NASIONAL, (Sumateranewstv. Com) – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa narkoba merupakan salah satu ancaman terbesar terhadap masa depan bangsa yang harus diperangi secara menyeluruh dan berkelanjutan. Hal tersebut disampaikan dalam acara pemusnahan barang bukti narkoba seberat 214,84 ton senilai Rp29,37 triliun yang digelar di Mabes Polri, Jakarta, pada Rabu, 29 Oktober 2025.
Acara ini menjadi momentum penting dalam memperingati satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo. Dalam kesempatan itu, Presiden menekankan bahwa persoalan narkotika tidak hanya sekadar urusan penegakan hukum, tetapi telah menjadi ancaman multidimensi yang merusak generasi muda, menghancurkan tatanan sosial, serta melemahkan fondasi moral dan ekonomi bangsa.
“Narkoba adalah musuh bangsa, musuh kemanusiaan, dan musuh masa depan kita. Tidak ada kompromi dalam perang melawan narkoba,” tegas Presiden Prabowo dalam pidatonya di hadapan para pejabat tinggi negara, Kapolri, Panglima TNI, Jaksa Agung, Menteri Hukum dan HAM, serta perwakilan lembaga negara lainnya.
Ancaman Global yang Mengintai Generasi Bangsa
Dalam sambutannya, Presiden menyoroti bahwa peredaran narkotika kini telah menjadi persoalan global dengan jaringan yang sangat luas dan modus operandi yang semakin canggih. Teknologi modern dan jaringan lintas negara telah dimanfaatkan oleh sindikat narkoba internasional untuk memasok barang haram tersebut ke Indonesia, baik melalui jalur laut, udara, maupun darat.
Menurut laporan yang diterimanya, Indonesia kini menjadi salah satu pasar narkoba terbesar di Asia Tenggara, di mana peredaran gelap narkotika tidak hanya menyasar kota besar, tetapi juga telah menjalar hingga ke pelosok desa. “Kita harus sadar, mereka yang ingin menghancurkan bangsa ini tidak perlu menyerang dengan senjata. Mereka cukup merusak moral generasi muda kita melalui narkoba,” ujar Presiden.
Presiden Prabowo juga menekankan bahwa ancaman narkoba bukan hanya persoalan kriminal, tetapi sudah menjadi ancaman terhadap kedaulatan bangsa. Ia mengingatkan bahwa negara-negara lain yang gagal mengendalikan peredaran narkoba akhirnya menghadapi degradasi sosial yang sangat parah, di mana produktivitas menurun dan angka kriminalitas meningkat tajam.
Seruan Sinergi Nasional Melawan Narkoba
Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyerukan penguatan sinergi antar lembaga dalam pemberantasan narkotika. Ia meminta agar seluruh aparat penegak hukum — mulai dari Polri, TNI, Kejaksaan, Bea Cukai, hingga lembaga rehabilitasi — dapat bekerja dalam satu komando, satu visi, dan satu semangat nasional.
“Polisi harus lebih sigap, harus kompak. Kerja sama dengan TNI, dengan Bea Cukai, dengan Kejaksaan. Semua lembaga kita harus jadi satu tim. Saya selalu mengatakan, kita harus bekerja dengan teamwork. Jangan ada ego sektoral, jangan loyalitas korps berlebihan. Kita satu korps — korps merah putih, korps NKRI,” tegasnya disambut tepuk tangan para peserta yang hadir.
Presiden menambahkan bahwa perang melawan narkoba membutuhkan kesatuan gerak dari semua elemen bangsa, termasuk masyarakat sipil, lembaga pendidikan, dan media massa. Ia menegaskan, “Ini bukan hanya tanggung jawab aparat, tapi tanggung jawab kita semua sebagai bangsa yang ingin menyelamatkan masa depan anak-anak kita.”
Pencegahan Sejak Dini di Dunia Pendidikan
Selain aspek penegakan hukum, Presiden Prabowo menilai bahwa pencegahan harus dimulai sejak dini melalui lembaga pendidikan dan kegiatan kepemudaan. Ia menekankan bahwa pendidikan karakter, moral, dan nasionalisme menjadi fondasi utama untuk membentengi generasi muda dari pengaruh buruk narkoba.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan penegakan hukum. Harus ada upaya sistematis di sekolah, kampus, dan organisasi kepemudaan untuk menanamkan nilai-nilai anti narkoba, cinta tanah air, serta semangat juang yang tinggi,” kata Presiden.
Ia juga mengajak para guru, orang tua, dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang bahaya narkoba. Menurutnya, lingkungan keluarga dan sekolah adalah benteng pertama yang mampu mencegah generasi muda terjerumus dalam penyalahgunaan zat berbahaya ini.
Peran Polri dan TNI Diperkuat dalam Pemberantasan Narkotika
Presiden memberikan apresiasi kepada Polri yang berhasil menggagalkan peredaran ratusan ton narkotika dalam setahun terakhir. Keberhasilan ini, menurutnya, merupakan hasil dari kerja keras, dedikasi, dan komitmen aparat dalam menjaga keamanan nasional. Namun demikian, Presiden juga mengingatkan agar Polri dan seluruh lembaga penegak hukum tidak cepat berpuas diri.
“Kita tidak boleh lengah. Setiap hari, sindikat narkoba mencari cara baru. Mereka punya dana besar, punya teknologi, punya jaringan internasional. Maka dari itu, kita harus lebih cerdas, lebih cepat, dan lebih bersatu dari mereka,” ujar Presiden.
Presiden juga menegaskan pentingnya dukungan dari TNI dalam pengawasan wilayah perbatasan dan laut, karena jalur penyelundupan narkoba sebagian besar menggunakan pelabuhan dan perairan yang sulit dijangkau. Dengan sinergi antara TNI dan Polri, pemerintah optimis bisa menekan masuknya narkoba dari luar negeri secara signifikan.
Penguatan Lembaga Rehabilitasi dan Pemulihan Korban
Selain menindak tegas para pelaku, Presiden Prabowo juga menaruh perhatian besar pada aspek kemanusiaan, khususnya terhadap korban penyalahgunaan narkotika. Ia menilai bahwa para pengguna harus diberi kesempatan untuk pulih dan kembali berkontribusi kepada masyarakat melalui program rehabilitasi yang manusiawi dan terintegrasi.
Pemerintah, lanjutnya, akan memperkuat kapasitas lembaga rehabilitasi baik milik pemerintah maupun swasta agar mampu menampung lebih banyak pasien dengan fasilitas dan tenaga medis yang memadai. “Kita tidak hanya menghukum, tetapi juga harus menyelamatkan. Rehabilitasi adalah bagian dari perjuangan kita melawan narkoba,” tegasnya.
Kerja Sama Internasional Diperkuat
Presiden Prabowo juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama internasional dalam memerangi jaringan narkotika lintas negara. Menurutnya, Indonesia tidak bisa berdiri sendiri karena peredaran narkoba bersifat global dan melibatkan banyak pihak di luar negeri.
“Kita harus memperkuat diplomasi dengan negara-negara tetangga dan lembaga internasional untuk menutup jalur suplai narkoba. Perlu juga ada kerja sama dalam hal pertukaran intelijen, teknologi pengawasan, dan pelatihan aparat,” ujar Presiden.
Ia menegaskan bahwa Indonesia siap menjadi negara yang proaktif dalam kerja sama global untuk memerangi narkotika, sekaligus menjadi contoh bagi negara lain dalam melindungi generasi muda dari bahaya zat terlarang tersebut.
Dukungan Masyarakat Kunci Keberhasilan
Presiden juga menyerukan peran aktif masyarakat dalam membantu aparat memerangi narkoba. Menurutnya, tanpa dukungan masyarakat, perang melawan narkoba tidak akan berhasil. “Laporkan jika ada aktivitas mencurigakan di lingkungan Anda. Jangan takut, karena negara akan melindungi setiap warga yang berani melawan kejahatan narkoba,” tegasnya.
Pemerintah berencana meluncurkan program edukasi dan kampanye nasional bertema “Indonesia Bersih Narkoba 2030” yang akan melibatkan komunitas pemuda, pelajar, mahasiswa, tokoh agama, dan organisasi masyarakat. Program ini diharapkan menjadi gerakan moral dan sosial yang menyatukan seluruh lapisan bangsa dalam satu tekad yang sama: Indonesia bebas dari narkoba.
Pesan Presiden untuk Generasi Muda
Dalam bagian akhir sambutannya, Presiden Prabowo memberikan pesan khusus kepada generasi muda Indonesia. Ia mengingatkan bahwa masa depan bangsa ada di tangan mereka, sehingga penting untuk menjauhi segala bentuk penyalahgunaan narkotika yang bisa menghancurkan masa depan pribadi maupun bangsa.
“Kalian adalah penerus bangsa ini. Jangan biarkan diri kalian diperbudak oleh narkoba. Jadilah generasi yang kuat, sehat, dan tangguh. Indonesia membutuhkan kalian untuk memimpin di masa depan,” ucap Presiden dengan nada penuh semangat.
Presiden juga menekankan pentingnya membangun semangat nasionalisme dan disiplin di kalangan pemuda agar mereka menjadi benteng pertahanan moral bangsa. “Bangsa yang besar bukan hanya karena sumber dayanya, tetapi karena moral dan semangat juangnya. Kita harus pastikan generasi muda kita menjadi generasi pejuang, bukan pecandu,” tambahnya.
Penutup: Komitmen Pemerintah dalam Perang Melawan Narkoba
Acara pemusnahan barang bukti narkoba ini menjadi simbol nyata komitmen pemerintah dalam melindungi rakyat dari ancaman narkotika. Dengan pemusnahan 214,84 ton barang bukti senilai lebih dari Rp29 triliun, pemerintah menunjukkan keseriusannya untuk menindak tegas setiap pelaku yang terlibat dalam jaringan narkoba.
Presiden menegaskan bahwa perang melawan narkoba akan terus berlanjut dengan strategi yang lebih kuat, teknologi yang lebih maju, dan kolaborasi yang lebih luas. Ia juga memastikan bahwa pemberantasan narkoba akan tetap menjadi prioritas nasional selama masa pemerintahannya.
“Saya akan terus berdiri di garis depan dalam perang ini. Kita akan lawan sampai ke akar-akarnya. Kita tidak akan biarkan satu pun generasi kita.
Editor Redaksi Sumateranewstv. Com
