Polda Lampung Ikuti Penanaman Jagung Serentak Kuartal IV Secara Virtual Bersama Wakil Presiden Republik Indonesia

Press Release Nomor: 732 / X / HUM.6.1.1./ 2025 | Bidhumas

Rabu, 8 Oktober 2025

LAMPUNG SELATAN, (Sumateranewstv. Com)— Polda Lampung mengikuti kegiatan Penanaman Jagung Serentak Kuartal IV tahun 2025 secara virtual yang dipimpin oleh Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dan didampingi jajaran menteri serta Kapolri di Tangerang, Banten.

Ringkasan Peristiwa

Pada Rabu (8/10/2025), Polda Lampung bersama Pemerintah Provinsi Lampung dan berbagai pemangku kepentingan mengikuti acara nasional Penanaman Jagung Serentak Kuartal IV yang dipusatkan di Tangerang, Banten, melalui platform Zoom Meeting. Acara ini dipimpin langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, bersama Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan jajaran menteri terkait, sebagai bagian dari upaya strategis pemerintah mendukung program swasembada pangan nasional.

Di Lampung, kegiatan dipusatkan di Gudang Ketahanan Pangan Polri yang baru diresmikan di Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Hadir dalam kegiatan itu Kapolda Lampung Irjen Pol. Helmy Santika bersama Gubernur Lampung Rahmad Mirzani Djausal, Wakapolda Lampung Irjen Pol. Ahmad Ramadhan, Forkopimda Provinsi Lampung, pejabat daerah, serta para kelompok tani yang menjadi ujung tombak pelaksanaan program di lapangan.

Gudang Ketahanan Pangan: Kapasitas dan Fungsi Strategis

Gudang Ketahanan Pangan Polri yang berdiri di atas lahan Polri seluas sekitar ±7.000 m² ini memiliki daya tampung sekitar ±1.400 ton jagung, dibangun sesuai standar teknis yang disyaratkan Bulog. Sejak peresmiannya, gudang telah terisi awal sebanyak 30 ton jagung yang merupakan gabungan panen Bulog dan panen dari masyarakat sekitar.

Fungsi utama gudang ini adalah sebagai fasilitas penyimpanan hasil panen yang aman serta sebagai titik konsolidasi untuk distribusi. Dengan kapasitas yang memadai, gudang diharapkan berperan dalam menstabilkan pasokan lokal, menekan fluktuasi harga musiman, serta menjadi cadangan pangan lokal jika terjadi gangguan distribusi atau bencana alam.

Keberadaan gudang ini juga menjadi bagian dari strategi Polri untuk hadir dalam aspek hulu-ke-hilir ketahanan pangan: mulai dari pendampingan penanaman, pemeliharaan tanaman, pengolahan pasca panen, hingga penyimpanan dan distribusi hasil pertanian. Dengan demikian, peran kepolisian bukan hanya menjaga keamanan tetapi juga mendukung ketahanan dan kesejahteraan masyarakat.

Skala Penanaman dan Target Produktivitas

Dalam laporannya, Kapolda Lampung Irjen Pol. Helmy Santika menyampaikan rencana penanaman jagung oleh Polda Lampung dan jajarannya. “Untuk Penanaman Jagung Serentak Kuartal IV, Polda Lampung dan Jajaran akan menanam jagung dengan total luas lahan 1.054,10 hektar dari potensi luas lahan sebesar 5.299 hektar,” ucap Kapolda.

Angka ini menunjukkan skala intervensi yang signifikan — lebih dari seribu hektar lahan diarahkan untuk produksi jagung pada kuartal ini. Jika dikelola dengan baik dan dukungan teknis serta input yang memadai tersedia, potensi peningkatan produksi akan berdampak langsung pada ketahanan pasokan jagung di tingkat provinsi dan juga membantu memenuhi kebutuhan pakan ternak, industri, dan konsumsi lokal.

Rencana penanaman dengan skala besar ini menuntut koordinasi intensif antara Polda, Dinas Pertanian, Bulog, kelompok tani, serta penyuluh lapangan untuk memastikan bahwa tingkat produktivitas mencapai target dan panen dapat diproses serta disimpan dengan mutu yang baik.

Bantuan Alat dan Mesin Pertanian untuk Penguatan Pasca Panen

Untuk mendukung operasional gudang dan meningkatkan kapasitas pengolahan hasil pertanian pasca panen, Kapolri memberikan bantuan alat dan mesin pertanian kepada Polda Lampung. Bantuan tersebut meliputi:

  • 4 Unit Oven Pengering (Dryer) — untuk menurunkan kadar air jagung pasca panen sehingga mutu jagung sesuai standar penyimpanan dan pemasaran;
  • 4 Unit Hand Tractor — alat pengolahan lahan multifungsi yang membantu efisiensi kerja tani;
  • 4 Unit Mobil Pemipil Jagung — mesin yang mempercepat proses pemisahan tongkol dari biji jagung sehingga mengurangi waktu dan tenaga kerja pasca panen.

Kapolda menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan tersebut. “Bantuan ini sangat berarti bagi kami dan petani dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen di Lampung,” ujarnya. Bantuan mesin tersebut diharapkan mampu mengurangi kehilangan hasil panen (post-harvest loss), memperbaiki mutu hasil panen, dan mempercepat alur distribusi ke pasar sehingga pendapatan petani meningkat.

Penerapan teknologi pengeringan juga krusial mengingat penyimpanan jagung dengan kadar air tinggi rentan terhadap jamur dan kerusakan mutu. Dengan fasilitas pengering yang memadai, jagung dapat disimpan lebih lama dengan kualitas yang tetap terjaga.

Dukungan Benih dan Akses Pembiayaan

Pemerintah Provinsi Lampung turut memberikan dukungan konkret berupa benih jagung sebanyak 185 kg yang disalurkan kepada empat kelompok tani di Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Selain input benih, Provinsi juga memfasilitasi akses pembiayaan melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) Usaha Tani sebesar Rp65.000.000.

Dukungan benih dan pembiayaan ini mempertegas komitmen pemerintah daerah dalam memastikan bahwa para petani memiliki akses terhadap input produksi dan modal kerja. Ketersediaan benih unggul yang tepat dan modal kerja yang cukup menjadi dua elemen penting untuk mendorong keberhasilan musim tanam dan meningkatkan produktivitas per hektar.

Skema pembiayaan melalui KUR diharapkan mempermudah kelompok tani untuk membeli pupuk, pestisida ramah lingkungan, serta kebutuhan produksi lainnya tanpa beban bunga tinggi. Selain itu, pembiayaan tersebut juga dapat dipakai untuk memperbaiki infrastruktur kecil di tingkat lokal, seperti perbaikan jalan tani atau pembelian alat pasca panen sederhana.

Sinergi Multi-Pihak: Kunci Keberhasilan Aksi Lapangan

Kapolda Lampung menegaskan bahwa keberhasilan program ini bergantung pada sinergi antara Polda Lampung, Pemerintah Provinsi Lampung, pemerintah kabupaten/kota, Bulog, BAZNAS, kelompok tani, serta pelaku usaha pangan. Kolaborasi ini mencakup aspek teknis, logistik, pembiayaan, pelatihan, dan pemasaran hasil panen.

“Kami siap mendukung penuh program Asta Cita di bidang ketahanan pangan. Sinergi antara Polri, pemerintah daerah, dan stakeholder terkait akan terus kami tingkatkan untuk mendukung Asta Cita dalam hal swasembada pangan nasional,” tegas Kapolda.

Rangkaian kegiatan diakhiri dengan peninjauan lahan dan alat mesin pertanian di area Gudang Ketahanan Pangan Polri — sebuah langkah simbolis yang sekaligus menjadi bukti komitmen operasional Polda Lampung untuk mendampingi petani hingga proses panen dan penyimpanan.

Manfaat Ekonomi Lokal dan Dampak Sosial

Program penanaman jagung dengan dukungan penyimpanan yang memadai akan memberikan dampak ekonomi lokal yang signifikan. Pertama, peningkatan produksi dan kualitas jagung dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga tani. Kedua, masuknya teknologi pengolahan dan mesin pasca panen dapat membuka peluang kerja baru di sektor jasa agribisnis lokal — mulai dari operator pengering, operator pemipil, hingga tenaga pengemasan dan logistik.

Dari sisi sosial, keterlibatan aparat keamanan dan pemerintah dalam program ini meningkatkan rasa aman dan keyakinan bagi masyarakat bahwa ada dukungan struktural untuk usaha pertanian. Hal ini berpotensi mengurangi migrasi tenaga kerja muda dari desa ke kota karena kegiatan pertanian semakin produktif dan bernilai ekonomi.

Aspek Teknis yang Harus Diperkuat

Meskipun dukungan infrastruktur dan mesin telah diberikan, beberapa aspek teknis perlu mendapat perhatian lebih agar hasil yang diharapkan benar-benar tercapai:

  1. Manajemen persediaan gudang: perlunya SOP penyimpanan, rotasi stok, dan pengendalian mutu agar gudang berfungsi optimal;
  2. Pelatihan operator mesin: pelatihan teknis bagi petani dan operator lokal agar mesin pengering, hand tractor, dan pemipil digunakan secara efisien dan aman;
  3. Penguatan penyuluhan lapangan: pendampingan intensif oleh penyuluh pertanian dan penyuluh lapangan untuk transfer teknologi budidaya dan praktik IPM (Integrated Pest Management);
  4. Kemitraan pemasaran: perluasan jaringan pemasaran melalui Bulog, koperasi, dan pelaku industri pakan untuk memastikan hasil panen terserap dengan harga layak;
  5. Monitoring dan evaluasi: sistem monitoring berkala untuk memantau luas tanam, produktivitas, serta kendala teknis yang muncul di lapangan.

Perbaikan pada aspek-aspek ini akan menentukan sejauh mana potensi 1.054,10 hektar lahan dapat direalisasikan dan memberikan hasil nyata bagi petani di Lampung.

Risiko yang Perlu Diantisipasi

Program skala besar seperti ini juga memiliki risiko yang perlu diantisipasi, antara lain gangguan iklim (curah hujan ekstrem atau kekeringan), serangan hama dan penyakit tanaman, serta kendala logistik pada masa panen. Oleh karena itu, fasilitas seperti dryer sangat strategis untuk mengurangi risiko kerusakan mutu hasil panen akibat kelembapan tinggi.

Strategi mitigasi harus mencakup rencana darurat, misalnya distribusi cadangan benih tahan cuaca, penyediaan pestisida nabati atau solusi IPM, serta dukungan logistik cepat pada masa panen agar panen tidak tertunda dan harga jatuh karena stok yang menumpuk di pasar lokal tanpa akses distribusi.

Indikator Keberhasilan Program

Untuk menilai keberhasilan inisiatif ini, beberapa indikator kinerja yang dapat dipantau antara lain:

  • Peningkatan luas tanam jagung terkelola (hektar) yang direalisasikan vs target;
  • Rata-rata produktivitas (ton/ha) setelah pendampingan dan penggunaan mesin;
  • Persentase hasil panen yang melewati proses pengeringan dan pemipilan sebelum masuk gudang;
  • Jumlah petani yang mengakses KUR atau skema pembiayaan lain;
  • Peningkatan pendapatan rata-rata rumah tangga tani peserta program;
  • Ketersediaan stok jagung di gudang sebagai buffer pangan saat musim paceklik.

Pengukuran indikator ini secara berkala akan membantu Polda dan pemda menyesuaikan strategi, alokasi sumber daya, serta intervensi teknis sesuai kebutuhan lapangan.

Penutup: Komitmen Berkelanjutan untuk Ketahanan Pangan

Kegiatan Penanaman Jagung Serentak Kuartal IV yang diikuti Polda Lampung secara virtual dan ditandai dengan peresmian Gudang Ketahanan Pangan Polri di Lampung Selatan menegaskan komitmen kolektif antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk memperkuat ketahanan pangan di tingkat lokal dan nasional.

Bantuan mesin, dukungan benih, akses pembiayaan, serta kesiapan gudang menjadi fondasi awal yang kuat, namun keberhasilan jangka panjang terletak pada kesinambungan pendampingan teknis, penguatan rantai pasok, dan kemitraan pemasaran yang memastikan petani memperoleh manfaat ekonomi dari setiap musim tanam.

Dengan sinergi yang kuat, monitoring yang tepat, dan respons cepat terhadap tantangan, kontribusi Polda Lampung dan seluruh stakeholder terkait diharapkan mampu mendorong peningkatan produksi jagung, memperkuat ketahanan pangan, dan pada akhirnya menopang kesejahteraan masyarakat Lampung serta mendukung tercapainya target swasembada pangan nasional.

(Sumber: Press Release Bidhumas Polda Lampung Nomor 732 / X / HUM.6.1.1./ 2025 — 8 Oktober 2025)

Editor: Redaksi Sumateranewstv. Com.