Sumateranewstv. Com - Melawan Korupsi dengan Gerakan Nyata: LSM Triga Nusantara Indonesia dan Dedikasi untuk Bangsa
Korupsi telah menjadi penyakit kronis yang menggerogoti sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari kasus PT Timah yang merugikan negara hingga Rp 300 triliun hingga skandal e-KTP sebesar Rp 2,3 triliun, kita melihat betapa sistemik dan masifnya dampak korupsi terhadap ekonomi, kesejahteraan rakyat, serta kepercayaan publik terhadap pemerintah dan institusi hukum.
Angka-angka fantastis tersebut bukan sekadar data; mereka mencerminkan hilangnya kesempatan bagi rakyat untuk mendapatkan pendidikan yang layak, infrastruktur yang memadai, layanan kesehatan yang berkualitas, serta kesejahteraan sosial yang seharusnya menjadi hak setiap warga negara.
Dalam menghadapi realitas ini, LSM Triga Nusantara Indonesia di bawah kepemimpinan H. Rahmat Gunasin tidak tinggal diam. Dengan komitmen tinggi terhadap pemberantasan korupsi, organisasi ini terus mengawal transparansi, mengungkap skandal korupsi, serta mendorong reformasi kebijakan guna menciptakan pemerintahan yang bersih dan berintegritas.
Langkah Berani: Lelang Lukisan Affandi untuk Perjuangan Anti-Korupsi dan Digitalisasi
Sebagai bukti nyata perjuangan, LSM Triga Nusantara Indonesia mengambil langkah luar biasa dengan melelang lukisan maestro Affandi tahun 1971, Leak Bali, seharga 50 miliar rupiah. Dana ini akan dialokasikan untuk dua tujuan utama:
1. Penguatan Gerakan Anti-Korupsi
Investigasi lebih mendalam terhadap kasus-kasus yang merugikan negara dan rakyat.
Peningkatan kapasitas advokasi dan pemberdayaan masyarakat dalam mengawal anggaran publik.
Mendorong transparansi di berbagai sektor strategis agar korupsi tidak lagi berulang.
2. Pengembangan Infrastruktur Digital
Membangun platform digital untuk memantau kebijakan dan proyek pemerintah secara real-time.
Mengedukasi masyarakat melalui sistem informasi berbasis data agar mereka lebih peka terhadap indikasi korupsi.
Menghubungkan jaringan advokasi secara nasional agar pemberantasan korupsi lebih efektif dan terkoordinasi.
Dari "Bumi Manusia" ke Indonesia Masa Kini: Sebuah Relevansi Perjuangan
Apa yang kita hadapi saat ini bukan hal baru. Sejarah mengajarkan bahwa korupsi, ketidakadilan hukum, dan kesewenang-wenangan penguasa telah lama menjadi tantangan di negeri ini. Pramoedya Ananta Toer dalam Bumi Manusia menggambarkan bagaimana sistem kolonial dan feodal menciptakan ketimpangan, di mana hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas—sebuah fenomena yang masih kita saksikan hingga hari ini.
Seperti Minke, tokoh utama dalam Bumi Manusia, yang melawan sistem kolonial melalui tulisan dan pemikiran kritis, LSM Triga Nusantara Indonesia juga menggunakan gerakan advokasi, edukasi, dan transparansi sebagai senjata utama dalam perang melawan korupsi.
Saatnya Bergerak: Perubahan Ada di Tangan Kita!
Korupsi tidak akan berhenti jika hanya ditangani oleh segelintir orang atau lembaga penegak hukum. Perubahan besar membutuhkan partisipasi semua elemen masyarakat—LSM, media, akademisi, aktivis, hingga rakyat biasa yang berani bersuara.
Apa yang dilakukan LSM Triga Nusantara Indonesia hari ini bukan hanya langkah besar, tetapi juga panggilan bagi kita semua untuk berani berdiri melawan korupsi. Kita tidak bisa terus-menerus menjadi korban; kita harus menjadi agen perubahan!
Mari kita kawal anggaran, awasi kebijakan, dan perkuat gerakan masyarakat sipil untuk Indonesia yang lebih bersih, adil, dan bermartabat. Perjuangan ini belum selesai, dan kita tidak akan mundur!
# Arif Rahman #