Lapas Kelas IIA Kotabumi Resmi Launching Program Bina Santri dan Hapus Tato Kolaborasi Dompet Dhuafa & Berani Hijrah Baik

Salam Pemasyarakatan!
Kamis, 11 Desember 2025

Kotabumi, Sumateranewstv. Com – Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kotabumi kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan program pembinaan yang inovatif, humanis, dan berorientasi pada perubahan perilaku Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Pada Kamis, 11 Desember 2025, Lapas Kelas IIA Kotabumi secara resmi meluncurkan Program Bina Santri dan Program Hapus Tato yang merupakan hasil kolaborasi dengan Dompet Dhuafa serta komunitas Berani Hijrah Baik.

Kegiatan ini diselenggarakan di area Lapas Kelas IIA Kotabumi dengan suasana penuh kekhidmatan, optimisme, serta semangat perubahan. Program ini tidak hanya menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pembinaan, tetapi juga menjadi wujud nyata bahwa Lapas bukan sekadar tempat menjalani pidana, melainkan ruang pembinaan yang memberi kesempatan kepada WBP untuk memperbaiki diri, memperkuat mental spiritual, serta mempersiapkan diri menuju kehidupan baru yang lebih baik ketika kembali ke masyarakat.

Dua Program Utama: Pembinaan Santri & Hapus Tato

Dalam kegiatan launching ini, terdapat dua program penting yang diperkenalkan. Program pertama adalah Program Bina Santri. Program ini merupakan upaya pembinaan keagamaan berbasis penguatan spiritual, tata nilai, serta karakter. Para WBP akan mengikuti berbagai kegiatan keagamaan seperti pembelajaran Al-Qur’an, tausiyah, kajian keislaman, pendampingan rohani, serta pembinaan akhlak. Program ini dirancang untuk memberikan ruang bagi WBP agar dapat meningkatkan ketakwaan, memperbaiki perilaku, dan membangun pondasi moral yang kuat.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Dompet Dhuafa menyerahkan sejumlah bantuan sarana ibadah. Bantuan tersebut terdiri dari:

  • 50 buah baju muslim/gamis
  • 10 buah mukena
  • 100 eksemplar Al-Qur’an

Seluruh bantuan ini diperuntukkan bagi para WBP yang mengikuti Program Bina Santri, sehingga mereka dapat menjalankan ibadah dengan lebih nyaman dan khusyuk. Kehadiran sarana ibadah juga diyakini akan meningkatkan atmosfer spiritual di lingkungan Lapas, menciptakan lingkungan yang lebih religius dan kondusif.

Program kedua yang juga menjadi sorotan adalah Program Hapus Tato. Sebanyak 58 orang WBP mengikuti program ini. Bagi sebagian besar WBP, tato bukan hanya sekadar gambar di tubuh, tetapi bagian dari perjalanan hidup yang ingin mereka tinggalkan ketika bertekad memulai lembaran baru. Program ini memberikan mereka kesempatan untuk memperbaiki penampilan sekaligus menanamkan rasa percaya diri dalam mempersiapkan masa depan ketika kembali kepada keluarga dan masyarakat.

Program hapus tato ini difasilitasi melalui kolaborasi Dompet Dhuafa dan komunitas Berani Hijrah Baik, menggunakan perangkat modern serta tenaga medis yang profesional. Prosedur dilakukan dengan standar keamanan dan kesehatan yang ketat, memastikan bahwa setiap WBP mendapatkan layanan secara manusiawi, aman, dan profesional.

Kolaborasi dan Kehadiran Dompet Dhuafa

Dalam kegiatan launching ini, hadir pula Kabag Pembinaan Dompet Dhuafa, Bapak TB. Iim Nurohim, yang memastikan semua rangkaian kegiatan berjalan lancar dan tertata sesuai prosedur. Kehadiran beliau merupakan wujud komitmen Dompet Dhuafa dalam memberikan kontribusi nyata terhadap pembinaan moral dan spiritual bagi masyarakat, termasuk WBP yang sedang menjalani masa pembinaan.

Beliau menyampaikan bahwa Dompet Dhuafa sangat mendukung program-program pembinaan seperti ini karena memberikan efek langsung terhadap perubahan pribadi dan mental masyarakat, terutama mereka yang memerlukan dukungan dalam hijrah menuju kehidupan yang lebih positif.

Dompet Dhuafa menilai bahwa pembinaan di Lapas yang selama ini identik dengan pendekatan disiplin, kini berkembang dengan pendekatan pemberdayaan moral dan humanitas. Dengan adanya kerja sama seperti ini, WBP dapat merasakan bahwa mereka masih memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pribadi yang lebih baik, terarah, dan berdaya guna.

Sambutan Hangat Kalapas Kelas IIA Kotabumi

Kalapas Kelas IIA Kotabumi, Tomi Elyus, menyambut langsung rombongan Dompet Dhuafa beserta tim relawan dan perwakilan komunitas Berani Hijrah Baik. Dalam sambutannya, Kalapas menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi tinggi terhadap kolaborasi ini.

“Kami sangat mengapresiasi kolaborasi bersama Dompet Dhuafa yang tidak hanya memberikan bantuan materi, namun juga menghadirkan program pembinaan yang menyentuh aspek moral dan spiritual Warga Binaan. Program Bina Santri dan penghapusan tato ini adalah bagian dari ikhtiar kami untuk memberikan ruang perubahan bagi mereka. Semoga kegiatan ini membawa manfaat besar dan menjadi langkah awal bagi WBP untuk memperbaiki diri serta mempersiapkan masa depan yang lebih baik,” ujar Tomi Elyus.

Pernyataan tersebut disambut antusias oleh para WBP yang hadir dalam kegiatan launching. Banyak dari mereka mengakui bahwa kegiatan ini memberikan motivasi, harapan baru, serta perasaan dihargai sebagai manusia yang masih memiliki kesempatan untuk berubah dan berkarya setelah bebas.

Program Bina Santri: Penanaman Nilai Spiritual

Program Bina Santri merupakan salah satu program unggulan yang dicanangkan Lapas Kelas IIA Kotabumi sebagai bagian dari pembinaan rohani. Pada program ini, WBP akan dibina oleh ustaz dan pendamping rohani yang telah bekerja sama dengan pihak Lapas.

Beberapa materi yang diajarkan meliputi:

  • Belajar membaca Al-Qur’an (iqra hingga tartil)
  • Kajian fiqih dasar
  • Pembinaan akhlak
  • Pemahaman tauhid
  • Praktik ibadah harian
  • Pelatihan menjadi imam dan bilal
  • Kelas tahfidz untuk WBP terpilih

Program ini diharapkan menjadi sarana pembentukan karakter mulia, membangun jiwa yang lebih tenang, serta membantu WBP melepaskan kebiasaan buruk yang pernah dilakukan sebelum masuk Lapas. Di banyak kasus, pembinaan spiritual terbukti mampu menguatkan mental, mengurangi tingkat stres, serta memunculkan kesadaran beragama yang lebih baik di kalangan WBP.

Para petugas Lapas juga menyampaikan bahwa perubahan perilaku WBP yang mengikuti pembinaan keagamaan cenderung lebih signifikan. WBP menjadi lebih disiplin, saling menghargai, serta lebih mudah diarahkan dalam mengikuti kegiatan pembinaan lain.

Program Hapus Tato: Simbol Hijrah dan Perubahan

Program hapus tato bukan sekadar kegiatan medis, tetapi memiliki makna lebih dalam bagi para WBP. Banyak dari mereka yang menato tubuh di masa lalu sebagai bentuk pergaulan bebas, identitas kelompok, gaya hidup, atau bahkan keputusan spontan ketika masih terjerumus dalam perilaku negatif.

Ketika menjalani masa binaan, banyak WBP menyadari bahwa tato tersebut tidak lagi mencerminkan jati diri mereka. Beberapa dari mereka ingin menghapus tato karena alasan spiritual, pekerjaan, atau tekanan sosial setelah bebas nanti.

Program hapus tato menjadi fasilitas penting, karena prosedurnya memerlukan biaya besar ketika dilakukan di luar. Melalui kerja sama ini, WBP dapat mengikuti proses penghapusan tato tanpa biaya, dan dilakukan oleh tenaga profesional menggunakan perangkat laser modern.

Tato yang dihapus bervariasi, mulai dari tulisan kecil, motif abstrak, hingga gambar besar yang memenuhi lengan, dada, atau punggung. Proses penghapusan dilakukan bertahap, dengan memperhatikan kondisi kulit serta kenyamanan peserta.

Antusiasme WBP Mengikuti Kegiatan

Sebanyak 58 WBP yang mengikuti program hapus tato terlihat sangat antusias. Banyak dari mereka mengungkapkan rasa haru dan syukur karena akhirnya mendapatkan kesempatan untuk menghapus tato yang sudah lama ingin mereka lepaskan.

Salah satu WBP bercerita bahwa tato yang ia miliki merupakan simbol masa lalu kelam yang ingin ia tinggalkan. “Saya ingin pulang nanti dengan tubuh yang bersih, agar orang tua saya bangga,” ujar salah satu peserta dengan mata berkaca-kaca.

Program ini memberikan dampak emosional yang sangat kuat. Para WBP merasa dihargai, didukung, dan diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki diri.

Makna Pembinaan Berbasis Humanis di Lapas

Lapas Kelas IIA Kotabumi terus berupaya membangun pendekatan pembinaan yang lebih manusiawi. Program pembinaan yang tidak hanya fokus pada aspek kedisiplinan, tetapi juga pembinaan mental, spiritual, pendidikan, sosial, dan kebutuhan emosional.

Pendekatan humanis seperti Program Bina Santri dan Hapus Tato terbukti memberikan dampak positif terhadap iklim Lapas. Interaksi antar-WBP menjadi lebih harmonis, tingkat konflik menurun, dan semangat memperbaiki diri meningkat.

Program ini juga semakin menguatkan persepsi masyarakat bahwa Lapas adalah tempat pembinaan, bukan tempat penghukuman semata. WBP berhak mendapatkan perlakuan manusiawi serta kesempatan untuk berubah.

Harapan Lapas dan Dompet Dhuafa ke Depan

Melalui program kolaborasi ini, Lapas Kelas IIA Kotabumi berharap dapat terus memperluas kegiatan pembinaan lainnya, baik dalam bentuk pembinaan rohani maupun keterampilan kerja. Sementara Dompet Dhuafa menegaskan komitmennya untuk terus mendukung program-program pemberdayaan yang dapat memberikan dampak luas bagi masyarakat.

Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi Lapas lain di Indonesia untuk mengembangkan pembinaan berbasis spiritual dan humanis, sehingga semakin banyak WBP yang dapat merasakan manfaat nyata dan mampu kembali ke masyarakat dengan citra positif.

Penutup

Launching Program Bina Santri dan Hapus Tato di Lapas Kelas IIA Kotabumi bukan hanya sebuah kegiatan formal semata, tetapi bukti nyata bahwa pembinaan yang baik mampu membuka jalan bagi perubahan. Melalui kerja sama berbagai pihak, WBP mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki diri, memperkuat spiritualitas, serta mempersiapkan masa depan yang lebih baik.

Program ini menjadi bukti bahwa setiap manusia selalu memiliki kesempatan kedua untuk berubah dan melangkah menuju kehidupan yang lebih terarah, bermartabat, dan bermanfaat. (*)

Editor Redaksi Sumateranewstv. Com