Press Release Nomor: 776/ XI / HUM.6.1.1./2025/Bidhumas
Minggu, 9 November 2025
Lampung, (Sumateranewstv. Com) — Kasus penipuan dengan modus hipnotis kembali terjadi di wilayah Provinsi Lampung. Kali ini, korbannya adalah seorang nenek bernama Saimah (66), warga Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Ia kehilangan perhiasan emas seberat 15 gram setelah diduga dihipnotis oleh seseorang yang mengaku bisa membantunya mendapatkan bantuan sosial dari Presiden Prabowo Subianto.
Peristiwa memilukan itu terjadi pada Kamis, 6 November 2025, sekitar pukul 08.30 WIB. Dalam kejadian tersebut, korban awalnya diajak berbicara oleh seorang perempuan tidak dikenal yang berpura-pura membawa kabar gembira mengenai pembagian bantuan dari pemerintah pusat. Dengan dalih ingin membantu warga kurang mampu, pelaku berhasil membujuk korban untuk ikut dengannya.
Namun, alih-alih menerima bantuan yang dijanjikan, korban justru kehilangan seluruh perhiasan emas yang ia kenakan. Total kerugian ditaksir mencapai Rp 30 juta. Peristiwa ini sontak menghebohkan warga sekitar karena rekaman video korban yang tampak kebingungan setelah ditinggalkan pelaku sempat beredar luas di media sosial.
Kronologi Kejadian
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian, kejadian bermula ketika korban sedang duduk di depan rumahnya. Pelaku kemudian datang menggunakan sepeda motor dan berpura-pura memperkenalkan diri sebagai relawan program bantuan sosial pemerintah. Dengan bahasa yang meyakinkan, pelaku mengaku ditugaskan untuk menyalurkan bantuan dari Presiden Prabowo berupa beras dan uang tunai bagi masyarakat yang membutuhkan.
Korban yang dikenal sebagai sosok sederhana dan mudah bergaul itu pun tidak menaruh curiga. Ia percaya dengan ucapan pelaku dan bersedia diajak menuju lokasi yang diklaim sebagai tempat pendataan penerima bantuan. Saat dalam perjalanan, pelaku mulai berbicara dengan nada menenangkan dan memberikan sejumlah perintah aneh yang membuat korban merasa seperti kehilangan kesadaran.
Setelah beberapa saat, korban merasa linglung. Ia diturunkan di pinggir jalan di wilayah Kabupaten Lampung Utara tanpa sadar bahwa seluruh perhiasannya telah raib. Warga sekitar yang melihat kondisi korban kemudian menolong dan membawanya ke rumah kerabat terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
Penanganan Polisi
Menanggapi kejadian tersebut, Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol. Yuni Iswandari, membenarkan bahwa kasus dugaan hipnotis ini sedang ditangani oleh Satreskrim Polres Tulang Bawang Barat.
“Benar, peristiwa itu terjadi Kamis kemarin. Korban sudah membuat laporan dan saat ini tim Satreskrim Polres Tulang Bawang Barat masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku,” ujar Kombes Yuni saat dikonfirmasi, Sabtu (8/11/2025).
Ia menambahkan, dari hasil pemeriksaan awal diketahui bahwa pelaku menggunakan modus dengan mengatasnamakan pejabat negara, dalam hal ini Presiden Prabowo, untuk meyakinkan korban. Modus seperti ini dinilai cukup berbahaya karena menyasar masyarakat awam, terutama para lansia yang mudah terbujuk dengan iming-iming bantuan sosial.
“Berdasarkan keterangan korban, pelaku mengatakan bahwa ia akan mendapatkan bantuan beras dari Bapak Presiden. Namun kami masih melakukan pendalaman dan penyelidikan lebih lanjut terkait dugaan hipnotis ini,” jelasnya.
Kerugian dan Dampak Psikologis Korban
Akibat peristiwa tersebut, korban mengalami kerugian materi sekitar Rp 30 juta karena seluruh perhiasan emas seberat 15 gram yang biasa ia kenakan hilang. Selain itu, korban juga mengalami trauma dan ketakutan untuk keluar rumah karena merasa khawatir akan kejadian serupa.
“Setelah kejadian, korban terlihat sangat ketakutan dan linglung. Ia bahkan sempat tidak mengenali beberapa orang di sekitarnya,” ungkap salah satu warga yang menolong korban.
Pihak keluarga berharap agar pelaku segera tertangkap dan tidak ada lagi warga yang menjadi korban modus serupa. Mereka juga mengimbau masyarakat agar berhati-hati terhadap orang asing yang datang dengan dalih memberikan bantuan sosial.
Imbauan Kepolisian
Kombes Pol. Yuni Iswandari menegaskan bahwa pihak kepolisian terus melakukan sosialisasi untuk mengedukasi masyarakat mengenai modus penipuan yang sering memanfaatkan nama pejabat negara, tokoh masyarakat, bahkan lembaga pemerintah untuk menipu.
“Modus seperti ini sering terjadi dan selalu ada korban. Kami dari Polda Lampung menghimbau masyarakat untuk tidak langsung percaya terhadap janji-janji bantuan dari orang yang tidak dikenal, apalagi jika meminta ikut atau menyerahkan barang berharga,” tegas Yuni.
Ia menambahkan bahwa masyarakat harus aktif melapor kepada aparat keamanan jika menemui hal yang mencurigakan, terutama di lingkungan sekitar. Upaya kolaboratif antara masyarakat dan pihak kepolisian diyakini dapat mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.
Fenomena Hipnotis dan Penipuan di Lampung
Kasus dugaan hipnotis seperti yang dialami Saimah bukanlah yang pertama kali terjadi di Lampung. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah laporan serupa juga diterima oleh aparat kepolisian. Modus yang digunakan bervariasi, mulai dari penawaran bantuan sosial, penggandaan uang, hingga penjualan barang murah dengan embel-embel program pemerintah.
Fenomena ini memperlihatkan masih lemahnya literasi masyarakat terhadap bentuk-bentuk penipuan modern yang memanfaatkan psikologi korban. Dalam banyak kasus, pelaku biasanya menggunakan gaya bicara lembut, tatapan mata tajam, dan sentuhan ringan untuk mempengaruhi alam bawah sadar korban hingga menuruti perintah tanpa sadar.
Ahli psikologi sosial, Dr. Rini Kartikasari, menjelaskan bahwa kondisi hipnosis tidak selalu berarti si korban benar-benar "disihir". Dalam konteks kejahatan, yang terjadi biasanya adalah manipulasi mental yang memanfaatkan sugesti kuat terhadap individu yang mudah percaya atau sedang dalam kondisi emosional lemah.
“Pelaku penipuan dengan modus hipnotis sering kali memiliki kemampuan komunikasi dan observasi tinggi. Mereka bisa membaca situasi dan menemukan titik lemah calon korban,” ujarnya.
Langkah Antisipatif
Polda Lampung melalui berbagai polres di kabupaten dan kota terus melakukan sosialisasi terkait peningkatan kewaspadaan masyarakat. Beberapa langkah antisipatif yang disarankan antara lain:
- Tidak mudah percaya dengan orang asing yang mengaku membawa bantuan pemerintah.
- Menanyakan identitas dan surat tugas resmi jika seseorang mengaku dari lembaga atau instansi negara.
- Hindari menyerahkan barang berharga atau uang dalam situasi yang tidak jelas.
- Segera lapor ke pihak kepolisian jika ada kejadian mencurigakan di sekitar lingkungan.
Selain itu, warga juga diimbau untuk terus memperkuat komunikasi antar tetangga dan keluarga. Hal ini penting agar setiap aktivitas mencurigakan dapat segera dilaporkan dan diantisipasi bersama.
Harapan Masyarakat
Kasus yang menimpa Saimah menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat Lampung. Banyak warga berharap aparat kepolisian segera mengungkap identitas pelaku dan menindak tegas agar tidak ada korban berikutnya. Kejadian ini juga menimbulkan kesadaran baru di tengah masyarakat bahwa kejahatan bisa terjadi di mana saja, bahkan dengan cara yang tidak disangka-sangka.
“Kami harap polisi segera menemukan pelakunya. Kasihan ibu Saimah, dia sudah tua dan tidak punya banyak harta. Perhiasan itu hasil menabung bertahun-tahun,” kata salah satu warga Tulang Bawang Tengah.
Kesimpulan
Kasus dugaan hipnotis terhadap nenek Saimah di Lampung menjadi peringatan bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menghadapi modus kejahatan baru yang mengatasnamakan program pemerintah. Pihak kepolisian terus mengusut kasus ini dan berjanji akan mengungkap pelaku secepatnya. Sementara itu, masyarakat diimbau untuk tidak mudah tergoda dengan janji manis orang tidak dikenal dan selalu mengutamakan kewaspadaan.
Dengan adanya sinergi antara aparat dan warga, diharapkan kejadian serupa tidak akan terulang kembali. Polda Lampung juga terus berkomitmen memberikan rasa aman bagi seluruh masyarakat melalui patroli rutin, edukasi publik, serta penegakan hukum terhadap segala bentuk kejahatan sosial yang meresahkan warga.
Sumber: Bidhumas Polda Lampung | Redaksi Sumateranewstv.com
