Press Release Nomor: 766/ XI / HUM.6.1.1./2025/Bidhumas
Hari/Tanggal: Rabu, 5 November 2025
LAMPUNG, (Sumateranewstv. Com) — Menyambut datangnya musim penghujan yang berpotensi menimbulkan berbagai bencana alam, Polda Lampung mengambil langkah strategis dengan menggelar Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Alam di Lapangan Korpri, Komplek Pemerintah Provinsi Lampung, Rabu (5/11/2025). Kegiatan ini diinisiasi sebagai wujud kesiapan aparat keamanan dan instansi terkait dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.
Apel yang dipimpin langsung oleh Kapolda Lampung Irjen Pol Helfi Assegaf ini dihadiri oleh ratusan personel gabungan dari Polri, TNI, Basarnas, BPBD, Dinas Kesehatan, dan berbagai instansi teknis lainnya. Dalam sambutannya, Kapolda menegaskan bahwa seluruh jajaran di bawah komandonya telah menyiapkan personel dan peralatan yang lengkap untuk menghadapi kondisi darurat di berbagai titik rawan bencana.
Kesiapan Personel dan Peralatan Ditingkatkan
Dalam arahannya, Irjen Pol Helfi Assegaf menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi perubahan cuaca ekstrem yang telah diprediksi oleh BMKG akan terjadi di sebagian besar wilayah Provinsi Lampung. Ia menyebut bahwa Polri, melalui Polda dan Polres jajaran, tidak hanya mempersiapkan aspek personel, tetapi juga peralatan pendukung seperti perahu karet, pelampung, tenda pengungsian, genset, alat komunikasi, hingga kendaraan evakuasi.
“Pagi hari ini kita melaksanakan apel kesiapsiagaan untuk mengantisipasi bencana alam seperti tanah longsor, banjir, dan puting beliung. Seluruh personel, baik dari Polda maupun Polres, sudah kita siapkan lengkap dengan peralatannya dan siap digunakan sewaktu-waktu,”ujar Kapolda Lampung dalam sambutannya.
Ia menambahkan bahwa setiap Polres telah memiliki tim tanggap darurat dengan pembagian tugas yang jelas. Dalam struktur tersebut, unsur Polri akan berkoordinasi langsung dengan TNI, Dinas Kesehatan, dan pemerintah daerah untuk mempercepat penanganan di lapangan.
“Setiap Polres sudah tahu timnya masing-masing, mulai dari Sabhara, TNI, hingga tenaga medis. Semuanya sudah disiapkan dan diatur sesuai surat perintah yang akan saya terbitkan. Harapannya, langkah ini bisa membantu dan mengantisipasi secara maksimal,”
jelas Irjen Helfi.
114 Titik Rawan Bencana Menjadi Fokus
Lebih lanjut, Kapolda menyebutkan bahwa berdasarkan hasil pemetaan dari BPBD dan data Polri, terdapat 114 titik rawan bencana yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota di Provinsi Lampung. Dari jumlah tersebut, sekitar 85 persen merupakan wilayah yang berpotensi dilanda banjir, terutama di daerah dengan topografi dataran rendah dan dekat aliran sungai besar seperti Sungai Way Seputih, Way Sekampung, dan Way Tulangbawang.
“Dari hasil pemetaan, ada sekitar 114 titik rawan bencana di Lampung dan 85 persen di antaranya merupakan wilayah rawan banjir. Karena itu, kami mengajukan tambahan perlengkapan ke Mabes Polri, terutama pelampung perorangan untuk anggota di lapangan,”ungkap Kapolda.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan kesiapan personel dalam melakukan evakuasi dan pertolongan pertama di lokasi terdampak bencana. Ia menegaskan bahwa keselamatan anggota di lapangan juga menjadi prioritas utama, mengingat kondisi lapangan yang sering kali sulit dijangkau ketika bencana terjadi.
Apel Siaga diikuti Ribuan Personel Gabungan
Kegiatan apel kesiapsiagaan ini diikuti oleh 752 personel Polri dari berbagai satuan seperti Sabhara, Brimob, Samapta, dan Ditlantas, serta 242 peserta dari unsur eksternal yang meliputi TNI, BPBD, Basarnas, Satpol PP, dan Dinas Sosial. Mereka membentuk formasi besar di Lapangan Korpri yang dipadati kendaraan taktis, perahu karet, dan perlengkapan evakuasi lainnya.
Selain apel, kegiatan ini juga diisi dengan simulasi penanganan bencana banjir dan evakuasi korban yang melibatkan tim gabungan. Simulasi tersebut memperagakan bagaimana proses pertolongan dilakukan dengan koordinasi antarinstansi, mulai dari deteksi dini, evakuasi warga, hingga pendistribusian bantuan logistik ke lokasi pengungsian.
Irjen Pol Helfi menegaskan bahwa pelaksanaan simulasi semacam ini penting agar setiap petugas memahami Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam menghadapi situasi darurat, termasuk komunikasi cepat antarposko dan sistem pelaporan ke pusat kendali di Polda Lampung.
Sinergi Lintas Instansi, Kunci Penanganan Cepat
Dalam kesempatan tersebut, Kapolda juga menyoroti pentingnya sinergi lintas instansi antara Polri, TNI, dan pemerintah daerah. Ia menilai, keberhasilan penanganan bencana sangat ditentukan oleh kekompakan dan kecepatan dalam mengambil langkah di lapangan. Ia mengapresiasi dukungan dari TNI dan Basarnas yang selama ini selalu siap siaga membantu aparat kepolisian dalam kondisi darurat.
“Kita semua tahu bahwa Lampung merupakan salah satu provinsi dengan tingkat kerawanan cukup tinggi terhadap bencana hidrometeorologi. Karena itu, koordinasi antara TNI, Polri, BPBD, dan relawan sangat penting untuk mempercepat respon di lapangan,” katanya.
Kapolda juga menggarisbawahi bahwa kegiatan ini merupakan implementasi nyata dari program nasional “Quick Response for Disaster” yang menjadi arahan Kapolri untuk seluruh jajaran di Indonesia. Program ini menekankan pentingnya kecepatan dalam memberikan bantuan, khususnya pada 24 jam pertama setelah bencana terjadi, yang dikenal sebagai golden hour response.
Imbauan Kewaspadaan bagi Masyarakat
Tidak hanya menyiapkan pasukan dan peralatan, Irjen Helfi juga memberikan imbauan langsung kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi warga yang tinggal di wilayah bantaran sungai, lereng bukit, dan daerah yang kerap tergenang saat hujan deras. Menurutnya, langkah antisipatif masyarakat sangat berpengaruh terhadap minimnya korban jiwa.
“Masyarakat perlu waspada, terutama saat hujan deras dan air mulai naik. Koordinasi dengan PLN sangat penting agar listrik segera dipadamkan di wilayah terdampak banjir karena banyak kasus korban tersengat listrik,”
imbaunya.
Ia menambahkan, masyarakat juga diingatkan untuk tidak panik dan tetap mematuhi arahan petugas saat proses evakuasi berlangsung. Kepolisian akan mengamankan jalur evakuasi dan memastikan keamanan harta benda warga yang ditinggalkan sementara waktu.
“Pada saat evakuasi, masyarakat harus mengamankan barang berharga masing-masing. Polisi dari Reserse dan Lalu Lintas juga akan bertugas, mulai dari patroli pascabanjir hingga pengaturan arus lalu lintas di lokasi terdampak,”pungkasnya.
Langkah Preventif dan Pemetaan Ulang Daerah Rawan
Menindaklanjuti apel kesiapsiagaan tersebut, Polda Lampung juga telah menugaskan jajarannya di tingkat Polres untuk melakukan pemetaan ulang daerah rawan bencana, terutama di kabupaten yang sering dilanda banjir seperti Lampung Utara, Lampung Tengah, dan Tulang Bawang. Setiap Polres diwajibkan membuat laporan kondisi wilayah, jumlah penduduk di daerah berisiko, serta sarana evakuasi yang tersedia.
Pihak BPBD Provinsi Lampung, dalam kesempatan yang sama, menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat koordinasi dan sistem peringatan dini. Mereka juga akan mengaktifkan posko siaga 24 jam yang terhubung langsung dengan Polda, TNI, dan Basarnas. Dengan sistem ini, diharapkan proses pelaporan dan penanganan bencana bisa dilakukan secara cepat dan efisien.
Dukungan dari Forkopimda dan Pemerintah Provinsi
Kegiatan apel juga mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Lampung. Dalam sambutannya, perwakilan Forkopimda menyampaikan apresiasi atas inisiatif Polda Lampung yang terus menjaga kesiapan menghadapi musim penghujan. Pemerintah daerah, kata dia, berkomitmen untuk terus bersinergi dengan aparat keamanan dalam hal penyediaan logistik, dapur umum, serta fasilitas pengungsian di titik-titik rawan.
Pemerintah Provinsi juga mengingatkan masyarakat agar ikut aktif dalam menjaga lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan melakukan penghijauan di daerah rawan longsor. Menurutnya, bencana alam tidak hanya disebabkan oleh faktor alamiah, tetapi juga akibat perilaku manusia yang kurang bijak dalam menjaga keseimbangan lingkungan.
Peran Media dan Relawan
Dalam apel tersebut, turut hadir pula perwakilan dari media lokal dan nasional yang turut serta menyebarkan informasi edukatif tentang kesiapsiagaan bencana. Kapolda menilai peran media sangat penting sebagai mitra pemerintah dan aparat dalam menyampaikan pesan-pesan mitigasi kepada publik.
Selain itu, sejumlah komunitas relawan seperti Tagana, PMI, Pramuka, dan komunitas pecinta alam juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Mereka menunjukkan kesiapan membantu aparat dalam proses evakuasi, distribusi logistik, hingga pendampingan bagi korban pascabencana.
Ketua Tagana Provinsi Lampung mengatakan bahwa kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa penanganan bencana merupakan tanggung jawab bersama. “Kami siap bekerja sama dengan Polri dan TNI kapan pun dibutuhkan. Prinsipnya, kami selalu mengedepankan kemanusiaan dan gotong royong,” ujarnya.
Harapan dan Komitmen Ke Depan
Kapolda Lampung berharap kegiatan apel kesiapsiagaan ini tidak hanya menjadi rutinitas tahunan, tetapi juga momentum penting untuk memperkuat koordinasi lintas sektor dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mitigasi bencana. Menurutnya, kesiapan bukan hanya soal alat dan tenaga, tetapi juga kesiapan mental dan solidaritas sosial di tengah masyarakat.
“Apel ini bukan sekadar formalitas, tapi wujud nyata kesiapan kita semua. Bencana tidak bisa diprediksi, tapi bisa diantisipasi dengan kesiapsiagaan dan kerja sama yang baik,”tutur Irjen Pol Helfi Assegaf menutup kegiatan.
Apel kesiapsiagaan ini diakhiri dengan doa bersama untuk keselamatan seluruh masyarakat Lampung dan dilanjutkan dengan peninjauan perlengkapan SAR serta kendaraan operasional. Tim Reaksi Cepat yang dibentuk Polda Lampung kini siap diterjunkan ke berbagai wilayah ketika bencana terjadi, membawa semangat kemanusiaan dan tanggung jawab dalam melindungi masyarakat.
Dengan semangat sinergi dan gotong royong, Polda Lampung bersama seluruh elemen pemerintah, TNI, dan masyarakat berkomitmen menjadikan Lampung sebagai provinsi yang tangguh terhadap bencana, cepat dalam respon, dan kuat dalam solidaritas.
Sumber: Humas Polda Lampung
Editor: Pariyo Saputra




