Bekasi, (Sumateranewstv. Com) — Dalam upaya meningkatkan kemampuan teknis, respons cepat, serta ketepatan personel dalam penanganan awal sebuah insiden atau tindak pidana, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) kembali menunjukkan komitmennya melalui penyelenggaraan Workshop Peningkatan Kemampuan Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara (TPTKP). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri ini merupakan hasil kerja sama strategis dengan Pemerintah Inggris, khususnya melalui kedutaan besar mereka di Jakarta.
Workshop berlangsung pada Selasa, 11 November 2025, bertempat di Hotel Ibis Jatibening, Bekasi. Acara dibuka secara resmi oleh Karo Bindiklat Lemdiklat Polri Brigjen Pol. Dr. Susilo Teguh Raharjo bersama Thomas Beverley, Protect and Prepare Coordinator dari Kedutaan Besar Inggris, serta William Jones, Trainer International Protect and Prepare yang juga mewakili pemerintah Inggris. Kehadiran para tokoh ini menandai kuatnya sinergi antara Indonesia dan Inggris dalam membangun sistem keamanan dan respons darurat yang lebih modern, profesional, dan terstandarisasi secara internasional.
Kerja Sama Internasional untuk Penguatan Kapasitas SDM Polri
Workshop ini merupakan bagian dari rangkaian program peningkatan kompetensi aparat kepolisian yang telah dijalankan Polri bersama sejumlah negara mitra. Pemerintah Inggris, sebagai salah satu negara yang memiliki sistem penanganan darurat terbaik di dunia, hadir memberikan dukungan melalui konsep Protect and Prepare yang mereka kembangkan sebagai bagian dari strategi antiterorisme dan penanganan bencana.
Kolaborasi ini tidak hanya menjadi simbol hubungan baik kedua negara, tetapi juga menjadi langkah signifikan dalam mentransfer pengetahuan, best practice, serta teknik investigasi dan respons cepat yang terukur kepada personel Polri. Melalui workshop ini, para peserta mendapatkan pelatihan yang meliputi peningkatan pemahaman tentang langkah-langkah awal penanganan TKP, strategi analisis situasi, pengendalian area, hingga teknik komunikasi efektif dalam situasi darurat.
Penanganan awal TKP menjadi kunci utama dalam memastikan keberhasilan penyelidikan. Kesalahan kecil dalam tindakan pertama dapat berujung pada hilangnya barang bukti vital atau kesalahan interpretasi kejadian. Karena itu, workshop ini menjadi sangat penting sekaligus strategis bagi Polri yang menghadapi berbagai tantangan kejahatan dan insiden di era modern.
Pentingnya Penguasaan TPTKP bagi Personel Polri
Dalam keterangannya kepada media pada Kamis (13/11/2025), Brigjen Pol. Dr. Susilo Teguh Raharjo menyampaikan apresiasi terhadap keterlibatan Pemerintah Inggris dalam mendukung peningkatan kualitas SDM Polri. Ia menekankan bahwa kemampuan tindakan pertama di TKP bukan hanya kompetensi dasar, tetapi merupakan bagian dari etika profesional seorang personel kepolisian.
Ia menjelaskan bahwa TPTKP merupakan fondasi awal dalam proses penyelidikan yang akan menentukan keberhasilan penegakan hukum. Apabila langkah awal tidak dilakukan dengan benar, maka proses selanjutnya akan terhambat, bahkan bisa berujung pada gagalnya penegakan hukum terhadap suatu kasus.
“Kemampuan Tindakan Pertama di TKP sangat krusial dalam menentukan keberhasilan penanganan suatu perkara. Oleh karena itu, setiap personel Polri harus memiliki keterampilan yang mumpuni di bidang ini guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang penegakan hukum,” tegas Brigjen Pol. Susilo Teguh Raharjo.
Pernyataan tersebut menggarisbawahi betapa pentingnya penguatan kompetensi teknis bagi setiap personel, terutama yang bertugas sebagai garda depan dalam merespons kejadian di lapangan. Penguasaan TPTKP tidak hanya relevan dalam kasus kejahatan, tetapi juga dalam penanganan bencana, kecelakaan, dan kondisi darurat lain yang memerlukan tindakan cepat dan akurat.
Materi Pelatihan: Komprehensif dan Berstandar Internasional
Dalam workshop ini, peserta mendapatkan materi yang telah disesuaikan dengan standar internasional penanganan tempat kejadian perkara. Beberapa modul pelatihan yang disampaikan antara lain:
- Identifikasi dan pengamanan TKP agar tidak terjadi kontaminasi
- Pengumpulan informasi awal melalui teknik wawancara cepat
- Koordinasi dengan tim medis, pemadam kebakaran, dan instansi lain
- Penggunaan peralatan dasar dalam penanganan TKP
- Standarisasi garis kontrol TKP untuk mencegah akses yang tidak berwenang
- Manajemen komunikasi dan penyusunan laporan awal yang akurat
- Simulasi penanganan kejadian berbasis skenario
Materi-materi tersebut diberikan oleh para pakar dari Inggris yang telah berpengalaman dalam penanganan insiden besar, termasuk kasus-kasus terorisme, bencana industri, serta investigasi kriminal berskala besar. Polri menganggap hal ini sebagai kesempatan berharga bagi para peserta untuk meningkatkan cara pandang dan kemampuan teknis mereka.
Penguatan Profesionalisme Polri di Era Modern
Brigjen Pol. Susilo Teguh Raharjo juga mengungkapkan bahwa workshop ini merupakan bagian dari visi Polri untuk terus bertransformasi menjadi institusi kepolisian modern yang responsif terhadap perubahan. Polri kini menghadapi dinamika ancaman yang semakin kompleks, mulai dari kejahatan konvensional, kejahatan terorganisir, hingga kejahatan lintas negara dan kejahatan berbasis teknologi.
Karena itu, peningkatan kemampuan personel tidak boleh berhenti pada pelatihan dasar. Mereka harus dibekali dengan kemampuan analisis, keterampilan komunikasi, serta pemahaman terhadap prosedur internasional dalam penanganan TKP. Dalam dunia penegakan hukum yang semakin terbuka, Polri dituntut untuk mampu bekerja, bersinergi, dan berkolaborasi dengan lembaga internasional.
“Melalui workshop ini, Polri menunjukkan kesungguhan untuk terus meningkatkan profesionalisme personelnya. Dengan kemampuan yang semakin baik, kami berharap Polri dapat semakin dipercaya oleh masyarakat dan memberikan kontribusi optimal dalam menjaga keamanan serta ketertiban,” ujarnya.
Penekanan terhadap profesionalisme juga menjadi upaya Polri untuk menjawab ekspektasi publik. Masyarakat kini menginginkan transparansi, ketepatan, serta ketegasan dalam penanganan perkara. Dengan peningkatan kemampuan teknis seperti TPTKP, diharapkan Polri dapat memperkecil potensi kesalahan prosedur dan meningkatkan akurasi dalam penyelidikan.
Peran Penting Kerja Sama Internasional bagi Polri
Kerja sama antara Polri dan Pemerintah Inggris bukan merupakan hal baru. Kedua negara telah lama menjalin kemitraan dalam bidang keamanan, termasuk program pelatihan antiterorisme, investigasi siber, dan peningkatan kemampuan intelijen. Program Protect and Prepare sendiri merupakan bagian dari strategi Inggris dalam mencegah dan merespons ancaman keamanan publik.
Melalui kerja sama tersebut, Polri mendapatkan akses terhadap metode penanganan kejadian yang telah teruji dalam berbagai kasus internasional. Ini menjadi modal penting dalam meningkatkan kinerja Polri, khususnya dalam menghadapi kejahatan yang semakin canggih dan sulit diprediksi.
Selain itu, pelatihan yang diberikan oleh para ahli internasional memberikan wawasan baru kepada personel tentang pentingnya sinergi lintas lembaga dalam penanganan insiden, sesuatu yang semakin relevan mengingat kompleksitas kejadian masa kini yang sering melibatkan berbagai pihak.
Harapan Jangka Panjang untuk Pengembangan SDM Polri
Kegiatan workshop ini juga menjadi momentum bagi Polri untuk terus mengembangkan program pelatihan berkelanjutan. Brigjen Pol. Susilo Teguh Raharjo berharap kegiatan seperti ini tidak hanya diselenggarakan sekali, melainkan menjadi bagian integral dari kurikulum pelatihan Polri yang dapat diterapkan di seluruh wilayah Indonesia.
Ia juga mendorong agar setiap peserta yang telah mengikuti workshop dapat menjadi agen perubahan di lingkungan satuannya masing-masing. Mereka diharapkan mampu menularkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh kepada rekan-rekan yang lain, sehingga peningkatan kemampuan tidak hanya berhenti pada individu, melainkan memberikan dampak luas bagi institusi.
Selain itu, Polri berencana memperluas cakupan kerja sama dengan Inggris dan negara lainnya guna memperkuat kapasitas SDM melalui berbagai bentuk pelatihan, seminar, serta pertukaran program pendidikan.
Masyarakat sebagai Penerima Manfaat Terbesar
Pada akhirnya, tujuan utama dari seluruh kegiatan peningkatan kapasitas ini adalah meningkatkan kualitas pelayanan Polri kepada masyarakat. Tindakan pertama yang cepat, tepat, dan profesional dapat menentukan keselamatan korban, kelancaran proses penyelidikan, serta kualitas penegakan hukum.
Dengan adanya pelatihan ini, masyarakat diharapkan bisa mendapatkan pelayanan yang lebih baik ketika terjadi insiden. Hal ini sekaligus dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap Polri sebagai institusi keamanan yang bekerja berdasarkan standar profesional dan berintegritas.
(Redaksi Sumateranewstv)
