Lampung Utara, Sumateranewstv. Com — Upaya pelestarian seni dan budaya daerah kembali mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Lampung Utara. Hal ini ditandai dengan diresmikannya Gelanggang Sekinci-Kinci Kabupaten Lampung Utara yang berlokasi di Pondok Pesantren Al Falah Minhajul Karomah, Desa Sawo Jajar, Kecamatan Kotabumi Utara, pada Selasa, 9 Desember 2025. Pembukaan gelanggang ini disambut antusias oleh masyarakat sebagai ruang baru yang strategis bagi generasi muda untuk mempelajari sekaligus menjaga warisan seni bela diri khas Lampung Utara.
Pembukaan gelanggang tersebut dihadiri langsung oleh Bupati Lampung Utara, Dr. Ir. Hamartoni Ahadis, M.Si, didampingi jajaran kepala dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lampung Utara. Turut hadir Camat Kotabumi Utara, Camat Sungkai Utara, Camat Sungkai Jaya, para kepala desa, tokoh adat, tokoh masyarakat, pimpinan pondok pesantren, serta perwakilan komunitas budaya dan pemuda. Kehadiran berbagai unsur tersebut mencerminkan sinergi lintas sektor dalam mendukung pelestarian budaya lokal.
Sekinci-Kinci sebagai Warisan Budaya Lampung Utara
Seni bela diri Sekinci-Kinci merupakan salah satu warisan budaya tak benda yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat Lampung Utara. Seni bela diri ini tidak hanya mengajarkan teknik pertahanan diri, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofis yang sarat dengan ajaran moral, etika, kedisiplinan, serta penghormatan terhadap sesama.
Dalam tradisi masyarakat Lampung Utara, Sekinci-Kinci kerap ditampilkan dalam berbagai acara adat, perayaan budaya, serta kegiatan kemasyarakatan. Gerakan-gerakannya yang khas mencerminkan ketangkasan, kekuatan, dan keseimbangan, sekaligus menjadi simbol jati diri masyarakat Lampung Utara. Namun, seiring perkembangan zaman dan masuknya berbagai budaya luar, eksistensi seni bela diri tradisional ini menghadapi tantangan serius.
Oleh karena itu, kehadiran Gelanggang Sekinci-Kinci dipandang sebagai langkah konkret untuk memastikan seni bela diri ini tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang secara berkelanjutan di tengah generasi muda.
Komitmen Pemerintah Daerah dalam Pelestarian Budaya
Dalam sambutannya, Bupati Lampung Utara Dr. Ir. Hamartoni Ahadis, M.Si menegaskan bahwa pembukaan Gelanggang Sekinci-Kinci merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Daerah dalam menjaga dan melestarikan kekayaan budaya daerah. Menurutnya, pelestarian budaya tidak cukup hanya dengan dokumentasi atau pertunjukan seremonial, tetapi harus didukung dengan wadah pembinaan yang berkelanjutan.
“Pembukaan gelanggang ini adalah langkah penting untuk menata ekosistem pelestarian budaya. Kita menyediakan wadah latihan yang aman, terstruktur, dan berkelanjutan, sehingga seni bela diri Sekinci-Kinci dapat terus hidup dan berkembang,” ujar Bupati.
Bupati juga menekankan bahwa identitas daerah merupakan aset berharga yang harus dijaga bersama. Seni bela diri Sekinci-Kinci bukan sekadar olahraga atau pertunjukan, melainkan bagian dari jati diri masyarakat Lampung Utara yang mencerminkan nilai-nilai luhur budaya lokal.
“Pemerintah Daerah berkomitmen untuk terus mendukung penguatan identitas daerah. Seni bela diri Sekinci-Kinci harus tetap hidup, berkembang, dan diwariskan lintas generasi,” tambahnya.
Peran Pesantren dalam Pembinaan Generasi Muda
Dipilihnya Pondok Pesantren Al Falah Minhajul Karomah sebagai lokasi Gelanggang Sekinci-Kinci memiliki makna strategis. Pesantren selama ini dikenal tidak hanya sebagai pusat pendidikan keagamaan, tetapi juga sebagai lembaga yang berperan penting dalam pembentukan karakter generasi muda.
Melalui keberadaan gelanggang ini, santri diharapkan dapat memperoleh pembinaan seni bela diri yang sejalan dengan nilai-nilai moral dan spiritual. Sekinci-Kinci tidak hanya melatih fisik, tetapi juga menanamkan sikap disiplin, tanggung jawab, serta penghormatan terhadap guru dan sesama.
Pimpinan Pondok Pesantren Al Falah Minhajul Karomah menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan Pemerintah Daerah. Menurutnya, gelanggang ini akan menjadi sarana positif bagi santri untuk mengembangkan potensi diri sekaligus mengenal dan mencintai budaya daerahnya sendiri.
Ruang Kolaborasi antara Pesantren, Komunitas, dan Pemerintah
Gelanggang Sekinci-Kinci Kabupaten Lampung Utara juga diproyeksikan sebagai pusat aktivitas budaya yang mendorong kolaborasi antara pesantren, komunitas seni bela diri, dan pemerintah. Kolaborasi ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem pembinaan yang kuat dan berkelanjutan.
Dengan adanya gelanggang ini, latihan Sekinci-Kinci tidak lagi dilakukan secara sporadis atau terbatas pada momen tertentu. Sebaliknya, seni bela diri ini dapat tumbuh sebagai bagian dari kehidupan sosial budaya masyarakat, khususnya generasi muda.
Pemerintah Daerah melalui dinas terkait akan berperan dalam mendukung penyediaan fasilitas, tenaga pelatih, serta program pembinaan yang terstruktur. Sementara itu, komunitas budaya dan tokoh adat diharapkan turut berperan aktif dalam menjaga keaslian nilai dan filosofi Sekinci-Kinci.
Mendorong Prestasi dan Partisipasi Masyarakat
Selain sebagai sarana pelestarian budaya, Gelanggang Sekinci-Kinci juga diharapkan mampu mendorong peningkatan prestasi di bidang olahraga tradisional. Dengan pembinaan yang berkelanjutan dan dukungan tenaga pelatih yang kompeten, Sekinci-Kinci berpotensi untuk tampil dalam berbagai ajang, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.
Bupati Lampung Utara menyampaikan harapannya agar seni bela diri Sekinci-Kinci tidak hanya dikenal sebagai warisan budaya, tetapi juga mampu berprestasi dan menjadi kebanggaan daerah. Partisipasi masyarakat, khususnya generasi muda, menjadi kunci utama dalam mewujudkan hal tersebut.
“Kita ingin Sekinci-Kinci tidak hanya dipertontonkan pada acara-acara tertentu, tetapi benar-benar hidup dan berkembang. Melalui gelanggang ini, kita berharap muncul atlet-atlet muda yang berprestasi dan mampu membawa nama Lampung Utara ke tingkat yang lebih luas,” ujarnya.
Antusiasme Masyarakat dan Generasi Muda
Pembukaan Gelanggang Sekinci-Kinci disambut dengan antusias oleh masyarakat Desa Sawo Jajar dan sekitarnya. Sejumlah pemuda dan santri tampak mengikuti rangkaian kegiatan dengan penuh semangat. Demonstrasi singkat seni bela diri Sekinci-Kinci yang ditampilkan pada acara pembukaan semakin menambah semarak suasana.
Seorang tokoh masyarakat setempat mengungkapkan bahwa kehadiran gelanggang ini menjadi harapan baru bagi pelestarian budaya lokal. Ia menilai bahwa generasi muda saat ini membutuhkan ruang positif untuk menyalurkan energi dan minat mereka.
“Dengan adanya gelanggang ini, anak-anak muda punya tempat untuk belajar seni bela diri daerah. Ini sangat positif dan bisa menjauhkan mereka dari pengaruh negatif,” ujarnya.
Seni Bela Diri sebagai Identitas dan Kebanggaan Daerah
Seni bela diri Sekinci-Kinci bukan hanya sekadar aktivitas fisik, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal. Setiap gerakan memiliki makna dan filosofi yang mencerminkan kehidupan masyarakat Lampung Utara, seperti keberanian, kebersamaan, dan keharmonisan dengan alam.
Melalui pembinaan yang terstruktur di Gelanggang Sekinci-Kinci, nilai-nilai tersebut diharapkan dapat ditanamkan kepada generasi muda. Dengan demikian, pelestarian budaya tidak hanya bersifat simbolik, tetapi benar-benar menjadi bagian dari pembentukan karakter.
Pemerintah Daerah menilai bahwa pelestarian budaya lokal merupakan investasi jangka panjang dalam membangun identitas dan kebanggaan daerah. Lampung Utara yang kaya akan tradisi diharapkan mampu tampil sebagai daerah yang tidak hanya maju secara pembangunan, tetapi juga kuat dalam menjaga jati diri budayanya.
Langkah Strategis ke Depan
Ke depan, Pemerintah Kabupaten Lampung Utara berencana untuk terus memperkuat dukungan terhadap kegiatan pelestarian budaya, termasuk seni bela diri Sekinci-Kinci. Program pembinaan, pelatihan pelatih, serta event budaya direncanakan untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas pembinaan.
Gelanggang Sekinci-Kinci diharapkan menjadi model bagi pengembangan seni dan budaya lokal di wilayah lain. Dengan pengelolaan yang baik dan dukungan semua pihak, gelanggang ini dapat menjadi pusat kegiatan budaya yang berkelanjutan.
Bupati Lampung Utara mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan mengembangkan seni bela diri Sekinci-Kinci. Menurutnya, keberhasilan pelestarian budaya tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada peran aktif masyarakat.
Penutup
Pembukaan Gelanggang Sekinci-Kinci Kabupaten Lampung Utara menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian seni bela diri khas daerah. Melalui kolaborasi antara pemerintah, pesantren, komunitas budaya, dan masyarakat, seni bela diri Sekinci-Kinci diharapkan dapat terus hidup, berkembang, dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Dengan semangat kebersamaan dan komitmen yang kuat, Lampung Utara optimistis mampu menjaga kekayaan budaya lokal sekaligus mengembangkannya sebagai potensi prestasi dan kebanggaan daerah. Gelanggang Sekinci-Kinci bukan hanya ruang latihan, tetapi simbol tekad untuk merawat identitas budaya di tengah arus perubahan zaman.
Editor Pariyo Saputra // Redaksi Sumateranewstv. Com



