Kodam I/BB Dirikan 12 Dapur Lapangan untuk Layani Warga Terdampak di Sumut

Medan, Sumateranewstv. Com — Komando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan bergerak cepat menyiapkan dukungan logistik bagi masyarakat terdampak bencana di wilayah Sumatera Utara dengan mendirikan total 12 dapur lapangan yang tersebar di empat daerah berbeda, yaitu Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), dan Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), pada Minggu (7/12/2025). Operasional dapur lapangan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya percepatan pemenuhan kebutuhan makanan siap saji bagi warga terdampak sekaligus untuk memastikan layanan bantuan dapat menjangkau wilayah yang aksesnya sulit.

Pendirian dapur lapangan merupakan langkah yang selalu menjadi bagian dari strategi TNI Angkatan Darat dalam menghadapi situasi darurat. Melalui Penanggung Jawab Operasional, Pangdam I/BB memberikan instruksi penuh kepada seluruh jajaran untuk memastikan setiap dapur lapangan berjalan optimal, mulai dari persiapan bahan logistik, tenaga masak, armada distribusi, hingga pemantauan lapangan yang berkelanjutan.

Menurut laporan resmi dari Pendam I/BB, seluruh dapur lapangan tersebut mulai beroperasi sejak pagi hari dan telah menghasilkan ribuan paket makanan hangat yang langsung didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama warga yang rumahnya terdampak bencana dan tidak memiliki akses untuk memasak mandiri.

Detail Lokasi Dapur Lapangan Kodam I/BB

Ke-12 dapur lapangan tersebut ditempatkan pada lokasi-lokasi strategis yang telah dipilih melalui koordinasi dengan pemerintah daerah, BPBD, aparat kecamatan, dan perangkat desa. Penempatan lokasi dilakukan untuk memastikan jangkauan penerima manfaat lebih luas dan proses distribusi makanan dapat dilakukan tanpa hambatan.

Satu Dapur Lapangan di Sibolga

Di wilayah Kota Sibolga, Kodam I/BB mengoperasikan satu dapur lapangan yang bertempat di Gedung Nasional Sibolga. Gedung ini dipilih karena lokasinya yang luas, akses mudah, serta dekat dengan sejumlah permukiman yang terdampak. Selain itu, keberadaan fasilitas umum dan sarana pendukung di sekitar gedung memudahkan proses logistik, mobilitas personel, serta distribusi makanan kepada masyarakat.

Dapur lapangan di Sibolga ini telah menghasilkan ratusan porsi makanan di hari pertama operasionalnya. Makanan tersebut dibagikan baik melalui posko maupun didatangi langsung oleh petugas ke titik-titik pengungsian sementara. Masyarakat yang memiliki keterbatasan mobilitas juga menerima bantuan secara langsung melalui sistem distribusi jemput bola oleh personel TNI di lapangan.

Tujuh Titik Dapur Lapangan di Kabupaten Tapanuli Tengah

Lokasi terdampak paling luas di antara empat wilayah terdapat di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Di wilayah ini, Kodam I/BB mendirikan tujuh dapur lapangan yang tersebar di beberapa titik strategis, yaitu:

  • GOR Pandan
  • Gedung Pandan Sibolga
  • Desa Kebun Pisang
  • Desa Tukka
  • Desa Sidomulyo
  • Desa Muara
  • Desa Sukamaju/PO Simargarap
  • Kelurahan Humbang Nauli

Penempatan tujuh dapur lapangan di Tapteng dilakukan berdasarkan analisis tingkat sebaran dampak bencana serta jumlah warga yang membutuhkan. Beberapa desa yang dipilih termasuk kawasan yang memiliki akses jalan terbatas atau daerah yang oleh BPBD dikategorikan sebagai zona darurat. Dengan keberadaan dapur lapangan di desa-desa tersebut, distribusi bantuan menjadi lebih cepat dan tidak lagi bergantung pada proses pengiriman dari pusat kota.

Dapur lapangan di Tapteng dikelola oleh personel gabungan dari Kodim dan Yonif setempat, dibantu relawan masyarakat yang ikut membantu proses pemasakan dan pendistribusian. Dalam sehari, dapur-dapur tersebut dapat menghasilkan ribuan porsi makanan yang dibagikan tiga kali sehari, yakni pagi, siang, dan sore atau malam.

Tiga Dapur Lapangan di Kabupaten Tapanuli Selatan

Selain Sibolga dan Tapteng, Kodam I/BB juga mendirikan tiga dapur lapangan di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel). Ketiga lokasi tersebut berada di:

  • Desa Batu Hula
  • Desa Tolang Julu
  • Kantor Camat Batang Toru

Daerah ini termasuk salah satu wilayah yang terdampak secara signifikan dan memerlukan penanganan cepat. Dengan adanya dapur lapangan tersebut, warga yang berada di lokasi pengungsian maupun mereka yang masih bertahan di rumah masing-masing tetap mendapatkan makanan siap konsumsi. Selain makanan utama, dapur lapangan di Tapsel juga menyediakan menu tambahan seperti bubur hangat untuk anak-anak, makanan bertekstur lunak untuk lansia, dan minuman panas.

Satu Dapur Lapangan di Kabupaten Tapanuli Utara

Di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Kodam I/BB menyiapkan satu dapur lapangan yang berlokasi di Desa Adian Koting. Penempatan dapur di wilayah Taput dilakukan untuk menjangkau kawasan yang berada di dataran tinggi dan memiliki tantangan geografis tersendiri. Dengan satu dapur lapangan yang terletak di titik yang strategis, distribusi makanan ke permukiman yang jaraknya berjauhan tetap dapat terlayani.

Kondisi geografis Taput yang berbukit dan memiliki akses jalan sempit membuat aktivitas distribusi memerlukan kendaraan khusus yang dapat bergerak cepat dan stabil. Kodam I/BB mengerahkan kendaraan taktis dan motor trail untuk memastikan bantuan makanan dapat mencapai seluruh penerima dengan aman.

Peran Penting Dapur Lapangan Dalam Situasi Darurat

Keberadaan dapur lapangan menjadi solusi cepat dalam penanganan bencana, terutama pada fase awal di mana masyarakat kehilangan akses terhadap air, listrik, serta kebutuhan memasak. Dapur lapangan yang dioperasikan Kodam I/BB memiliki beberapa fungsi utama antara lain:

  • Menjamin ketahanan pangan warga terdampak yang kehilangan fasilitas memasak atau tidak dapat mengakses kebutuhan pokok.
  • Menyediakan makanan hangat yang sangat dibutuhkan dalam kondisi darurat, terlebih bagi anak-anak, lansia, dan ibu hamil.
  • Mendukung pemulihan psikologis masyarakat melalui makanan layak dan kehadiran petugas yang memberikan rasa aman.
  • Menjembatani distribusi logistik dari berbagai instansi pemerintah maupun lembaga sosial.

Setiap dapur lapangan rata-rata dikelola oleh 20–30 personel yang bertugas dalam beberapa shift agar mampu beroperasi sepanjang hari. Mereka terdiri dari tim masak, tim logistik, tim distribusi, dan tim koordinasi lapangan yang memastikan makanan sampai ke tangan warga secara merata.

Penjelasan Resmi dari Kapendam I/BB

Kapendam I/BB, Kolonel Inf Asrul Kurniawan Harahap, menegaskan bahwa pendirian 12 dapur lapangan tersebut merupakan bentuk respon cepat Kodam I/BB dalam menangani situasi darurat. Menurutnya, masyarakat harus mendapatkan akses terhadap makanan hangat dengan segera, terutama di wilayah yang terdampak cukup parah dan sulit dijangkau.

“Pendirian dapur lapangan ini merupakan langkah cepat Kodam I/BB untuk memastikan warga yang terdampak mendapatkan makanan hangat serta menjangkau daerah sulit yang membutuhkan bantuan cepat,” ujarnya.

Kapendam juga menekankan bahwa pihaknya tidak hanya fokus pada penyediaan makanan siap saji. Kodam I/BB juga melakukan monitoring kondisi kesehatan warga, membantu proses evakuasi, hingga menyiapkan tenda darurat untuk pengungsian sementara. Kolaborasi dengan BPBD, pemerintah kabupaten/kota, dinas sosial, serta relawan merupakan kunci utama kelancaran seluruh operasi kemanusiaan ini.

"Kami berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan tepat sasaran dan benar-benar diterima oleh warga yang membutuhkan. Setiap laporan dari masyarakat akan kami tindak lanjuti," tambahnya.

Ribuan Porsi Makanan Dibagikan Setiap Hari

Dari laporan lapangan, setiap dapur mampu menghasilkan 700–1.200 porsi makanan per hari. Dengan total 12 dapur lapangan, maka dalam satu hari Kodam I/BB dapat memproduksi lebih dari 10.000 porsi makanan untuk warga terdampak di empat wilayah tersebut.

Makanan yang dibagikan bervariasi, mulai dari nasi lauk pauk, sayuran hangat, mie rebus, hingga menu tambahan untuk kebutuhan khusus. Tim kesehatan dari TNI juga ditempatkan untuk memastikan kualitas makanan aman dikonsumsi dan membantu warga yang mengalami keluhan kesehatan ringan.

Beberapa dapur lapangan menerapkan metode distribusi langsung ke rumah warga, terutama bagi mereka yang tinggal di lokasi sulit atau tidak berdaya untuk datang ke posko. Pendekatan ini dilakukan agar tidak ada warga terdampak yang terlewatkan.

Respons Positif dari Masyarakat

Masyarakat yang menerima bantuan makanan dari dapur lapangan menyampaikan apresiasi terhadap langkah cepat dan tepat Kodam I/BB. Beberapa warga bahkan ikut membantu proses pengemasan makanan serta membantu mengarahkan petugas ke rumah-rumah warga yang membutuhkan bantuan ekstra.

Sejumlah tokoh masyarakat juga menyebut bahwa kehadiran TNI di tengah situasi darurat memberikan rasa aman dan membantu mempercepat pemulihan kondisi daerah.

Penutup

Pendirian 12 dapur lapangan oleh Kodam I/BB menjadi wujud nyata hadirnya negara di tengah masyarakat saat terjadi bencana. Dengan operasi yang berlangsung setiap hari dan jangkauan yang sangat luas, dapur lapangan ini tidak hanya menyediakan makanan bagi warga terdampak, namun juga menjadi simbol solidaritas, kepedulian, dan kesiapsiagaan TNI dalam menghadapi situasi darurat.

Dengan kerja sama berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, BPBD, perangkat desa, dan relawan, layanan dapur lapangan diharapkan terus berjalan optimal hingga situasi kembali normal. Kodam I/BB menegaskan komitmennya untuk terus berada di lapangan, memastikan seluruh masyarakat terdampak bencana mendapatkan perlindungan, bantuan, dan perhatian yang mereka butuhkan.

Sumber: Pendam I/BB

Editor Redaksi Sumateranewstv. Com