DPRD Lampung Utara Desak BGN Beri Sanksi Dapur MBG Setelah Puluhan Siswa Diduga Keracunan Dari Makanan Bergizi Gratis

Lampung Utara, (Sumateranewstv. Com) – Persoalan siswa di Kabupaten Lampung Utara yang diduga keracunan dari Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali menyita perhatian publik dan pejabat daerah. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lampung Utara menilai Badan Gizi Nasional (BGN) layak memberikan sanksi kepada dapur MBG yang lalai dalam menjaga kualitas makanan. Kejadian ini mencuat pada Selasa (30/09), dan langsung menuai reaksi dari berbagai pihak, khususnya kalangan legislatif.

Ketua Komisi IV DPRD Lampung Utara, Imam Santoso, menegaskan bahwa persoalan ini bukanlah kesalahan dari program pusat. Ia menilai bahwa MBG merupakan program strategis yang sangat penting untuk masa depan generasi muda Indonesia. Akan tetapi, kelalaian dari dapur penyedia makanan menjadi penyebab utama munculnya kasus keracunan yang menimpa siswa.

"Jika dapur tidak bisa menjaga kualitas dan higienisitas makanannya, ya lebih baik BGN memutus kerjasamanya terhadap dapur MBG yang bermasalah," tegas Imam Santoso saat dihubungi wartawan.

Menurutnya, kejadian ini harus dijadikan pelajaran penting oleh seluruh dapur penyedia MBG di berbagai daerah. Ia berharap insiden seperti ini tidak kembali terulang karena bisa mencoreng tujuan mulia dari program tersebut, yaitu meningkatkan gizi anak bangsa agar lebih sehat dan cerdas.

"Ini pelajaran untuk semua dapur, kalau bisa ini kejadian yang terakhir. Mereka mestinya menjaga kualitas dan higienis makanan yang diberikan kepada siswa," imbuhnya.

Kasus Keracunan MBG di Lampung Utara

Diberitakan sebelumnya, puluhan siswa SMAN 4 Kotabumi Kabupaten Lampung Utara harus dilarikan ke dua rumah sakit terdekat setelah diduga keracunan usai menyantap makanan MBG di sekolah. Kejadian itu sontak menimbulkan kepanikan di kalangan orang tua murid, guru, dan masyarakat sekitar.

Menurut informasi terkini, terdapat sedikitnya 32 siswa dari SMAN 4 Kotabumi yang mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Handayani dan RSUD Ryacudu Kotabumi. Beberapa siswa dilaporkan mengalami gejala mual, muntah, pusing, hingga lemas setelah menyantap menu MBG yang disediakan oleh dapur penyedia.

Respons Pemerintah Daerah

Pemerintah Kabupaten Lampung Utara juga ikut turun tangan menanggapi kasus ini. Dinas Kesehatan setempat segera melakukan investigasi untuk memastikan penyebab keracunan massal tersebut. Tim medis dari Dinkes Lampung Utara melakukan pemeriksaan sampel makanan dan mengambil data dari siswa yang menjadi korban.

Hingga saat ini, hasil laboratorium masih ditunggu untuk memastikan apakah benar makanan MBG yang menjadi penyebab utama keracunan atau ada faktor lain yang turut memengaruhi. Namun, dugaan kuat tetap mengarah pada kelalaian dapur penyedia MBG.

Program MBG dan Tujuan Mulianya

Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program unggulan pemerintah pusat yang bertujuan memberikan akses makanan sehat dan bergizi bagi pelajar di seluruh Indonesia. Tujuan utama program ini adalah mengatasi permasalahan stunting, malnutrisi, dan ketidaksetaraan akses gizi di kalangan anak sekolah.

MBG dianggap sebagai langkah strategis dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045 dengan memastikan generasi muda mendapatkan asupan gizi seimbang. Namun, insiden di Lampung Utara ini menimbulkan pertanyaan besar tentang bagaimana pengawasan dilakukan terhadap dapur penyedia makanan di berbagai daerah.

Suara Publik dan Netizen

Kejadian ini juga ramai dibicarakan di media sosial. Banyak netizen menyuarakan kekecewaan mereka terhadap kualitas pengelolaan program MBG di daerah. Sebagian besar menilai bahwa insiden ini seharusnya bisa dicegah jika ada sistem pengawasan ketat dari pihak berwenang.

Beberapa akun media sosial bahkan menandai akun resmi DPRD Lampung Utara dan BGN, menuntut adanya transparansi hasil investigasi serta sanksi tegas terhadap dapur penyedia makanan yang terbukti lalai.

Harapan ke Depan

DPRD Lampung Utara menegaskan kembali pentingnya menjaga keberlanjutan program MBG. Meski sempat tercoreng dengan kasus keracunan ini, program tersebut tetap dianggap sebagai investasi penting untuk masa depan bangsa.

Imam Santoso menekankan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap program MBG harus tetap dijaga. Karena itu, evaluasi menyeluruh terhadap mitra penyedia makanan sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Kesimpulan

Kasus dugaan keracunan MBG di SMAN 4 Kotabumi menjadi alarm bagi semua pihak, baik penyedia dapur, pemerintah daerah, maupun pemerintah pusat. Kejadian ini memperlihatkan betapa pentingnya pengawasan dan standar kualitas makanan dalam program sebesar MBG. Jika hal ini diabaikan, maka tujuan mulia dari program tersebut bisa berbalik menjadi bumerang bagi kesehatan anak-anak.

Publik kini menanti hasil investigasi resmi dari pihak terkait. Apakah benar makanan MBG yang menjadi penyebab utama keracunan, atau ada faktor lain yang turut berperan? Jawaban atas pertanyaan ini akan menentukan langkah tegas selanjutnya, termasuk kemungkinan pemberian sanksi kepada dapur penyedia yang terbukti lalai.

(Sumber: KWIP-tim) 

Redaksi Sumateranewstv.com.