh penguatan iman dan motivasi untuk terus berproses menjadi pribadi yang lebih baik.

Bagian dari Pembinaan Kepribadian Warga Binaan

Perayaan Natal bersama ini merupakan bagian dari program pembinaan kepribadian yang rutin dilaksanakan di Lapas Kelas IIA Kotabumi. Pembinaan kepribadian meliputi berbagai aspek, salah satunya pembinaan spiritual dan keagamaan.

Pihak Lapas menyadari bahwa pembinaan rohani memiliki peran penting dalam membentuk karakter warga binaan. Melalui penguatan iman, diharapkan warga binaan mampu mengendalikan diri, menumbuhkan kesadaran hukum, serta memiliki bekal mental dan spiritual yang kuat saat kembali ke tengah masyarakat.

Kegiatan keagamaan seperti ibadah Natal ini juga menjadi sarana untuk menciptakan suasana lapas yang kondusif, harmonis, dan humanis. Nilai-nilai kasih, pengampunan, dan toleransi yang diajarkan dalam ibadah diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di dalam lapas.

Dukungan terhadap Reintegrasi Sosial

Selain sebagai sarana pembinaan rohani, kegiatan ini juga mendukung proses reintegrasi sosial warga binaan. Reintegrasi sosial merupakan tujuan akhir dari sistem pemasyarakatan, yaitu mengembalikan warga binaan menjadi anggota masyarakat yang baik, taat hukum, dan bertanggung jawab.

Dengan adanya penguatan iman dan pemulihan hubungan keluarga, warga binaan diharapkan lebih siap secara mental dan spiritual untuk kembali berinteraksi dengan masyarakat. Keluarga yang pulih dan harmonis menjadi faktor penting dalam mencegah residivisme atau pengulangan tindak pidana.

Oleh karena itu, Lapas Kelas IIA Kotabumi terus berupaya menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk tokoh agama dan lembaga keagamaan, untuk mendukung pembinaan dan reintegrasi sosial warga binaan.

Makna Natal di Balik Tembok Pemasyarakatan

Perayaan Natal di dalam lapas memiliki makna yang sangat mendalam. Di balik keterbatasan ruang gerak dan kebebasan, Natal menjadi simbol harapan baru, kasih tanpa batas, dan kesempatan kedua bagi setiap insan.

Bagi warga binaan, Natal bukan hanya tentang perayaan, tetapi tentang penerimaan, pengampunan, dan perubahan hidup. Melalui ibadah ini, mereka diingatkan bahwa setiap manusia memiliki nilai di mata Tuhan dan selalu memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri.

Suasana kebersamaan yang terjalin dalam perayaan Natal ini juga memperkuat rasa persaudaraan antar warga binaan. Mereka saling menguatkan, berbagi harapan, dan bersama-sama memanjatkan doa untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Komitmen Lapas Kelas IIA Kotabumi

Lapas Kelas IIA Kotabumi berkomitmen untuk terus menghadirkan program pembinaan yang holistik dan berkelanjutan. Pembinaan tidak hanya difokuskan pada aspek keterampilan dan kemandirian, tetapi juga pada pembinaan mental dan spiritual.

Melalui kegiatan keagamaan seperti perayaan Natal ini, Lapas berharap dapat membentuk warga binaan yang tidak hanya patuh pada aturan, tetapi juga memiliki karakter, moral, dan nilai-nilai kemanusiaan yang kuat.

Dengan semangat Natal, diharapkan seluruh warga binaan dapat menjalani masa pidana dengan penuh kesadaran, kesabaran, dan harapan, hingga akhirnya mampu kembali ke tengah masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik.

Penutup

Perayaan Natal Bersama Warga Binaan Lapas Kelas IIA Kotabumi pada Rabu, 17 Desember 2025, menjadi momentum penuh makna dalam proses pembinaan pemasyarakatan. Melalui ibadah yang khidmat, tema yang menyentuh, serta dukungan dari para tokoh rohani, warga binaan memperoleh penguatan iman dan harapan baru.

Kegiatan ini sekaligus menegaskan bahwa sistem pemasyarakatan hadir untuk membina, memulihkan, dan memanusiakan manusia. Dengan semangat Natal dan Salam Pemasyarakatan, Lapas Kelas IIA Kotabumi terus melangkah dalam membangun pembinaan yang berorientasi pada perubahan positif dan reintegrasi sosial.

Editor: Pariyo Saputra // Redaksi Sumateranewstv. Com