Keluarga Marsinah Bangga Kapolri Peduli Buruh: Seperti Perjuangan Adik Kami

Press Release Nomor: 784/ XI / HUM.6.1.1./ 2025/ Bidhumas
Selasa, 11 November 2025.

Jakarta, (Sumateranewstv. Com) – Keluarga aktivis buruh almarhumah Marsinah menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas kepedulian Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terhadap nasib para buruh di Indonesia. Kepedulian tersebut dinilai mencerminkan semangat perjuangan Marsinah yang sepanjang hidupnya membela hak-hak kaum pekerja, terutama kaum perempuan yang bekerja di sektor industri.

“Kami, kakak Marsinah, merasa bangga Bapak Kapolri peduli ke buruh dan melindungi buruh seperti yang diperjuangkan adik kami, Ibu Marsinah,” ujar Marsini, kakak kandung almarhumah Marsinah, dalam pernyataannya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (10/11/2025).

Menurut Marsini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menunjukkan perhatian besar terhadap kesejahteraan dan perlindungan hukum bagi kaum buruh, termasuk mereka yang tengah berjuang mempertahankan hak kerja dan menghadapi pemutusan hubungan kerja (PHK).

“Bapak Kapolri mengurus yang korban PHK, juga peduli kesejahteraannya,” lanjut Marsini, yang datang bersama perwakilan keluarga besar Marsinah dan beberapa aktivis buruh dari berbagai daerah.

Kunjungan Keluarga Marsinah ke Mabes Polri

Kehadiran keluarga Marsinah di Mabes Polri bukan sekadar silaturahmi, tetapi juga bentuk penghargaan dan apresiasi terhadap sikap humanis Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit. Dalam pertemuan tersebut, suasana haru sempat mewarnai ruang pertemuan ketika Marsini menyampaikan undangan kepada Kapolri untuk berkunjung ke Nganjuk, Jawa Timur — tanah kelahiran sang adik, sekaligus lokasi makam pahlawan buruh itu.

“Bapak Kapolri, saya undang berziarah dan berkunjung ke Nganjuk bersama Pak Andi Gani yang ingin membuatkan museum dan rumah singgah Ibu Marsinah di Nganjuk,” ujar Marsini di hadapan Kapolri.

Permintaan tersebut disambut hangat oleh Jenderal Sigit. Ia menyampaikan rasa hormat dan apresiasi kepada keluarga Marsinah serta menegaskan komitmen Polri untuk terus menjaga dan melindungi hak-hak pekerja di seluruh Indonesia, sejalan dengan amanat konstitusi dan nilai-nilai keadilan sosial.

Komitmen Polri dalam Melindungi Kaum Buruh

Kapolri menegaskan bahwa Polri akan terus mendukung kebijakan pemerintah dalam menciptakan iklim ketenagakerjaan yang adil dan berkeadilan. Menurutnya, buruh merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan bangsa yang harus mendapatkan perhatian serius, baik dari sisi kesejahteraan, perlindungan hukum, maupun keadilan sosial.

“Kita ingin memastikan setiap buruh mendapatkan hak-hak dasarnya. Polisi hadir bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk melindungi, terutama mereka yang memperjuangkan hak secara damai dan konstitusional,” ungkap Jenderal Sigit dalam kesempatan yang sama.

Ia menambahkan bahwa Polri melalui berbagai programnya telah membentuk unit pelayanan khusus untuk menangani laporan-laporan terkait perburuhan, termasuk sengketa industri, tindak pidana ketenagakerjaan, dan tindakan kekerasan terhadap buruh. Langkah tersebut menunjukkan perubahan paradigma Polri dari pendekatan represif menjadi pendekatan yang lebih humanis dan partisipatif.

Warisan Perjuangan Marsinah

Nama Marsinah telah menjadi simbol perjuangan buruh Indonesia sejak era 1990-an. Ia dikenal karena keberaniannya memperjuangkan hak-hak buruh di pabrik tempatnya bekerja di Sidoarjo, Jawa Timur. Pada tahun 1993, Marsinah ditemukan meninggal dunia setelah memperjuangkan hak rekan-rekannya yang mengalami ketidakadilan di tempat kerja. Peristiwa itu mengguncang publik dan menjadi titik penting dalam sejarah gerakan buruh di Indonesia.

Kini, lebih dari tiga dekade setelah wafatnya, semangat Marsinah tetap hidup dan menginspirasi banyak generasi baru pekerja, aktivis, dan kaum perempuan. Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Marsinah pada peringatan Hari Pahlawan di Istana Negara, Senin (10/11/2025). Penghargaan tersebut menjadi bentuk pengakuan negara atas perjuangannya yang tanpa pamrih demi keadilan sosial.

Reaksi Masyarakat dan Kalangan Buruh

Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Marsinah mendapat sambutan luas dari masyarakat, terutama kalangan pekerja dan aktivis buruh. Banyak serikat pekerja menyebutnya sebagai bentuk keadilan sejarah yang akhirnya ditegakkan setelah puluhan tahun perjuangan panjang.

Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Andi Gani Nena Wea mengatakan bahwa pengakuan negara terhadap Marsinah merupakan bukti nyata bahwa perjuangan kaum buruh tidak pernah sia-sia. “Marsinah bukan hanya simbol perjuangan, tetapi juga inspirasi bagi seluruh buruh perempuan yang berani bersuara atas ketidakadilan,” ujar Andi Gani.

Ia juga menegaskan bahwa pihaknya bersama pemerintah dan Polri akan terus mendorong terciptanya ruang dialog yang konstruktif antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah untuk membangun hubungan industrial yang harmonis. “Kita tidak ingin konflik industrial diselesaikan dengan kekerasan. Polri kini hadir sebagai mitra keadilan sosial,” tambahnya.

Rencana Pembangunan Museum Marsinah

Dalam kesempatan tersebut, keluarga Marsinah bersama KSPI juga mengumumkan rencana pembangunan Museum dan Rumah Singgah Marsinah di Nganjuk, Jawa Timur. Museum tersebut akan menjadi pusat dokumentasi sejarah perjuangan buruh Indonesia serta tempat edukasi bagi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk memahami nilai perjuangan keadilan dan hak asasi manusia.

“Kami ingin perjuangan adik kami tidak dilupakan. Dengan adanya museum ini, anak-anak muda bisa belajar bahwa memperjuangkan kebenaran tidak pernah sia-sia,” kata Marsini dengan mata berkaca-kaca.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit pun menyambut baik rencana tersebut. Ia menyatakan kesediaannya untuk berkunjung dan mendukung pembangunan museum itu sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa dan pengorbanan Marsinah.

Peran Polri dalam Mendorong Keadilan Sosial

Perhatian Kapolri terhadap kaum buruh bukan hanya terlihat dalam pertemuan dengan keluarga Marsinah, tetapi juga dalam berbagai kebijakan Polri yang mendorong terciptanya keadilan sosial. Polri kini aktif mengawal pelaksanaan kebijakan ketenagakerjaan, memberikan perlindungan terhadap aksi demonstrasi buruh yang damai, serta menindak tegas pihak-pihak yang mencoba memanfaatkan aksi buruh untuk kepentingan tertentu.

“Kami ingin setiap aksi buruh berjalan aman, tertib, dan tanpa kekerasan. Polisi hadir bukan untuk menekan, tetapi untuk mengawal hak demokrasi rakyat,” ujar Jenderal Sigit.

Langkah ini diapresiasi oleh berbagai pihak. Akademisi hukum dari Universitas Indonesia, Dr. Sulastri Widyaningrum, menyebut pendekatan Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Sigit merupakan paradigma baru dalam penegakan hukum yang berkeadilan sosial. “Kita melihat perubahan signifikan dari pendekatan keamanan menuju pendekatan kesejahteraan. Ini sangat relevan dengan semangat Marsinah,” katanya.

Refleksi Hari Pahlawan 2025

Peringatan Hari Pahlawan tahun ini menjadi momen bersejarah bagi gerakan buruh Indonesia. Penghargaan kepada Marsinah tidak hanya menjadi simbol pengakuan terhadap perjuangan individu, tetapi juga terhadap seluruh kaum pekerja yang berjuang demi keadilan. Keluarga Marsinah berharap agar semangat itu terus hidup dan menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia.

“Kami ingin nama Marsinah selalu dikenang bukan karena tragedinya, tetapi karena keberaniannya memperjuangkan keadilan bagi banyak orang,” ujar Marsini dengan suara lirih namun penuh kebanggaan.

Ia menambahkan bahwa penghargaan dari negara dan perhatian dari Kapolri menjadi penegasan bahwa perjuangan buruh kini mendapatkan tempat yang semestinya di hati masyarakat dan pemerintah.

Makna Simbolik dan Inspiratif Marsinah

Marsinah tidak hanya dikenal sebagai aktivis buruh, tetapi juga sebagai simbol perjuangan perempuan Indonesia. Dalam konteks yang lebih luas, kisah hidupnya mencerminkan perjuangan melawan ketidakadilan struktural yang masih dihadapi banyak perempuan di dunia kerja. Keberaniannya melawan tekanan menjadi inspirasi bagi banyak generasi baru yang kini terus berjuang menuntut kesetaraan dan hak-hak dasar pekerja.

Kisah Marsinah telah diabadikan dalam berbagai karya sastra, film dokumenter, dan penelitian akademik, yang semuanya menggambarkan keberanian seorang perempuan sederhana melawan sistem yang menindas. Dengan pengakuan sebagai Pahlawan Nasional, nama Marsinah kini resmi tercatat dalam sejarah bangsa sebagai pejuang kemanusiaan dan keadilan sosial.

Harapan Keluarga dan Gerakan Buruh ke Depan

Keluarga Marsinah berharap agar perjuangan adik mereka dapat terus dilanjutkan melalui langkah konkret, baik oleh pemerintah maupun masyarakat luas. Mereka menginginkan agar nilai-nilai keadilan, keberanian, dan kejujuran yang diperjuangkan Marsinah menjadi pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia dalam bekerja dan berorganisasi.

“Kami berharap Polri, pemerintah, dan masyarakat bisa terus menjaga semangat perjuangan adik kami. Jangan biarkan keadilan hanya menjadi slogan, tetapi harus menjadi kenyataan,” tegas Marsini.

Selain itu, gerakan buruh juga diharapkan semakin dewasa dan profesional dalam memperjuangkan aspirasinya. Dengan adanya sinergi antara buruh, pemerintah, dan aparat penegak hukum, diharapkan hubungan industrial di Indonesia dapat berkembang lebih sehat dan berkeadilan bagi semua pihak.

Penutup

Perjumpaan antara keluarga Marsinah dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara aparat penegak hukum dan kaum pekerja. Momen tersebut tidak hanya bernilai simbolik, tetapi juga menegaskan arah baru hubungan antara Polri dan rakyat — hubungan yang berlandaskan rasa empati, keadilan, dan kemanusiaan.

Kisah Marsinah yang kini diabadikan sebagai Pahlawan Nasional menjadi pengingat bahwa keadilan dan kemanusiaan adalah fondasi bangsa yang tidak boleh dilupakan. Dan melalui kepedulian pemimpin-pemimpin bangsa, seperti Kapolri Jenderal Sigit, semangat perjuangan itu akan terus hidup untuk menginspirasi generasi yang akan datang.

*(Bidhumas Polri / Sumateranewstv.com)*