Sinergi Aparat Keamanan Menjadi Penentu dalam Mengendalikan Kobaran Api yang Menghanguskan Puluhan Rumah di Jayapura
Jayapura – Kepulan asap hitam pekat tiba-tiba membumbung tinggi dari kawasan Kompleks Kodam Lama, Jayapura, Papua, pada Selasa (tanggal kejadian). Dalam hitungan menit, suasana tenang di Kelurahan Numbay berubah menjadi kepanikan massal. Api yang diduga berasal dari salah satu dapur barak prajurit TNI itu dengan cepat menjalar ke perumahan sekitar akibat tiupan angin kencang dan jarak antarbangunan yang sangat rapat.
Peristiwa kebakaran besar ini tidak hanya membangkitkan duka mendalam bagi warga yang kehilangan tempat tinggal, tetapi juga memperlihatkan betapa kuatnya solidaritas antara aparat TNI dan Polri dalam menghadapi situasi darurat. Tanpa menunggu lama, kedua institusi pertahanan dan keamanan negara itu langsung bergerak cepat melakukan tindakan pemadaman api secara terpadu.
Kronologi Awal Munculnya Api
Menurut kesaksian sejumlah warga dan prajurit yang tinggal di sekitar lokasi, api pertama kali terlihat sekitar pukul 09.10 WIT dari area dapur barak lama. Beberapa anggota TNI yang tengah berada di sekitar lokasi berusaha memadamkan api dengan alat seadanya. Namun, karena struktur bangunan yang sebagian besar terbuat dari kayu serta banyaknya perabot mudah terbakar, kobaran api dengan cepat meluas.
“Kami melihat api awalnya kecil, tapi dalam waktu kurang dari 10 menit sudah menjalar ke rumah-rumah di sebelah barak,” ujar seorang warga bernama Antonius yang turut membantu proses evakuasi barang-barang milik tetangganya. “Angin kencang sekali waktu itu, jadi api cepat sekali menyebar,” tambahnya.
Dalam hitungan menit, suara sirene kendaraan terdengar mendekat. Beberapa personel TNI dari satuan terdekat segera membentuk barisan untuk menutup akses warga agar tidak terlalu dekat dengan area berbahaya. Tak lama kemudian, personel Polri dari Direktorat Samapta Polda Papua datang membawa satu unit Armoured Water Cannon (AWC) untuk membantu proses pemadaman.
Respons Cepat Polri dan TNI di Lokasi
Direktorat Samapta Polda Papua bergerak cepat setelah menerima laporan awal melalui pos komando. Satu unit AWC bersama personel Patroli Presisi Tombak Kancil 5.0 dikerahkan ke lokasi. Aksi tanggap darurat ini mendapat dukungan dari Brimob Polda Papua dan Polresta Jayapura Kota yang juga mengirim masing-masing satu unit AWC tambahan. Dengan demikian, total ada tiga unit AWC yang beroperasi dari berbagai arah untuk memadamkan api.
Di sisi lain, prajurit TNI dari Kodam XVII/Cenderawasih berkoordinasi dengan personel Polri untuk membuka jalur air dari hidran internal kompleks. Mereka bahu membahu menarik selang air, memecahkan tembok pembatas untuk menciptakan jalur evakuasi, dan memastikan warga sipil keluar dari area berbahaya.
“Kami tidak sempat berpikir panjang, yang penting selamatkan warga dan padamkan api,” ungkap seorang prajurit yang terlibat dalam operasi pemadaman. Menurutnya, sinergi antara anggota TNI dan Polri sangat terasa di lapangan. “Semua bergerak spontan tapi terkoordinasi,” katanya.
Peran Pemadam Kebakaran Kota Jayapura
Selain TNI dan Polri, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Jayapura juga turun tangan dengan mengerahkan sedikitnya tiga unit mobil damkar. Koordinasi lintas instansi berjalan cepat melalui radio komunikasi. Titik-titik kritis api segera diidentifikasi dan dikepung dari empat arah. Setiap unit memiliki tanggung jawab sektor masing-masing, memastikan tidak ada area yang terabaikan.
Pada pukul 10.30 WIT, atau sekitar satu jam setelah api pertama kali terlihat, kobaran api berhasil dijinakkan. Namun, tim gabungan masih melakukan pendinginan untuk memastikan tidak ada bara yang tersisa yang bisa memicu kebakaran ulang. Proses pendinginan berlangsung hingga menjelang siang hari.
Kerugian dan Dampak Sosial
Data sementara di lapangan menunjukkan bahwa sekitar 19 hingga 22 unit rumah hangus terbakar. Rumah-rumah tersebut terdiri atas barak prajurit aktif, rumah pensiunan TNI, serta beberapa hunian warga sipil. Tidak ada korban jiwa dilaporkan, tetapi sejumlah warga mengalami luka ringan akibat terkena pecahan kaca dan terjatuh saat berusaha menyelamatkan diri.
Kerugian material diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Banyak dokumen penting, perabot rumah tangga, hingga kendaraan roda dua ikut terbakar. Pemerintah setempat melalui BPBD Kota Jayapura sudah menyiapkan langkah tanggap darurat berupa penyediaan tenda pengungsian, logistik makanan, serta pakaian layak pakai bagi korban terdampak.
Koordinasi Antar Lembaga
Walikota Jayapura bersama Pangdam XVII/Cenderawasih dan Kapolda Papua turun langsung meninjau lokasi kejadian. Dalam keterangannya, mereka menyampaikan apresiasi terhadap kerja cepat personel TNI dan Polri yang mampu mengendalikan situasi dalam waktu relatif singkat.
“Sinergi ini adalah contoh nyata semangat gotong royong dan dedikasi aparat kita,” ujar Walikota Jayapura. Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah akan berkoordinasi dengan Kementerian Sosial untuk memberikan bantuan lanjutan kepada para korban.
Pihak kepolisian juga telah memasang garis polisi di seluruh area kebakaran untuk proses identifikasi dan penyelidikan awal. Tim Inafis Polresta Jayapura Kota bekerja sama dengan Pomdam XVII/Cenderawasih dalam mengumpulkan bukti-bukti yang bisa mengarah pada penyebab pasti kebakaran. Dugaan sementara mengarah pada korsleting listrik, namun penyelidikan masih terus dilakukan.
Kesaksian Warga dan Korban
Banyak warga mengaku masih trauma dengan kejadian tersebut. Seorang ibu rumah tangga bernama Maria mengatakan bahwa ia dan keluarganya hanya memiliki waktu beberapa menit untuk menyelamatkan diri. “Kami cuma bisa bawa surat penting dan pakaian di badan. Semua habis terbakar,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Sementara itu, seorang pensiunan TNI, Serma (Purn) Yohanis, yang rumahnya ikut terbakar, menyampaikan rasa haru atas solidaritas yang ditunjukkan oleh rekan-rekan TNI aktif dan anggota Polri. “Mereka tidak hanya memadamkan api, tapi juga membantu mengeluarkan barang-barang kami. Saya sangat berterima kasih,” tuturnya.
Solidaritas dan Kepedulian Sosial
Pasca kebakaran, berbagai organisasi masyarakat, lembaga keagamaan, dan komunitas sosial di Jayapura mulai bergerak mengumpulkan bantuan. Posko bantuan didirikan di beberapa titik, antara lain di halaman Kodam Lama dan Kantor Lurah Numbay. Warga sekitar juga terlihat saling membantu membersihkan puing-puing rumah yang terbakar.
“Kami akan gotong royong membangun kembali rumah warga yang terdampak,” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat. Menurutnya, bencana ini tidak boleh mematahkan semangat persaudaraan antarwarga Jayapura. “Musibah ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih siap dan waspada terhadap potensi kebakaran,” tambahnya.
Langkah Pemerintah dan Penanganan Lanjutan
Pemerintah Kota Jayapura berjanji akan melakukan relokasi sementara bagi keluarga korban yang kehilangan tempat tinggal. Selain itu, Dinas Sosial juga akan mendata ulang semua korban untuk memastikan bantuan tersalurkan tepat sasaran. “Kami akan berkoordinasi dengan pihak TNI, Polri, dan BPBD agar penanganan pascabencana berjalan optimal,” ujar Kepala Dinas Sosial Jayapura.
Selain itu, Dinas PUPR akan menurunkan tim teknis untuk menilai kondisi infrastruktur di sekitar lokasi kebakaran. Jalan, saluran air, dan jaringan listrik yang rusak akan segera diperbaiki agar aktivitas masyarakat bisa kembali normal.
Evaluasi dan Pencegahan ke Depan
Kapolda Papua menyampaikan bahwa pihaknya akan meningkatkan patroli keamanan di wilayah-wilayah padat penduduk dan berpotensi rawan kebakaran. “Kita akan berkoordinasi dengan PLN dan pemda setempat untuk melakukan inspeksi instalasi listrik rumah-rumah lama. Banyak bangunan di kawasan ini sudah berusia puluhan tahun dan belum dilakukan peremajaan kabel,” ujarnya.
Sementara itu, Pangdam XVII/Cenderawasih menegaskan pentingnya peningkatan kesiapsiagaan internal di lingkungan barak prajurit. “Setiap pos dan barak harus memiliki alat pemadam ringan, dan personel wajib dilatih cara penggunaannya,” tegasnya. Ia juga menyampaikan bahwa sinergi TNI-Polri dalam kejadian ini menjadi bukti nyata semangat kebersamaan dan pengabdian terhadap rakyat.
Refleksi atas Sinergi TNI-Polri
Peristiwa di Kompleks Kodam Lama ini bukan hanya tentang bencana kebakaran, tetapi juga tentang solidaritas. Di tengah situasi darurat, perbedaan seragam tidak menjadi penghalang. Baik TNI maupun Polri menunjukkan wajah sejati abdi negara: tangguh, sigap, dan humanis.
Gambaran aparat yang berjibaku di bawah terik matahari, menyiramkan air dari AWC, memanggul selang, dan mengevakuasi warga, menjadi simbol nyata kerja tanpa pamrih. Tidak sedikit personel yang tetap bekerja meski pakaian mereka basah kuyup dan tubuh dipenuhi jelaga. Semua berfokus pada satu tujuan: menyelamatkan nyawa dan meminimalisir kerugian.
Sinergi ini menjadi modal sosial berharga bagi Papua, khususnya Jayapura, yang kerap menghadapi tantangan kompleks baik dari sisi geografis maupun sosial. Kejadian ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara masyarakat, aparat keamanan, dan pemerintah daerah.
Penutup
Kebakaran di Kompleks Kodam Lama Jayapura meninggalkan luka dan kerugian, namun juga menorehkan kisah heroik tentang kerja sama, kepedulian, dan semangat kebersamaan. Dalam situasi yang menegangkan, TNI dan Polri membuktikan bahwa sinergi mereka bukan sekadar slogan, tetapi nyata dalam tindakan.
Proses rehabilitasi dan pemulihan pasca kebakaran akan memakan waktu, namun dengan gotong royong semua pihak, warga diyakini mampu bangkit kembali. Bagi aparat keamanan, kejadian ini menjadi refleksi penting bahwa kesiapsiagaan, kecepatan tanggap, dan koordinasi lintas lembaga adalah kunci dalam setiap penanganan bencana.
Sebagaimana diungkapkan salah satu warga yang rumahnya hangus terbakar, “Kami kehilangan harta, tapi kami tidak kehilangan harapan. Karena kami lihat sendiri bagaimana TNI dan Polri berjuang bersama kami.”
Semoga kebersamaan yang lahir dari duka ini menjadi fondasi bagi terciptanya Jayapura yang lebih tangguh, aman, dan bersatu.
Redaksi Sumateranewstv. Com