Polsek Kembangan Ungkap Kasus Pembunuhan Pekerja Proyek, Pelaku Ditangkap Kurang dari Sehari
Jakarta Barat, (Sumateranewstv. Com) – Dalam waktu kurang dari 1x24 jam, jajaran Polsek Kembangan Polres Metro Jakarta Barat berhasil mengungkap kasus pembunuhan sadis terhadap seorang pekerja proyek bangunan yang ditemukan tewas mengenaskan dengan luka tusukan di dada. Kejadian ini mengguncang warga di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, pada Jumat (3/10/2025) pagi.
Korban yang diketahui bernama Sapri (39), seorang pekerja bangunan asal Lampung, ditemukan tak bernyawa di dalam kamar kontrakan sederhana yang ia tempati bersama beberapa rekan kerja di kawasan tersebut. Warga sekitar yang curiga dengan bau menyengat dari kamar kontrakan itu langsung melaporkannya kepada ketua RT setempat, yang kemudian meneruskan laporan kepada pihak kepolisian.
Tak butuh waktu lama, petugas Polsek Kembangan bersama Tim Inafis Polres Metro Jakarta Barat tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil pemeriksaan awal, ditemukan adanya luka tusuk di bagian dada sebelah kiri korban yang diduga menjadi penyebab kematian.
Pelaku Ditangkap Kurang dari 24 Jam
Melalui kerja cepat dan koordinasi lintas satuan, polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku berinisial WDW (45) di wilayah yang sama, hanya beberapa jam setelah penemuan jasad korban. Pelaku diketahui merupakan rekan kerja sekaligus satu kampung dengan korban di daerah asalnya.
Kapolsek Kembangan, Kompol Moch Taufik Iksan, membenarkan penangkapan tersebut. Dalam keterangannya kepada awak media, ia menyampaikan bahwa pelaku berhasil diamankan dalam waktu kurang dari satu hari setelah tim Reskrim melakukan penyelidikan intensif di lapangan.
“Pelaku berhasil kami amankan dalam waktu 1x24 jam setelah kejadian. Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, pelaku bukan kerabat korban, namun mereka memang berasal dari satu kampung di daerah asal mereka,” ujar Taufik, Rabu (8/10/2025).
Dari tangan pelaku, polisi turut mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain satu bilah pisau dapur yang digunakan untuk melakukan aksinya, dua unit handphone milik korban dan pelaku, serta beberapa potong pakaian korban yang berlumuran darah.
Awal Mula Kejadian: Satu Pekerjaan, Satu Kontrakan, Berujung Maut
Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa pelaku baru bekerja di proyek bangunan tersebut selama dua hari. Ia direkomendasikan oleh salah satu mandor karena masih teman satu daerah. Pelaku pun diizinkan menumpang sementara di kontrakan yang ditempati korban dan beberapa pekerja lain.
Namun, bukannya menambah tenaga kerja, kehadiran pelaku justru menimbulkan tragedi. Malam sebelum kejadian, sempat terdengar suara pertengkaran antara pelaku dan korban. Beberapa rekan kerja sempat mencoba melerai, namun pertikaian itu dianggap hanya kesalahpahaman kecil terkait pembagian kerja di proyek.
“Dari keterangan saksi, pelaku dan korban sempat adu mulut pada malam sebelumnya. Namun tidak disangka, keesokan harinya korban ditemukan sudah tidak bernyawa,” ungkap Kompol Taufik.
Polisi menduga motif awal pembunuhan dipicu oleh masalah sepele namun berujung fatal. Dari pengakuan sementara, pelaku mengaku merasa dihina oleh korban di depan rekan-rekannya, hingga emosi tidak terkendali.
Pelaku Diduga Miliki Gangguan Kejiwaan
Dalam penyelidikan lebih lanjut, pihak kepolisian menemukan indikasi bahwa pelaku memiliki kondisi kejiwaan yang belum stabil. Hal ini diperkuat dari keterangan keluarga pelaku di kampung halaman yang menyebut bahwa WDW pernah menjalani perawatan karena gangguan psikis beberapa tahun lalu.
“Kami masih melakukan pendalaman terkait motif dan kondisi pelaku. Rencananya kami akan berkoordinasi dengan Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk pemeriksaan kejiwaan terhadap pelaku, karena ada indikasi pelaku memiliki riwayat gangguan psikis,” jelas Kapolsek Kembangan.
Meski demikian, penyidik tetap menempuh jalur hukum sesuai prosedur yang berlaku. Pelaku kini telah diamankan di Mapolsek Kembangan untuk pemeriksaan lebih lanjut, dan dijerat dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Olah TKP dan Kronologi Lengkap
Tim Inafis Polres Metro Jakarta Barat bersama unit Reskrim Polsek Kembangan melakukan olah TKP selama hampir dua jam. Polisi mengumpulkan sejumlah barang bukti, termasuk pakaian korban, pisau dapur, serta bercak darah di lantai dan dinding kamar.
Berdasarkan rekonstruksi awal, peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 06.30 pagi. Saat itu, korban baru selesai mandi dan bersiap berangkat kerja ke proyek pembangunan rumah tinggal di kawasan Srengseng. Pelaku yang sudah menunggu di dapur langsung menyerang korban menggunakan pisau dapur yang diambil dari meja makan.
Tusukan pelaku tepat mengenai dada kiri korban hingga menembus jantung. Korban sempat berteriak meminta tolong, namun pelaku segera melarikan diri meninggalkan lokasi. Beberapa rekan kerja yang mendengar teriakan segera datang, namun korban sudah dalam keadaan kritis dan menghembuskan napas terakhir di tempat kejadian.
Respon Cepat Polisi dan Bantuan Warga
Usai menerima laporan warga, Polsek Kembangan langsung mengerahkan tim untuk mengejar pelaku. Dengan bantuan informasi dari warga sekitar, pelaku akhirnya berhasil ditangkap di sebuah warung di kawasan Kembangan Utara pada sore hari.
“Kami berterima kasih atas kerja sama masyarakat yang cepat memberikan informasi. Tanpa bantuan warga, penangkapan ini mungkin akan memakan waktu lebih lama,” ujar Kompol Taufik.
Pelaku tidak melakukan perlawanan saat ditangkap. Ia bahkan tampak kebingungan dan terus bergumam saat dibawa ke Mapolsek untuk pemeriksaan lebih lanjut. Polisi kemudian mengamankan pelaku di ruang tahanan khusus untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Reaksi Warga dan Rekan Korban
Kasus ini membuat warga sekitar kontrakan tempat korban tinggal merasa kaget dan prihatin. Menurut beberapa tetangga, korban dikenal sebagai sosok pendiam dan pekerja keras. Ia telah tinggal di kontrakan itu lebih dari satu tahun dan jarang terlibat masalah dengan siapa pun.
“Pak Sapri itu orangnya baik, sopan, nggak pernah ribut. Kami kaget waktu tahu dia dibunuh sama temannya sendiri,” ujar Siti, salah satu warga setempat.
Sementara itu, rekan kerja korban di proyek pembangunan tersebut mengaku sangat kehilangan. Menurut mereka, korban dikenal sebagai pekerja senior yang sering membantu teman-temannya yang baru masuk.
“Beliau itu kayak kakak bagi kami di proyek. Suka ngasih nasihat dan bantu kalau ada yang belum bisa kerja. Nggak nyangka malah meninggalnya seperti ini,” kata Dedi, rekan korban yang sudah bekerja bersamanya selama setahun.
Langkah Hukum dan Proses Penyidikan
Polisi saat ini tengah melengkapi berkas perkara dan memeriksa sejumlah saksi tambahan, termasuk mandor proyek dan pemilik kontrakan. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap beberapa rekan kerja korban yang mengetahui interaksi antara korban dan pelaku sebelum peristiwa berdarah itu terjadi.
Pihak kepolisian juga memastikan bahwa seluruh proses hukum akan dilakukan secara transparan dan profesional. “Kami tidak akan tergesa-gesa, semua harus sesuai prosedur. Termasuk memastikan apakah pelaku benar-benar mengalami gangguan kejiwaan atau tidak,” tegas Kompol Taufik.
Selain itu, penyidik berencana untuk membawa pelaku ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati guna menjalani observasi kejiwaan dalam waktu dekat. Hasil pemeriksaan tersebut akan menjadi dasar dalam penentuan kelanjutan proses hukum pelaku.
Kondisi Keluarga Korban
Di kampung halamannya di Lampung, kabar duka ini disambut dengan kesedihan mendalam oleh keluarga korban. Jenazah Sapri telah dipulangkan dan dimakamkan secara layak di desa kelahirannya pada Sabtu pagi (4/10/2025).
Pihak keluarga berharap pelaku mendapat hukuman setimpal. “Kami serahkan semuanya ke polisi. Tapi kami minta keadilan untuk adik kami,” kata Hendra, kakak kandung korban.
Pemerintah setempat melalui perangkat desa juga memberikan santunan kepada keluarga korban, serta bantuan logistik dari rekan-rekan kerja almarhum yang turut berbelasungkawa.
Komitmen Polres Metro Jakarta Barat
Kapolsek Kembangan menyampaikan bahwa keberhasilan pengungkapan cepat kasus ini merupakan bentuk komitmen Polres Metro Jakarta Barat dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat. Ia menegaskan, setiap laporan masyarakat akan segera ditindaklanjuti tanpa menunggu lama.
“Kejadian ini menjadi pelajaran bersama bahwa konflik sekecil apa pun bisa berujung fatal jika tidak diredam dengan baik. Kami mengimbau masyarakat agar mengedepankan komunikasi dan menahan emosi dalam menyelesaikan masalah,” kata Kompol Taufik.
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya terus memperkuat sinergi antara kepolisian dan masyarakat melalui program Polisi RW dan patroli dialogis guna mencegah potensi tindak kriminal di wilayah hukum Polsek Kembangan.
Analisis dan Pesan Kemanusiaan
Kejadian tragis ini menyadarkan banyak pihak bahwa persoalan kejiwaan dan manajemen emosi memiliki peran penting dalam menjaga keamanan sosial. Pemerhati sosial menilai bahwa kasus semacam ini tidak hanya dilihat dari sisi hukum semata, namun juga aspek psikologis pelaku dan lingkungan sosialnya.
“Pelaku pembunuhan yang memiliki riwayat gangguan mental sering kali bertindak di luar kendali. Oleh karena itu, penting adanya pemeriksaan kejiwaan dan pendampingan psikologis di dunia kerja, terutama di sektor informal seperti proyek konstruksi,” ujar psikolog forensik, dr. Nadia Rahman, M.Psi.
Ia menambahkan, pekerja migran dari luar daerah sering kali menghadapi tekanan berat: mulai dari kondisi kerja keras, ekonomi menekan, hingga perasaan terisolasi di lingkungan baru. Kombinasi faktor tersebut bisa memicu konflik internal maupun antarpekerja.
“Dari sisi kemanusiaan, kasus ini juga menjadi pengingat bahwa solidaritas antarpekerja perlu dijaga. Jangan sampai rasa kesal sesaat justru menghilangkan nyawa orang lain,” tambahnya.
Penutup
Hingga berita ini diturunkan, pelaku WDW masih menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik Polsek Kembangan. Polisi juga menunggu hasil autopsi dari Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk memastikan penyebab kematian korban secara pasti.
Kasus ini menjadi bukti nyata bahwa kerja cepat aparat kepolisian mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat. Dalam waktu kurang dari 24 jam, kasus yang sempat menggemparkan warga Kembangan berhasil diungkap dengan jelas.
Kompol Taufik pun mengapresiasi seluruh jajarannya yang bekerja siang dan malam tanpa kenal lelah. “Kami akan terus berkomitmen menegakkan hukum, memberikan rasa aman, dan memastikan keadilan bagi setiap warga,” tutupnya.
Penulis: Tim Redaksi Sumateranewstv
Sumber: Humas Polres Metro Jakarta Barat
Tanggal: 9 Oktober 2025