Jakarta, 9 November 2025 — Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol. Prof. Dr. Dedi Prasetyo, S.H., M.Hum., M.Si., M.M. kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan menerima Penghargaan Kepemimpinan Publik dari Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH Unbraw). Penghargaan bergengsi ini diserahkan dalam acara bertajuk “Sapa Alumni: Silaturahmi dan Pemberian Penghargaan Prominen Alumni dan Pegawai” yang berlangsung di Ballroom Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, pada Jumat (7/11/2025).
Penghargaan ini menjadi bentuk apresiasi atas kontribusi nyata Komjen Dedi dalam mengembangkan kepemimpinan publik berbasis nilai, ilmu pengetahuan, dan humanisme di lingkungan Kepolisian Republik Indonesia. Sebagai alumni FH Unbraw yang kini menjabat sebagai Wakapolri, Dedi Prasetyo dinilai berhasil menghadirkan wajah Polri yang semakin profesional, transparan, dan berorientasi pada pelayanan masyarakat.
Pengakuan atas Kepemimpinan dan Dedikasi di Institusi Kepolisian
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Dr. Aan Eko Widiarto, menyampaikan bahwa penghargaan Kepemimpinan Publik yang diberikan kepada Komjen Dedi merupakan bentuk pengakuan terhadap kiprah luar biasa beliau dalam membangun tata kelola kepolisian yang lebih modern dan adaptif. Menurut Aan, kepemimpinan yang dijalankan Dedi mencerminkan sosok pemimpin yang mengedepankan kolaborasi, inovasi, dan tanggung jawab sosial.
“Komjen Dedi Prasetyo menunjukkan bagaimana nilai-nilai akademik yang diperoleh di kampus dapat diterapkan dalam praktik kepemimpinan publik di institusi strategis negara. Beliau tidak hanya memimpin, tetapi juga menginspirasi perubahan dan kemajuan di tubuh Polri,” ujar Aan dalam pidatonya di hadapan ratusan alumni FH Unbraw yang hadir.
Acara penghargaan ini turut dihadiri oleh sekitar 300 alumni dan dosen FH Unbraw, para pengurus Ikatan Alumni FH Universitas Brawijaya (IKA FHUB), serta perwakilan dari berbagai instansi pemerintah. Dalam suasana penuh keakraban, para alumni berdiskusi dan berbagi gagasan tentang peran perguruan tinggi dalam membentuk kepemimpinan bangsa di masa depan.
Dedikasi Akademik dan Profesionalisme
Komjen Dedi Prasetyo dikenal sebagai salah satu perwira tinggi Polri yang memiliki latar belakang akademik kuat. Ia merupakan lulusan Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Brawijaya dan telah menulis berbagai karya ilmiah terkait reformasi kelembagaan, hukum publik, serta keamanan nasional.
Selama menjabat di berbagai posisi strategis, Dedi selalu mengedepankan pentingnya kepemimpinan berbasis ilmu pengetahuan (knowledge-based leadership). Menurutnya, Polri sebagai institusi pelayanan publik harus bertransformasi menjadi organisasi pembelajar yang mampu merespons perubahan sosial, teknologi, dan hukum dengan cepat.
“Reformasi Polri tidak bisa hanya berorientasi pada perubahan struktural, tetapi juga perubahan mindset dan culture set. Kepemimpinan publik harus hadir untuk melayani, bukan untuk dilayani,” ungkap Dedi dalam wawancara singkat usai menerima penghargaan tersebut.
Penghargaan untuk Munir dan Semangat Kemanusiaan
Selain Komjen Dedi, FH Unbraw juga memberikan penghargaan khusus kepada almarhum Munir Said Thalib, aktivis hak asasi manusia (HAM) dan alumni FH Unbraw angkatan 1985. Penghargaan itu diberikan secara anumerta dalam kategori Penguatan Masyarakat Sipil sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan Munir dalam memperjuangkan nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, dan demokrasi di Indonesia.
Menurut Dekan Aan Eko Widiarto, kedua penghargaan tersebut memiliki makna yang mendalam. “Komjen Dedi dan almarhum Munir adalah dua figur yang menempuh jalan berbeda namun memiliki visi yang sama, yakni memperkuat nilai kemanusiaan, hukum, dan keadilan di Indonesia,” ujarnya.
Dalam suasana haru, penghargaan untuk Munir diterima oleh perwakilan keluarga yang hadir. Tepuk tangan panjang menggema di ruangan, mencerminkan penghormatan seluruh alumni terhadap dedikasi dan keberanian almarhum dalam memperjuangkan kebenaran.
Peran Alumni FH Unbraw dalam Pembangunan Bangsa
Ketua Ikatan Alumni FH Universitas Brawijaya, Didik Farkhan Alisyahdi, menegaskan bahwa acara “Sapa Alumni” ini bukan sekadar seremoni penghargaan, melainkan momentum penting untuk mempererat silaturahmi dan memperkuat peran strategis alumni dalam pembangunan bangsa.
“Reputasi sebuah perguruan tinggi tidak hanya diukur dari nilai akademik, tetapi juga dari kontribusi nyata para alumninya di tengah masyarakat. Alumni FH Unbraw telah banyak mengisi posisi penting di pemerintahan, lembaga hukum, dan dunia akademik,” kata Didik.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi ajang kolaborasi antara generasi muda dan senior untuk membangun jejaring profesional yang lebih kuat. FH Unbraw, lanjutnya, berkomitmen mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara moral dan etika hukum.
Sejarah dan Kiprah Fakultas Hukum Universitas Brawijaya
Sejak didirikan pada tahun 1957, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya telah menjadi salah satu pusat keunggulan hukum di Indonesia. Selama hampir tujuh dekade, FH Unbraw telah melahirkan banyak tokoh nasional — mulai dari pejabat tinggi negara, akademisi, hakim, jaksa, advokat, hingga aktivis sosial.
Saat ini, FH Unbraw memiliki sebelas program studi, dengan lima di antaranya telah berakreditasi “Unggul” dari BAN-PT, sementara empat lainnya mendapatkan akreditasi internasional dari lembaga AQAS Jerman. Fakultas ini juga dikenal sebagai salah satu pionir dalam pengembangan kurikulum hukum berbasis teknologi dan keadilan sosial.
Dekan Aan menyebut bahwa pengakuan terhadap para alumni yang berkiprah di berbagai sektor merupakan bentuk tanggung jawab moral perguruan tinggi terhadap bangsa. “Pendidikan hukum bukan hanya tentang penguasaan norma dan teori, tetapi juga tentang bagaimana menjadikannya alat untuk memperjuangkan kemaslahatan publik,” ujarnya.
Transformasi Polri dan Kepemimpinan Humanis
Pemberian penghargaan kepada Komjen Dedi Prasetyo juga menegaskan peran penting Polri dalam era reformasi birokrasi dan digitalisasi pelayanan publik. Di bawah kepemimpinannya, Polri berupaya memperkuat prinsip “Presisi” (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan) yang dicanangkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Wakapolri Dedi Prasetyo menjadi salah satu motor penggerak dalam memastikan implementasi konsep Presisi di seluruh lini, termasuk peningkatan profesionalisme aparat, pembenahan sistem pelaporan, hingga transformasi digital dalam pelayanan masyarakat. Ia juga mendorong penguatan komunikasi publik yang terbuka dan empatik antara Polri dan masyarakat.
“Keberhasilan institusi bukan hanya diukur dari berapa banyak kasus yang diselesaikan, tetapi dari seberapa besar kepercayaan publik yang dibangun. Keamanan dan ketertiban akan terwujud bila ada keadilan, empati, dan dialog,” tegas Dedi dalam salah satu sesi diskusi di acara tersebut.
Penutup: Teladan bagi Generasi Pemimpin Masa Depan
Penghargaan yang diterima oleh Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo dari Fakultas Hukum Universitas Brawijaya menjadi simbol bahwa kepemimpinan publik yang berintegritas dan berbasis ilmu dapat memberikan dampak luas bagi masyarakat. Dalam konteks Polri, penghargaan ini menjadi motivasi bagi seluruh jajaran untuk terus memperkuat profesionalisme, transparansi, dan pelayanan yang humanis.
Melalui dedikasinya, Dedi menunjukkan bahwa antara dunia akademik dan praktik kepemimpinan publik tidaklah terpisah — keduanya saling melengkapi untuk menghadirkan perubahan yang nyata. Ia berharap penghargaan ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
“Saya berterima kasih kepada keluarga besar Universitas Brawijaya. Penghargaan ini bukan hanya untuk saya pribadi, tetapi untuk seluruh anggota Polri yang terus berjuang melayani masyarakat dengan sepenuh hati,” ujar Dedi menutup sambutannya dengan penuh haru.
(Redaksi Sumatera News TV)
