Jembatan Gantung Garuda Jadi Simbol Kehadiran Negara dan Awal Perubahan Kehidupan Masyarakat Kelumbayan
TANGGAMUS, Sumateranewstv. Com – Deru air sungai yang selama bertahun-tahun menjadi saksi sekaligus penghalang kehidupan warga Pekon Umbar, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, kini tak lagi menghadirkan kecemasan seperti dahulu. Di atas aliran sungai yang kerap meluap saat musim hujan itu, sebuah jembatan gantung berdiri kokoh. Jembatan Gantung Garuda bukan sekadar rangka baja yang membentang sepanjang sungai, melainkan simbol harapan, akses kehidupan, dan bukti nyata kehadiran negara di wilayah yang selama ini tergolong terisolasi.
Selasa pagi (30/12/2025), suasana Pekon Umbar tampak berbeda dari hari-hari biasanya. Sejak pagi, warga mulai berdatangan menuju lokasi peresmian Jembatan Gantung Garuda. Ada yang datang bersama anak-anaknya, ada pula para orang tua yang berjalan perlahan sambil sesekali menatap jembatan yang kini telah rampung. Tatapan mereka menyiratkan rasa haru, bangga, dan seolah ingin memastikan bahwa apa yang berdiri di hadapan mereka bukan sekadar mimpi, melainkan kenyataan yang telah lama dinanti.
Sungai yang Dulu Jadi Penghalang Kehidupan
Bagi warga Pekon Umbar, sungai yang membelah wilayah mereka selama ini bukan hanya bentang alam, tetapi juga menjadi batas kehidupan. Setiap aktivitas masyarakat, mulai dari pergi ke sekolah, berkebun, berdagang, hingga mengakses layanan kesehatan, selalu bergantung pada kondisi sungai tersebut.
Ketika musim kemarau dan air surut, warga masih berani menyeberang dengan berjalan kaki atau menggunakan alat sederhana. Namun saat hujan turun dan arus sungai meninggi, aktivitas warga sering kali terhenti. Anak-anak terpaksa menunda berangkat ke sekolah, petani menunda pergi ke kebun, dan warga yang membutuhkan layanan kesehatan harus menunggu hingga kondisi sungai memungkinkan untuk dilintasi.
Kondisi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun dan menjadi tantangan besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Pekon Umbar. Tidak sedikit warga yang harus mempertaruhkan keselamatan demi menyeberangi sungai, terutama dalam situasi darurat.
Air Mata Haru Warga Menyambut Jembatan Impian
Juwita, salah seorang warga Pekon Umbar, tak mampu menyembunyikan rasa harunya saat menyaksikan Jembatan Gantung Garuda berdiri kokoh di hadapannya. Kenangan masa lalu tentang sulitnya menyeberangi sungai masih begitu lekat dalam ingatannya.
“Dulu anak-anak kalau mau sekolah itu susah sekali. Kalau hujan dan sungai besar, mereka terpaksa tidak berangkat. Kami sebagai orang tua pasti khawatir, apalagi kalau ada warga yang sakit dan harus dibawa berobat,” tutur Juwita dengan mata berkaca-kaca.
Ia mengaku sangat bersyukur dengan adanya jembatan tersebut. Menurutnya, Jembatan Gantung Garuda telah mengubah rasa takut menjadi rasa aman, serta memberi harapan baru bagi masa depan anak-anak Pekon Umbar.
Ucapan terima kasih pun ia sampaikan kepada Presiden Republik Indonesia, TNI, serta jajaran Kodam XXI/Radin Inten yang telah menghadirkan jembatan tersebut. Bagi Juwita dan warga lainnya, jembatan ini adalah jawaban atas kebutuhan paling mendasar yang selama ini mereka impikan.
Peresmian yang Sarat Makna
Prosesi peresmian Jembatan Gantung Garuda berlangsung sederhana namun sarat makna. Puluhan warga berkumpul dengan tertib, menyaksikan momen bersejarah yang akan dikenang sepanjang masa. Jembatan yang sebelumnya hanya menjadi harapan kini resmi dapat digunakan oleh seluruh masyarakat.
Suasana haru bercampur bahagia tampak jelas di wajah warga. Anak-anak berlarian di sekitar jembatan, sementara para orang tua berbincang satu sama lain, membayangkan perubahan yang akan terjadi dalam kehidupan mereka setelah akses ini terbuka.
Pangdam: Ini Perintah Presiden untuk Rakyat
Panglima Kodam XXI/Radin Inten, Mayjen TNI Kristomei Sianturi, dalam sambutannya menegaskan bahwa pembangunan Jembatan Gantung Garuda merupakan wujud nyata kehadiran negara di wilayah yang selama ini sulit dijangkau.
“Pembangunan jembatan ini adalah perintah Presiden Republik Indonesia. Tujuannya jelas, membuka akses, mempercepat pembangunan, serta mendorong perekonomian masyarakat. Anak-anak harus bisa sekolah dengan aman, warga harus bisa beraktivitas tanpa rasa takut,” tegas Mayjen TNI Kristomei Sianturi.
Ia menjelaskan bahwa pembangunan jembatan dilakukan dengan cepat, sekitar enam hari, berkat kerja sama yang solid antara TNI dan masyarakat setempat. Gotong royong menjadi kunci utama keberhasilan pembangunan tersebut.
Gotong Royong, Kekuatan Utama Pembangunan
Salah satu hal yang membedakan pembangunan Jembatan Gantung Garuda dengan proyek lainnya adalah keterlibatan aktif masyarakat. Warga Pekon Umbar turut ambil bagian dalam proses pembangunan, mulai dari membantu pengangkutan material hingga mendukung kelancaran pekerjaan di lapangan.
“Tidak ada kesulitan berarti selama proses pembangunan. Masyarakat sangat membantu dan mendukung. Karena itu kami berharap jembatan ini dijaga dan dirawat bersama, karena manfaatnya sangat besar bagi kehidupan warga,” tambah Pangdam.
Keterlibatan masyarakat tersebut membuat jembatan ini tidak hanya menjadi milik pemerintah, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dan kepedulian antarwarga.
Bupati Tanggamus: Penggerak Ekonomi dan Pembangunan
Bupati Tanggamus, Mohammad Saleh Asnawi, yang turut hadir dalam peresmian tersebut, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada TNI, khususnya Kodam XXI/Radin Inten, atas kontribusinya dalam pembangunan infrastruktur di daerah.
Menurut Bupati, Jembatan Gantung Garuda akan menjadi penggerak baru bagi roda perekonomian dan pembangunan masyarakat Pekon Umbar dan sekitarnya.
“Jembatan ini membuka akses yang selama ini terhambat. Dengan akses yang lebih mudah, aktivitas ekonomi masyarakat akan meningkat, pendidikan menjadi lebih lancar, dan pelayanan kesehatan dapat diakses dengan lebih cepat,” ujar Bupati.
Dampak Besar bagi Pendidikan Anak-Anak
Salah satu dampak paling signifikan dari hadirnya Jembatan Gantung Garuda adalah kemudahan akses bagi anak-anak untuk bersekolah. Jika sebelumnya mereka harus bergantung pada kondisi sungai, kini perjalanan menuju sekolah dapat dilakukan dengan lebih aman dan nyaman.
Para orang tua berharap kehadiran jembatan ini dapat meningkatkan semangat belajar anak-anak, serta menurunkan angka ketidakhadiran siswa akibat kendala akses.
Menghubungkan Kebun, Pasar, dan Kehidupan
Selain pendidikan, jembatan ini juga memberikan dampak besar bagi sektor ekonomi. Petani kini dapat membawa hasil kebun ke pasar tanpa harus menunggu air sungai surut. Pedagang pun lebih mudah menjangkau wilayah lain untuk menjual barang dagangannya.
Dengan terbukanya akses ini, diharapkan perputaran ekonomi masyarakat Pekon Umbar dapat meningkat dan kesejahteraan warga semakin membaik.
Simbol Harapan dan Masa Depan
Jembatan Gantung Garuda kini menjadi simbol perubahan bagi Pekon Umbar. Ia bukan sekadar penghubung dua sisi sungai, tetapi penghubung antara keterisolasian dan masa depan yang lebih terbuka.
Di atas jembatan ini, harapan warga disatukan. Harapan akan pendidikan yang lebih baik, ekonomi yang lebih maju, serta kehidupan yang lebih aman dan sejahtera.
Penutup
Keberadaan Jembatan Gantung Garuda di Pekon Umbar menjadi bukti nyata bahwa pembangunan yang berpihak pada rakyat mampu membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat. Dengan sinergi antara pemerintah, TNI, dan masyarakat, hambatan alam yang selama ini menjadi penghalang kini berubah menjadi jembatan harapan.
Kini, di atas aliran sungai yang dahulu menakutkan, Jembatan Garuda berdiri kokoh—menyatukan langkah, menghubungkan kehidupan, dan membuka masa depan baru bagi warga Pekon Umbar.
Editor Pariyo Saputra // Redaksi Sumateranewstv. Com




