Tampang Windi, Wanita yang Menyayat Kelamin Kekasihnya Hingga Nyaris Putus

Bandar Lampung – Rabu, 22 Oktober 2025 | Reporter: Tim Redaksi SumateraTV. Com

Bandar Lampung — Sebuah peristiwa tragis menggemparkan masyarakat Kota Bandar Lampung setelah seorang wanita bernama Windi (28), warga Bumi Waras, nekat melakukan tindakan keji dengan menyayat alat kelamin kekasih gelapnya, Karsilan (32), hingga nyaris putus. Aksi yang dilakukan di Lapangan Baruna, Panjang, Bandar Lampung, ini ternyata sudah direncanakan matang oleh pelaku lantaran sakit hati ditinggal menikah oleh korban dengan wanita lain.

Peristiwa ini tidak hanya mengundang perhatian publik tetapi juga memunculkan perbincangan luas di media sosial. Warga menilai kasus tersebut sebagai potret ekstrem dari rasa sakit hati yang berubah menjadi tindakan kriminal penuh emosi. Aparat kepolisian pun langsung bertindak cepat melakukan penangkapan terhadap pelaku dan kini tengah melakukan pemeriksaan intensif untuk mengungkap motif mendalam di balik peristiwa tersebut.

Pengakuan Mengejutkan dari Windi

Dalam pengakuannya kepada pihak kepolisian dan media, Windi secara terbuka mengaku telah merencanakan aksi sadis itu. Ia menuturkan bahwa rasa sakit hati yang mendalam karena dikhianati oleh kekasih gelapnya membuatnya kehilangan kendali.

“Siapa yang nggak sakit hati, dia (korban) main perempuan dan jajan sana-sini,” ujar Windi dengan nada penuh emosi saat diwawancarai di Mapolresta Bandar Lampung, Rabu, 22 Oktober 2025.

Menurut pengakuannya, Windi membawa pisau cutter dari rumah sebelum menemui korban di lokasi kejadian. Ia menyembunyikan pisau tersebut di balik pakaian yang dikenakannya, menandakan bahwa aksinya memang sudah direncanakan dengan matang. Saat bertemu, ia mengajak korban ke tempat yang sepi, yakni semak-semak di area Lapangan Baruna, Panjang — lokasi yang selama ini menjadi tempat mereka berdua menjalin hubungan gelap.

Windi mengatakan, perbuatannya dilakukan dalam kondisi sadar dan bukan karena pengaruh alkohol maupun tekanan mental sesaat. Ia merasa dikhianati karena korban telah menjanjikan akan menikahinya namun justru memilih menikahi wanita lain tanpa memberi penjelasan. Rasa sakit hati yang menumpuk akhirnya mendorong Windi melakukan tindakan nekat itu.

Detik-Detik Aksi Sadis di Lapangan Baruna

Wakapolresta Bandar Lampung, AKBP Erwin Irawan, menjelaskan kronologi kejadian yang terjadi pada Minggu, 19 Oktober 2025, sekitar pukul 19.00 WIB. Menurutnya, pelaku mengajak korban untuk bertemu di Lapangan Baruna, Panjang, dengan alasan ingin berkencan seperti biasanya.

“Setibanya di lokasi sekitar pukul 19.00 WIB, pelaku dan korban masuk ke semak-semak di area lapangan. Pelaku menyuruh korban membuka celana berikut celana dalamnya, lalu meminta korban rebahan,” ujar AKBP Erwin Irawan dalam konferensi pers di Mapolresta Bandar Lampung, Rabu (22/10/2025).

Namun saat korban dalam posisi terlentang dan lengah, pelaku diam-diam mengeluarkan pisau cutter yang sudah disiapkan sebelumnya dari rumah. Tanpa pikir panjang, ia langsung menyayat alat kelamin korban dengan cepat. Akibatnya, korban berteriak kesakitan dan berusaha menahan luka yang langsung mengeluarkan darah deras.

Setelah melakukan aksinya, Windi langsung melarikan diri meninggalkan lokasi kejadian dengan panik. Ia sempat membuang pisau cutter di sekitar lapangan untuk menghilangkan jejak. Sementara itu, korban yang mengalami luka berat berusaha menyelamatkan diri dan meminta pertolongan kepada seorang warga berinisial A yang kebetulan melintas di dekat lokasi kejadian.

Melihat kondisi korban yang berlumuran darah, warga tersebut segera membawanya ke Puskesmas Panjang untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun karena luka yang dialami sangat parah, korban kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek untuk menjalani perawatan intensif. Saat ini korban dikabarkan masih dalam tahap pemulihan dan mendapat pengawasan medis ketat.

Motif: Cinta, Dendam, dan Luka Batin

Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi menyimpulkan bahwa motif utama pelaku adalah dendam dan sakit hati akibat pengkhianatan asmara. Windi diketahui telah menjalin hubungan dengan korban selama kurang lebih satu tahun. Dalam kurun waktu tersebut, korban kerap menjanjikan akan menikahi Windi namun tak pernah menepati janjinya.

Ketika Windi mengetahui bahwa korban justru menikahi wanita lain, ia merasa dipermalukan dan dikhianati. Perasaan itu berubah menjadi amarah yang mendalam dan akhirnya meledak dalam bentuk tindakan kriminal. Berdasarkan keterangan psikolog yang turut dimintai pendapat oleh penyidik, pelaku mengalami kondisi psikis yang tidak stabil saat peristiwa terjadi.

Namun, kondisi tersebut tidak menghapuskan tanggung jawab hukumnya. Polisi menegaskan bahwa perbuatan Windi tetap dikategorikan sebagai tindak pidana penganiayaan berat yang direncanakan.

Keterangan Resmi Polisi

Dalam keterangan resminya, AKBP Erwin Irawan menyampaikan bahwa pelaku telah ditahan di sel tahanan Polresta Bandar Lampung untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menoleransi tindakan kekerasan dalam bentuk apapun, termasuk yang didasari oleh motif asmara.

“Tindakan pelaku sudah termasuk dalam kategori penganiayaan berat yang direncanakan. Kami sudah mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk pakaian pelaku, pisau cutter yang digunakan, serta rekaman CCTV dari sekitar lokasi kejadian,” ungkap AKBP Erwin.

Pihak kepolisian juga berkoordinasi dengan tim psikolog Polri dan Dinas Sosial untuk melakukan asesmen terhadap kondisi mental pelaku. Langkah ini diambil untuk memastikan apakah pelaku memiliki gangguan kejiwaan atau tindakan tersebut murni dilandasi emosi dan dendam pribadi.

Barang Bukti yang Diamankan

Selain pisau cutter yang ditemukan di sekitar lokasi kejadian, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti pendukung lainnya, antara lain:

  • Pakaian korban yang berlumuran darah;
  • Pakaian pelaku saat kejadian;
  • Telepon genggam yang digunakan pelaku dan korban untuk berkomunikasi sebelum kejadian;
  • Rekaman CCTV dari area sekitar Lapangan Baruna;
  • Keterangan saksi warga yang menolong korban.

Barang bukti tersebut kini tengah diperiksa untuk memperkuat pembuktian dalam proses penyidikan. Polisi juga masih menelusuri kemungkinan adanya pihak lain yang mengetahui atau terlibat secara tidak langsung dalam peristiwa ini.

Reaksi Publik dan Media Sosial

Kisah tragis ini dengan cepat menyebar di berbagai platform media sosial, terutama di wilayah Lampung. Banyak netizen yang menyoroti tindakan Windi sebagai bentuk kehilangan kendali emosional akibat kekecewaan cinta. Sebagian menyayangkan tindakan tersebut karena telah merusak dua kehidupan sekaligus: dirinya dan korban.

Psikolog sosial dari Universitas Lampung, Dr. R. Marisa Yuliani, menilai bahwa peristiwa ini adalah contoh ekstrem dari hubungan toksik yang berujung pada kekerasan. Menurutnya, masyarakat perlu lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental dalam hubungan interpersonal.

“Ketika seseorang tidak mampu mengelola emosi, rasa cemburu, dan kekecewaan dengan sehat, maka potensi tindak kekerasan bisa muncul. Kasus ini harus menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk mengedepankan komunikasi dan penyelesaian yang rasional,” kata Dr. Marisa.

Langkah Hukum Terhadap Windi

Polisi telah menjerat Windi dengan Pasal 351 ayat (2) KUHP tentang penganiayaan berat yang mengakibatkan luka serius, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara. Namun, penyidik juga tidak menutup kemungkinan menambahkan pasal lain jika ditemukan unsur perencanaan yang lebih matang berdasarkan bukti baru yang muncul selama penyidikan.

AKBP Erwin menambahkan, pelaku menunjukkan penyesalan atas perbuatannya, meski dalam beberapa pernyataannya masih tampak menyesali lebih karena dampak sosial yang ia hadapi, bukan sepenuhnya karena tindakan keji yang telah dilakukan.

Dampak Sosial dan Refleksi Masyarakat

Kasus ini menggugah banyak pihak untuk kembali menyoroti pentingnya edukasi mengenai kekerasan berbasis emosi dan relasi. Kekerasan dalam hubungan asmara sering kali terjadi dalam diam dan jarang terungkap hingga berujung fatal. Pemerintah daerah, organisasi masyarakat, serta lembaga keagamaan diharapkan lebih aktif dalam memberikan penyuluhan mengenai pengendalian emosi dan resolusi konflik dalam hubungan pribadi.

Selain itu, masyarakat diminta tidak menganggap enteng persoalan kekerasan dalam hubungan pacaran. Beberapa organisasi perempuan di Lampung bahkan menyerukan pentingnya hotline pengaduan khusus bagi korban kekerasan emosional dan fisik dalam relasi asmara untuk mencegah terjadinya tragedi serupa di masa mendatang.

Kondisi Korban Terbaru

Hingga Rabu malam (22/10/2025), pihak RSUD Abdul Moeloek melaporkan bahwa kondisi korban berangsur stabil. Tim medis berhasil melakukan tindakan operasi untuk menghentikan pendarahan dan menyelamatkan alat vital korban dari kerusakan permanen. Dokter bedah yang menangani menyebutkan bahwa luka yang dialami korban sangat serius, namun masih dapat disembuhkan dengan penanganan medis jangka panjang.

Pihak keluarga korban menolak memberikan komentar kepada awak media karena masih syok dengan kejadian tersebut. Sementara itu, pihak kepolisian memberikan pengamanan di sekitar ruang perawatan korban untuk menjaga privasi dan keamanan.

Penutup: Pelajaran dari Tragedi Lapangan Baruna

Kejadian yang menimpa Windi dan Karsilan menjadi pengingat keras bagi masyarakat bahwa kekerasan, dalam bentuk apapun, tidak pernah menjadi solusi dari kekecewaan. Tindakan emosional sesaat dapat menghancurkan masa depan dan meninggalkan luka psikologis mendalam bagi semua pihak yang terlibat.

Pakar hukum pidana, Dr. Eko Wibowo, menegaskan bahwa kasus ini bisa menjadi yurisprudensi penting bagi aparat hukum untuk memperkuat penegakan hukum terhadap tindak kekerasan dalam hubungan personal. Ia juga mendorong agar pendekatan psikologis bagi pelaku dan korban dijadikan bagian integral dari proses penegakan hukum.

“Hukum memang harus tegas, tapi keadilan sejati juga mencakup pemulihan. Baik pelaku maupun korban membutuhkan pendampingan psikologis agar tidak ada lagi lingkaran kekerasan di masa depan,” ujarnya.

Kasus ini kini menjadi sorotan tajam di berbagai media nasional dan lokal. Banyak pihak berharap agar tragedi seperti ini menjadi pembelajaran sosial bagi generasi muda tentang pentingnya mengelola emosi, menghormati pasangan, serta menjauhkan diri dari tindakan kekerasan.

Simak pernyataan lengkap Windi dalam video eksklusif sebelum postingan ini di kanal resmi SumateraNewsTV.

Editor : Redaksi SumateranewsTV. Com