Kades Sabuk Empat Di Demo Warga, Ini Penyebabnya

Lampung Utara – Gelombang unjuk rasa kembali mengguncang Kabupaten Lampung Utara. Ratusan warga Desa Sabuk Empat, Kecamatan Abung Kunang, mendatangi gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lampung Utara pada Rabu (24/09/2025). Mereka melakukan aksi demonstrasi menuntut agar kepala desa mereka, Anita, segera dicopot dari jabatannya. Aksi ini berlangsung dengan penjagaan ketat aparat kepolisian untuk menghindari potensi kericuhan.

Aksi Demo di DPRD Lampung Utara

Sejak pagi hari, massa warga mulai berdatangan dari berbagai dusun di Desa Sabuk Empat. Mereka membawa spanduk, poster, dan pengeras suara yang berisi tuntutan agar pemerintah daerah turun tangan menangani persoalan yang menurut mereka sudah terlalu lama dibiarkan. Dalam orasi yang dilakukan bergantian oleh perwakilan warga, tuntutan mereka jelas: Anita dianggap tidak lagi pantas memimpin karena diduga terlibat dalam berbagai persoalan serius, mulai dari dugaan penyalahgunaan Dana Desa hingga tuduhan melindungi pelaku kejahatan cabul di wilayahnya.

Di halaman gedung DPRD, warga menggelar aksi damai dengan tertib. Mereka berbaris, mengibarkan spanduk bertuliskan “Copot Kades Sabuk Empat” dan “Usut Dana Desa yang Disalahgunakan”. Sementara sebagian warga lainnya mengangkat poster bertuliskan “Kades Melindungi Pelaku Cabul, Harus Mundur!”.

Tuntutan Warga: Dana Desa dan Dugaan Perlindungan Pelaku Cabul

Persoalan utama yang menjadi pemicu amarah warga adalah dugaan penyalahgunaan Dana Desa yang dikelola Anita. Menurut warga, sejumlah program pembangunan desa yang seharusnya terealisasi dengan baik tidak berjalan sesuai harapan. Jalan desa masih rusak, sarana air bersih terbengkalai, dan beberapa program pemberdayaan masyarakat terhenti tanpa kejelasan. Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa ada aliran Dana Desa yang tidak sesuai peruntukannya.

Tidak hanya persoalan Dana Desa, isu yang lebih sensitif mencuat, yakni dugaan keterlibatan Anita dalam melindungi pelaku tindak asusila di desa tersebut. Warga menuding, bukannya menyerahkan kasus kepada pihak berwenang, Anita justru berusaha menutupi kasus itu. Tindakan ini memicu kemarahan karena dianggap tidak berpihak pada korban, terutama anak di bawah umur yang menjadi korban tindakan bejat tersebut.

Orasi Warga dan Pernyataan Sikap

Dalam orasinya, salah seorang perwakilan warga dengan lantang menyatakan bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan aksi sampai ada langkah nyata dari pemerintah daerah maupun aparat penegak hukum. “Kepala desa ini sudah tidak pantas menjadi pemimpin,” teriaknya yang kemudian disambut sorak sorai warga lainnya.

Warga juga menyampaikan pernyataan sikap tertulis yang dibacakan di depan gedung DPRD. Isi dari pernyataan tersebut antara lain:

  • Menuntut pencopotan Kepala Desa Sabuk Empat, Anita, dari jabatannya.
  • Meminta audit dan pemeriksaan menyeluruh terhadap pengelolaan Dana Desa Sabuk Empat.
  • Mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut dugaan perlindungan terhadap pelaku tindak cabul di desa.
  • Meminta DPRD dan Pemerintah Kabupaten Lampung Utara segera turun tangan menangani persoalan ini agar tidak berlarut-larut.

Pengamanan Ketat Aparat Kepolisian

Aksi unjuk rasa tersebut berlangsung cukup kondusif meskipun penuh dengan teriakan tuntutan. Aparat kepolisian dari Polres Lampung Utara dikerahkan untuk mengamankan jalannya aksi. Polisi tampak berjaga di depan gedung DPRD dan mengatur arus lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan. Sesekali, polisi juga melakukan pendekatan persuasif kepada warga agar aksi tetap berjalan damai.

Kapolres Lampung Utara melalui perwakilan jajarannya menyampaikan bahwa pihak kepolisian menghargai hak warga untuk menyampaikan pendapat di muka umum, tetapi tetap mengimbau agar aksi tidak anarkis. “Kami akan memastikan keamanan tetap terjaga, dan aspirasi warga bisa disampaikan dengan baik,” ujar salah seorang perwira pengendali lapangan.

Respons DPRD Lampung Utara

Pada saat unjuk rasa berlangsung, beberapa anggota DPRD Lampung Utara menemui perwakilan massa untuk mendengarkan langsung aspirasi mereka. Pertemuan singkat itu dilakukan di ruang rapat utama DPRD. Dalam pertemuan tersebut, warga dengan tegas menyampaikan bukti-bukti berupa dokumen serta catatan penggunaan Dana Desa yang dinilai tidak transparan. Selain itu, mereka juga menyampaikan laporan terkait kasus dugaan perlindungan terhadap pelaku tindak cabul.

Salah seorang anggota DPRD yang menerima aspirasi warga berjanji akan menindaklanjuti laporan tersebut. “Kami akan segera memanggil pihak-pihak terkait, termasuk Kepala Desa Sabuk Empat, untuk memberikan klarifikasi. Jika memang terbukti ada penyalahgunaan, kami akan rekomendasikan langkah-langkah hukum dan administrasi sesuai peraturan,” ujarnya.

Dampak Sosial di Desa Sabuk Empat

Kasus ini tidak hanya berdampak pada aspek pemerintahan desa, tetapi juga menimbulkan keresahan sosial di tengah masyarakat. Warga desa kini terbagi menjadi dua kelompok, yakni mereka yang mendukung tuntutan pencopotan kades dan mereka yang masih loyal kepada Anita. Kondisi ini menimbulkan ketegangan sosial yang dikhawatirkan bisa berkembang menjadi konflik horizontal apabila tidak segera diselesaikan.

Beberapa tokoh masyarakat mengaku prihatin dengan situasi ini. Mereka berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk mencari solusi terbaik. “Kami tidak ingin warga terus terpecah. Yang terpenting adalah keadilan ditegakkan, dana desa benar-benar digunakan untuk kepentingan rakyat, dan hukum ditegakkan tanpa pandang bulu,” kata salah seorang tokoh adat setempat.

Harapan Warga untuk Perubahan

Bagi warga Desa Sabuk Empat, aksi demonstrasi ini bukan hanya sekadar bentuk protes, melainkan juga sebuah harapan besar akan adanya perubahan di desa mereka. Mereka ingin kepala desa yang benar-benar bisa menjadi teladan, mengelola dana desa secara transparan, dan berpihak pada rakyat kecil.

Warga juga berharap agar pemerintah daerah lebih serius dalam melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Dana Desa di seluruh wilayah Lampung Utara. “Kasus ini bisa menjadi pelajaran, jangan sampai kepala desa yang seharusnya menjadi pelayan rakyat justru menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi,” ucap salah seorang warga.

Langkah Selanjutnya

Setelah aksi unjuk rasa berakhir, warga membubarkan diri dengan tertib. Namun, mereka menegaskan bahwa jika tuntutan tidak ditindaklanjuti, mereka akan kembali melakukan aksi dengan jumlah massa yang lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa persoalan di Desa Sabuk Empat sudah mencapai titik kritis dan tidak bisa lagi dibiarkan berlarut-larut.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Anita selaku Kepala Desa Sabuk Empat. Pihak media masih berusaha menghubungi yang bersangkutan untuk mendapatkan klarifikasi terkait tuduhan yang dilayangkan oleh warga. Sementara itu, DPRD dan pemerintah daerah diharapkan segera memberikan jawaban atas aspirasi warga agar ketegangan bisa mereda.

(Redaksi/Sumateranewstv)