TULANG BAWANG, (Sumateranewstv. Com) — Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh siswi berbakat dari Kabupaten Tulangbawang, Ayoemi Zhiera Virginia, yang berhasil menyabet Juara 2 Lomba Pidato Bahasa Lampung kategori putri jenjang SMP pada ajang bergengsi Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Lampung tahun 2025. Kegiatan tahunan yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini menjadi ajang penting dalam melestarikan serta menumbuhkan rasa cinta generasi muda terhadap bahasa dan budaya daerah.
Dalam kompetisi yang digelar di Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Lampung pada Kamis, 30 Oktober 2025 itu, Ayoemi tampil dengan penuh percaya diri dan berhasil memukau dewan juri dengan kemampuan berbahasa Lampung yang fasih, artikulasi jelas, serta penguasaan panggung yang menawan. Dari total 120 peserta yang berasal dari 15 kabupaten/kota se-Provinsi Lampung, Ayoemi mampu menempatkan diri di posisi kedua, mengalahkan puluhan pesaing lainnya yang juga tampil luar biasa.
Siswi yang berasal dari SMP Negeri 1 Gedung Aji ini bukan hanya membawa nama baik sekolah, tetapi juga mengharumkan nama Kabupaten Tulangbawang di kancah provinsi. Prestasi ini terasa semakin spesial karena Ayoemi diketahui merupakan putri sulung dari seorang wartawan di Tulangbawang. Dukungan keluarga yang kuat, bimbingan guru-guru, serta semangat pantang menyerah menjadi kunci keberhasilannya menorehkan prestasi gemilang ini.
Persaingan Ketat di Ajang Bergengsi FTBI 2025
Ajang FTBI 2025 di Provinsi Lampung bukanlah perlombaan biasa. Setiap kabupaten dan kota mengirimkan delapan peserta terbaik untuk berlaga dalam beberapa kategori, seperti pidato bahasa daerah, baca naskah klasik, menulis aksara Lampung, dan lainnya. Dengan demikian, total peserta mencapai 120 orang yang seluruhnya merupakan hasil seleksi ketat dari tingkat kabupaten.
Dalam kategori pidato bahasa Lampung putri jenjang SMP, Ayoemi tampil dengan pidato bertema “Ngumbayi Budaya Lampung Tulangbawang, Ngagumi Adat Sai Batin” (Melestarikan Budaya Lampung Tulangbawang, Mengagumi Adat Sai Batin). Tema ini mencerminkan kepeduliannya terhadap nilai-nilai kearifan lokal yang mulai tergerus oleh modernisasi. Dengan penyampaian yang penuh semangat, Ayoemi berhasil menyentuh hati para juri dan audiens yang hadir.
Kebanggaan Orang Tua dan Sekolah
Dalam wawancaranya, Ayoemi mengaku tidak menyangka bisa meraih juara kedua di tingkat provinsi. Ia mengatakan bahwa prestasi tersebut merupakan hasil kerja keras dan dukungan banyak pihak. “Saya sangat bersyukur atas hasil ini. Terima kasih kepada Bapak dan Ibu guru, orang tua, serta teman-teman yang selalu mendukung dan memberi semangat. Saya persembahkan prestasi ini untuk Kabupaten Tulangbawang tercinta,” ujarnya dengan senyum bahagia.
Kepala Sekolah SMPN 1 Gedung Aji, Dewi Handayani, S.Pd., mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi anak didiknya tersebut. Menurutnya, keberhasilan Ayoemi merupakan hasil dari proses panjang pembinaan di sekolah. “Kami di sekolah berusaha menciptakan lingkungan yang mendorong siswa untuk mengembangkan potensi di berbagai bidang, termasuk bahasa dan seni daerah. Ayoemi adalah contoh nyata bahwa kerja keras, disiplin, dan dukungan semua pihak dapat menghasilkan prestasi luar biasa,” ujarnya.
Apresiasi dari Kadisdik Tulangbawang
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulangbawang, M. Ami Iswandi Ismed Balaw, S.Kom., MM, menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas pencapaian Ayoemi Zhiera Virginia. Dalam pernyataannya melalui sambungan telepon, ia mengatakan bahwa prestasi ini menjadi bukti bahwa pelajar di Tulangbawang memiliki kemampuan yang sangat baik dan layak bersaing di tingkat provinsi maupun nasional.
“Kami sangat bangga dan mengapresiasi atas keberhasilan ananda Ayoemi. Ini bukan hanya kebanggaan pribadi, tetapi juga kebanggaan bagi seluruh masyarakat Tulangbawang. Terima kasih kepada sekolah, guru pembimbing, dan orang tua yang telah mendukung penuh proses belajar dan latihan Ayoemi hingga berhasil membawa pulang juara,” ujarnya, Sabtu (1/11/2025).
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa kegiatan seperti FTBI merupakan bagian penting dalam upaya melestarikan bahasa dan budaya daerah yang menjadi identitas bangsa. “Kami ingin kegiatan seperti ini terus didukung dan dikembangkan. Generasi muda harus bangga berbahasa daerah, karena dari sanalah jati diri bangsa dapat terus terjaga,” tambahnya.
Festival Tunas Bahasa Ibu: Wadah Pelestarian Budaya Daerah
FTBI merupakan program nasional yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang bertujuan melestarikan bahasa daerah melalui pembinaan dan lomba-lomba di berbagai jenjang pendidikan. Kegiatan ini juga menjadi ajang untuk mengukur sejauh mana minat dan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa daerah, termasuk dalam menulis, membaca, dan berpidato.
Di Provinsi Lampung sendiri, FTBI menjadi momentum penting untuk memperkuat eksistensi bahasa Lampung yang merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat setempat. Melalui lomba seperti pidato bahasa Lampung, para siswa diajak untuk tidak hanya mempelajari bahasa, tetapi juga memahami nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Setiap tahun, FTBI selalu menjadi ajang yang ditunggu-tunggu oleh para siswa dan guru bahasa daerah. Selain berkompetisi, kegiatan ini juga menjadi sarana bertukar pengalaman antar peserta dari berbagai daerah di Lampung. Tidak sedikit dari mereka yang kemudian menjadi duta pelestari bahasa daerah di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Inspirasi bagi Generasi Muda Tulangbawang
Prestasi yang diraih oleh Ayoemi Zhiera Virginia diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda di Tulangbawang untuk terus mengembangkan kemampuan diri. Kadisdik menekankan bahwa dunia pendidikan saat ini tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga penguatan karakter dan kecintaan terhadap budaya lokal.
“Kepada ananda Ayoemi untuk tetap semangat. Perlombaan seperti ini adalah ajang mengasah kemampuan yang akan memberikan pengalaman berharga bagi masa depan. Jangan cepat puas, teruslah belajar dan berprestasi di bidang lain,” pesan Kadisdik dalam kesempatan yang sama.
Ia menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Tulangbawang akan terus mendukung kegiatan pengembangan minat dan bakat siswa, termasuk lomba-lomba kebahasaan dan kebudayaan daerah. Program pelatihan dan pembinaan guru bahasa daerah juga akan diperkuat agar generasi berikutnya semakin cinta dengan bahasa ibu mereka.
Kebanggaan bagi Tulangbawang dan Harapan ke Depan
Tulangbawang selama ini dikenal sebagai salah satu daerah di Lampung yang kaya akan nilai budaya dan adat istiadat. Bahasa Lampung menjadi salah satu ciri khas yang patut dibanggakan dan dilestarikan. Melalui prestasi seperti yang diraih Ayoemi, semangat untuk menjaga warisan budaya daerah semakin kuat.
Guru pembimbing Ayoemi, Lestari Wulandari, S.Pd., menuturkan bahwa persiapan lomba sudah dilakukan jauh-jauh hari. Latihan intensif dilakukan baik di sekolah maupun di rumah, mencakup penguasaan teks pidato, intonasi, serta ekspresi panggung. “Kami melatih Ayoemi bukan hanya untuk menghafal naskah, tetapi juga untuk memahami makna di balik setiap kata dalam pidatonya. Dengan begitu, ia bisa menyampaikan pesan dengan penuh penghayatan,” jelasnya.
Ia berharap prestasi yang diraih Ayoemi menjadi awal dari banyak pencapaian lainnya bagi siswa-siswi Tulangbawang. Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan lembaga pendidikan, tidak menutup kemungkinan akan lahir lebih banyak talenta berbakat dari kabupaten ini di masa mendatang.
Pelestarian Bahasa Daerah di Tengah Arus Globalisasi
Bahasa daerah kini menghadapi tantangan serius di tengah derasnya arus globalisasi. Banyak generasi muda yang lebih fasih menggunakan bahasa asing dibandingkan bahasa daerah. Untuk itu, kegiatan seperti FTBI sangat penting agar generasi penerus tidak kehilangan jati diri.
Pemerhati budaya Lampung, Drs. H. Rasyid Nurdin, mengungkapkan bahwa bahasa daerah bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga sarana untuk menjaga identitas dan nilai-nilai luhur masyarakat. “Melalui bahasa daerah, kita mengenal filosofi hidup dan adat istiadat. Jika bahasa daerah hilang, maka sebagian dari jati diri bangsa pun ikut pudar,” ujarnya.
Ia juga menilai prestasi Ayoemi menjadi bukti bahwa generasi muda Lampung masih memiliki kepedulian terhadap bahasa dan budaya leluhur. Dukungan dari sekolah, pemerintah, dan keluarga sangat penting agar semangat pelestarian ini terus tumbuh.
Penutup: Teladan dari Seorang Ayoemi Zhiera Virginia
Kisah sukses Ayoemi Zhiera Virginia bukan sekadar cerita tentang kemenangan dalam lomba pidato. Lebih dari itu, prestasinya menjadi simbol dari dedikasi, kerja keras, dan kecintaan terhadap budaya sendiri. Ia menunjukkan bahwa anak muda di era digital tetap bisa berprestasi tanpa melupakan akar budaya daerah.
Sebagai putri seorang wartawan, Ayoemi membuktikan bahwa lingkungan keluarga yang mendukung pendidikan dan budaya memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan prestasi anak. Ia tidak hanya membanggakan orang tuanya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak pelajar lainnya di Tulangbawang dan seluruh Lampung.
Dengan diraihnya Juara 2 Lomba Pidato Bahasa Lampung FTBI Provinsi Lampung 2025, Ayoemi menorehkan sejarah tersendiri bagi SMPN 1 Gedung Aji dan Kabupaten Tulangbawang. Semoga prestasi ini menjadi awal dari perjalanan panjang dalam menumbuhkan generasi yang cerdas, berkarakter, dan bangga terhadap budaya daerahnya.
Sumber: Komite Wartawan Indonesia Perjuangan (KWIP)

