Prajurit TNI dari berbagai satuan bergerak cepat merespons bencana erupsi Gunung Semeru yang kembali mengguncang wilayah Kabupaten Lumajang. Tim Aju Setiap Saat Siap Bergerak (S3B) Divisi Infanteri (Divif) 2/Kostrad bersama personel Koramil 0821-14/Pronojiwo langsung melaksanakan peninjauan lapangan menyeluruh di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, pada Sabtu (22/11/2025), guna melakukan asesmen tingkat risiko, pemetaan daerah aman dan rawan, serta memastikan kesiapan evakuasi bagi warga terdampak.

Langkah cepat ini dilakukan sebagai bagian dari operasi kemanusiaan TNI dalam membantu pemerintah daerah menangani dampak erupsi yang ditandai dengan keluarnya awan panas guguran (APG), hujan abu, serta meningkatnya potensi banjir lahar dingin di sepanjang aliran Sungai Besuk Kobokan. Sebagaimana diketahui, Gunung Semeru merupakan gunung aktif dengan aktivitas vulkanik yang cukup tinggi sehingga setiap kali terjadi peningkatan status, desa-desa di wilayah lereng dan bantaran sungai harus selalu berada dalam kewaspadaan.

Peninjauan Lapangan Sejak Pagi hingga Malam Hari

Personel Divif 2 Kostrad bersama Babinsa Koramil 0821-14/Pronojiwo bergerak sejak pagi hari untuk memulai peninjauan kawasan terdampak. Cuaca mendung dan sesekali diguyur hujan, disertai kabut tebal yang menurunkan jarak pandang, tak menyurutkan semangat mereka untuk menjangkau setiap titik yang berpotensi memiliki risiko tinggi bagi warga. Medan yang sulit dan rawan—mulai dari jalur perbukitan, reruntuhan material vulkanik, hingga area sepanjang aliran lahar—dilalui demi memastikan keamanan masyarakat.

Dalam operasi ini, beberapa titik yang dianggap paling krusial mendapat perhatian khusus, terutama daerah dekat sungai yang menjadi jalur aliran lahar dingin. Hujan dengan intensitas tinggi di kawasan puncak Semeru membuat volume aliran sungai meningkat signifikan sehingga perlu dilakukan pemantauan terus-menerus. Prajurit TNI bersama Babinsa setempat memastikan tidak ada warga yang beraktivitas di zona berbahaya sepanjang siang hingga malam.

Kondisi alam yang tidak menentu membuat proses asesmen berlangsung hingga malam. Namun demikian, koordinasi yang solid antara pasukan TNI dan aparat desa membuat pelaksanaan kegiatan dapat berjalan aman dan efektif. TNI memastikan seluruh jalur evakuasi terbuka dan titik pengungsian berada dalam kondisi siap menerima tambahan warga apabila terjadi peningkatan aktivitas vulkanik.

Kondisi Korban dan Jumlah Pengungsi

Dari hasil asesmen yang dilakukan secara langsung oleh tim di lapangan, tercatat tiga warga mengalami luka bakar akibat terdampak awan panas guguran. Ketiganya kini menjalani perawatan intensif di dua rumah sakit berbeda, yaitu RSUD Lumajang dan RSUD Pasuruan. Para korban telah mendapat penanganan cepat dari tenaga medis setempat dengan dukungan penuh dari TNI dalam proses evakuasinya.

Sementara itu, sebanyak 477 jiwa masih bertahan di dua titik pengungsian resmi yang berada di wilayah Kecamatan Pronojiwo. Para pengungsi tersebut terdiri dari anak-anak, lansia, ibu hamil, hingga masyarakat umum yang tempat tinggalnya berada di zona merah. Pengungsian dilaporkan berada dalam kondisi kondusif dengan dukungan logistik dari BPBD, pemerintah daerah, relawan, dan TNI yang turut mendirikan fasilitas darurat.

Berbeda dengan Pronojiwo, wilayah Candipuro kini dilaporkan telah kembali beraktivitas normal setelah status wilayah tersebut dinyatakan aman berdasarkan hasil evaluasi terbaru. Warga Candipuro sudah dapat beraktivitas secara terbatas, meskipun tetap diimbau menjaga kewaspadaan mengingat kondisi gunung yang masih aktif.

Kerusakan Materiil dan Dampak Lingkungan

Bencana erupsi Gunung Semeru kali ini memberikan dampak cukup signifikan pada bangunan dan sarana publik di wilayah sekitar. Tim TNI melaporkan bahwa setidaknya 22 rumah warga mengalami kerusakan berat akibat material vulkanik dan awan panas. Selain rumah warga, satu bangunan sekolah dan satu gardu PLN tercatat rusak parah sehingga memengaruhi akses belajar serta pasokan listrik di beberapa dusun.

Tidak hanya bangunan, sektor pertanian yang menjadi sumber utama perekonomian warga sekitar juga terdampak luas. Banyak lahan pertanian tertimpa abu vulkanik tebal, sementara areal ladang dan kebun di kawasan bantaran Sungai Besuk Kobokan bahkan rusak karena terjangan material lahar dingin. Kondisi ini membuat banyak petani terpaksa menghentikan aktivitas sementara hingga situasi benar-benar aman.

Hewan ternak milik warga, seperti sapi, kambing, dan ayam, juga turut terdampak. Beberapa ternak ditemukan mati atau hilang akibat terjebak dalam aliran material panas. Bagi warga yang menggantungkan hidup pada sektor peternakan, situasi ini menjadi pukulan berat yang memengaruhi perekonomian keluarga.

Walaupun kerusakan materiil cukup besar, situasi masyarakat secara umum tetap kondusif. Warga mematuhi imbauan dan arahan dari satuan TNI, BPBD, serta aparat setempat. Namun demikian, ancaman banjir lahar dingin masih dinilai tinggi, terutama saat hujan deras mengguyur wilayah Lumajang dan sekitarnya.

TNI Bangun Tenda, Dapur Lapangan, dan Memperkuat Penyekatan

Untuk memperkuat respons terhadap bencana, prajurit Divif 2 Kostrad segera mendirikan tenda peleton di beberapa titik strategis dekat pengungsian. Tenda tersebut berfungsi sebagai pusat koordinasi dan tempat istirahat bagi personel yang berjaga selama 24 jam. Selain itu, TNI juga mendirikan dapur lapangan yang menjadi tulang punggung kebutuhan logistik di lapangan, terutama penyediaan makanan hangat bagi pengungsi maupun personel yang bertugas.

“Dapur lapangan ini sangat penting, terutama untuk memastikan bahwa para pengungsi, termasuk anak-anak dan lansia, mendapatkan makanan yang layak serta cukup nutrisi,” kata salah satu personel logistik TNI yang terlibat dalam pendirian fasilitas tersebut.

Selain tenda dan dapur lapangan, TNI memperkuat penyekatan atau pembatasan akses di zona-zona yang dianggap sangat berbahaya. Penyekatan ini dilakukan untuk mencegah warga memasuki area rawan seperti jalur lahar dingin, bekas aliran awan panas, dan daerah yang masih dipenuhi material vulkanik panas. Dalam kondisi cuaca tidak menentu, penyekatan menjadi langkah vital dalam menjaga keselamatan warga.

Tim evakuasi yang terdiri dari prajurit TNI dan Babinsa terus melakukan penyisiran di beberapa titik. Evakuasi barang-barang berharga milik warga yang terdampak dilakukan secara terkoordinasi agar masyarakat dapat menyelamatkan dokumen penting, perabot, dan kebutuhan pokok lain sebelum kondisi kawasan semakin berbahaya. “Kami memastikan setiap warga mendapatkan bantuan sesuai kebutuhan, termasuk pendampingan dalam evakuasi barang dan hewan ternak,” ujar salah satu Babinsa Koramil 0821-14/Pronojiwo.

Pendirian Pos Komando dan Pos Siaga

Sebagai pusat kendali operasi kemanusiaan, TNI mendirikan Pos Komando (Posko) utama di depan Balai Desa Supiturang. Posko ini menjadi titik koordinasi antara TNI, BPBD, pemerintah desa, tenaga medis, dan para relawan. Setiap pergerakan pasukan, distribusi logistik, hingga rencana evakuasi lanjutan diputuskan melalui pos ini.

Selain pos komando utama, dua pos siaga ditempatkan di Dusun Gemuk Mas dan Dusun Sumbersari. Kedua dusun tersebut dipilih berdasarkan peta risiko terbaru yang menempatkannya sebagai titik dengan potensi ancaman lahar dingin cukup tinggi. Keberadaan pos siaga memungkinkan petugas memberikan respons cepat apabila terjadi perubahan mendadak pada kondisi gunung.

Kesiapsiagaan ini sejalan dengan perintah pimpinan TNI agar seluruh satuan tetap berada pada posisi siaga penuh dalam situasi bencana. Prajurit diminta untuk memastikan keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama, termasuk kesiapan dalam melaksanakan penyelamatan jika aktivitas vulkanik mengalami peningkatan.

Sinergi TNI dan Pemerintah Daerah Dalam Operasi Kemanusiaan

Selama penanganan bencana, TNI terus membangun sinergi solid dengan pemerintah daerah, aparat desa, BPBD, TNI AU, Polri, serta para relawan dari berbagai organisasi kemanusiaan. Sinergi ini menjadi kunci penting sehingga proses penanganan darurat dapat dilakukan dengan cepat dan tepat sasaran.

Pemkab Lumajang memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap langkah cepat yang diambil oleh TNI dalam situasi darurat ini. “Kolaborasi seperti inilah yang dibutuhkan masyarakat saat bencana terjadi. TNI turun langsung, memberikan rasa aman, dan memperkuat seluruh elemen yang sedang bekerja di lapangan,” ujar salah satu pejabat daerah yang hadir meninjau Posko Supiturang.

Kehadiran prajurit TNI tidak hanya memberikan dukungan fisik dalam bentuk evakuasi dan pengamanan wilayah, tetapi juga menjadi penopang moral bagi warga. Banyak pengungsi yang merasa lebih tenang dan percaya diri menghadapi situasi sulit ketika melihat pasukan TNI berada di sekitar mereka memberikan perlindungan.

Kesiapan Operasi Hingga Kondisi Aman

Satuan TNI yang bertugas di lapangan berkomitmen akan terus memperkuat respons bencana dan kesiapan operasi kemanusiaan hingga situasi dinyatakan benar-benar aman oleh pihak berwenang. Hal ini merupakan bagian dari mandat TNI dalam membantu pemerintah daerah serta memastikan keselamatan warga dari ancaman bencana alam.

Komitmen tersebut tercermin dari kesiapsiagaan pasukan di setiap pos siaga, tenaga pendukung di dapur lapangan, hingga tim evakuasi yang terus melakukan patroli siang dan malam. Mereka siap merespons dalam hitungan menit apabila ada laporan atau kondisi darurat yang memerlukan tindakan cepat.

Upaya ini juga sejalan dengan prinsip TNI yang selalu hadir untuk rakyat dalam situasi apapun, termasuk bencana alam yang memerlukan kehadiran unsur tanggap cepat. TNI memastikan bahwa seluruh warga, baik yang berada di pengungsian maupun yang bertahan di rumah masing-masing, mendapatkan perhatian dan perlindungan maksimal.

TNI Tetap Menjadi Garda Terdepan bagi Keselamatan Rakyat

Bencana erupsi Gunung Semeru kembali mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara rawan bencana yang membutuhkan kesiapsiagaan maksimal dari seluruh elemen bangsa. Dalam konteks ini, TNI terus menunjukkan komitmennya sebagai garda terdepan dalam operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana.

Prajurit TNI yang berada di lapangan bukan hanya sekadar menjalankan perintah, namun juga menunjukkan empati dan kepedulian kepada masyarakat yang tengah menghadapi musibah. Banyak prajurit yang terjun langsung membantu anak-anak, menenangkan warga lansia, hingga menggendong pengungsi yang mengalami kesulitan berjalan menuju area aman.

Dengan segala upaya yang telah dilakukan—mulai dari peninjauan lapangan, pendirian pos komando, evakuasi warga, hingga penguatan penyekatan—TNI memastikan bahwa setiap langkah diambil demi keselamatan dan ketenteraman masyarakat Lumajang dan sekitarnya.

#tniprima #tnirakyat #indonesiamaju

Autentikasi: Kabidpenum Puspen TNI Kolonel Laut (P) Agung Saptoadi.

Editor Pariyo Saputra / Redaksi Sumateranewstv. Com